Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ramadan di zaman nabi
MENU
About Us  

Malam hari itu ziyad akhirnya pergi ke Masjid untuk melaksanakan ibadah ibadah Maghrib dan sekalian shalat tarawih waktu setelah buka puasa

 

Pas mau shalat Maghrib.

 

"Lah kok sepi?! Kayaknya pada shalat di rumah deh" -ucap ziyad

 

Ketika itu ziyad langsung mendengar adzan kumandang dari masjid sebelah

 

Ia mengingat kembali ceramah yang pernah ia dengar—bahwa di akhir Ramadan, sebagian orang mulai merasa lelah dan ibadah mereka bisa menurun. Tapi, Ziyad merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar rasa lelah.

 

Setelah ziyad shalat Maghrib ziyad menunggu orang yang ingin tarawih, Tetapi pada saat itu malah mencium bau aroma yang wangi nya gak kalah ampun

 

"Loh ini wangi apaan?!" -Ucap ziyad

 

Pada saat itu akhirnya ia mencari tahu itu apaan dan ternyata aroma itu tidak berasal dari mana mana hanya saja itu adalah parfum yang disemprot.

 

Tiba tiba ziyad halusinasi

 

"Eh kok jadi gelap?!" -ucap ziyad

 

Nabi Muhamad ada di depannya dan tersenyum kepada ziyad

 

"Umatku........." -ucap nabi Muhammad

 

"Tunggu ya rosul?!" -Ziyad dengan terkejut

 

Ziyad melihat nabi Muhamad dengan keadaan itu dan ia bingung dengan keadaan ini.

 

Ketika melihat itu akhirnya merasa ingin mual tapi gak jadi

 

Saat di shalat tarawih

 

Setelah shalat Isya dan tarawih dimulai, Ziyad merasa matanya semakin berat. Di rakaat kedua, ketika ia sujud, kesadarannya mulai memudar. Sekali lagi, ia merasa tertarik ke dalam dunia yang berbeda.

 

Saat terbangun dalam mimpinya, ia kembali ke Madinah di masa Rasulullah ﷺ. Tapi kali ini, suasana terasa lebih sunyi, lebih tenang.

 

Ia berjalan di jalanan Madinah yang dipenuhi cahaya bulan. Lalu, ia mendengar suara langkah kaki. Ketika menoleh, ia melihat sosok seorang lelaki berjalan ke arahnya. Wajahnya bercahaya, penuh ketenangan dan kebijaksanaan.

 

Kembali ke Masa Lalu dalam Mimpi

 

Setelah mendengar kata-kata Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ziyad masih terdiam. Udara malam di Madinah begitu sejuk, angin berhembus pelan, membawa aroma tanah dan kurma yang khas. Ia merasa seperti benar-benar berada di masa lalu, seolah tubuh dan jiwanya telah dipindahkan ke zaman Rasulullah ﷺ.

 

Tiba-tiba, suara derap langkah kuda terdengar menggema di jalanan kota. Ziyad menoleh ke arah suara itu dan melihat sekelompok orang berkuda mengenakan pakaian perang. Mereka membawa pedang yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Di depan barisan itu, berdiri seorang lelaki dengan wajah tegas dan sorot mata penuh keyakinan.

 

Dialah Umar bin Khattab.

 

"Wahai anak muda, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Umar dengan suaranya yang lantang namun penuh wibawa.

 

Ziyad menelan ludah. "Aku... aku tidak tahu. Aku hanya tiba-tiba berada di sini."

 

Umar menatapnya tajam lalu mengangguk. "Jika kau berada di sini, berarti ada sesuatu yang harus kau saksikan. Ikutlah denganku."

 

Tanpa ragu, Ziyad mengikuti Umar dan pasukannya. Mereka berjalan menuju sebuah tempat di luar Madinah, di mana api unggun menyala di kejauhan. Saat mereka semakin mendekat, Ziyad menyadari bahwa tempat itu adalah medan perang.

 

Perang Uhud

 

Di hadapannya, ratusan pasukan Muslim bersiap menghadapi pasukan Quraisy. Ziyad bisa melihat para sahabat Rasulullah ﷺ yang dikenalnya dari sejarah—Hamzah bin Abdul Muttalib, Ali bin Abi Thalib, dan Sa’d bin Abi Waqqas. Mereka semua bersiap dengan penuh semangat, wajah mereka memancarkan keberanian dan keimanan.

 

Namun, yang paling menarik perhatian Ziyad adalah sosok Rasulullah ﷺ yang berdiri di tengah-tengah mereka, memberikan arahan dengan tenang. Pakaian perangnya sederhana, tapi auranya begitu kuat, begitu menenangkan.

 

Ziyad ingin berlari dan menyapa Rasulullah ﷺ, tetapi tubuhnya terasa kaku. Hatinya bergetar melihat Nabi yang selama ini hanya bisa ia bayangkan dari kisah-kisah sejarah.

 

Tiba-tiba, suara terompet perang berkumandang. Pasukan Quraisy mulai menyerang, dan perang pun pecah.

 

Ziyad melihat bagaimana kaum Muslimin bertarung dengan gagah berani. Hamzah menerjang musuh dengan penuh kekuatan, Ali bergerak lincah dengan pedangnya, dan Sa’d bin Abi Waqqas memanah dengan presisi yang luar biasa.

 

Namun, sesuatu terjadi.

 

Sebagian pasukan Muslim yang bertugas menjaga bukit pemanah mulai turun ke medan perang, mengira bahwa mereka telah menang. Ziyad menyadari apa yang akan terjadi—pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid (yang saat itu belum masuk Islam) akan menyerang balik dari belakang.

 

"Tidak! Jangan tinggalkan bukit itu!" teriak Ziyad, tetapi suaranya tidak terdengar oleh siapa pun.

 

Benar saja, Khalid bin Walid dan pasukannya memutar balik dan menyerang pasukan Muslim dari arah belakang. Kekacauan pun terjadi. Pasukan Muslim mulai tercerai-berai, dan banyak yang gugur.

 

Ziyad melihat Rasulullah ﷺ terkena serangan hingga terjatuh. Darah mengalir dari wajah beliau, gigi beliau patah, dan para sahabat berusaha melindunginya dengan sekuat tenaga.

 

Hatinya mencelos. Ia ingin melakukan sesuatu, ingin membantu, tetapi tubuhnya tetap membeku di tempat.

 

Di tengah kepanikan itu, seorang pria dengan wajah penuh darah berlari ke arah Rasulullah ﷺ, melindungi beliau dengan tubuhnya sendiri. Itu adalah Abu Dujanah, salah satu sahabat yang paling setia.

 

Ziyad merasa napasnya semakin berat. Ia ingin berteriak, ingin menangis, tetapi semuanya terasa begitu nyata.

 

Lalu, tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

 

Kembali ke Dunia Nyata

 

Ziyad terbangun dengan napas tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia masih berada di masjid, dan shalat tarawih telah usai.

 

Ia menatap sekeliling dengan bingung. Beberapa orang mulai beranjak pulang, sementara sebagian lainnya masih berzikir.

 

Ziyad memegang dadanya. Hatinya masih berdegup kencang.

 

Mimpi itu... begitu nyata.

 

Ia baru saja menyaksikan Perang Uhud dengan matanya sendiri.

 

Dan kini, ia sadar bahwa perjalanan ini belum berakhir.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rewrite
9187      2670     1     
Romance
Siapa yang menduga, Azkadina yang tomboy bisa bertekuk lutut pada pria sederhana macam Shafwan? Berawal dari pertemuan mereka yang penuh drama di rumah Sonya. Shafwan adalah guru dari keponakannya. Cinta yang bersemi, membuat Azkadina mengubah penampilan. Dia rela menutup kepalanya dengan selembar hijab, demi mendapatkan cinta dari Shafwan. Perempuan yang bukan tipe-nya itu membuat hidup Shafwa...
Lantunan Ayat Cinta Azra
7396      1396     3     
Romance
Lantunan Ayat Cinta Azra adalah kisah perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mung...
Bersua di Ayat 30 An-Nur
930      457     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang wanita muslimah yang penuh liku-liku tantangan hidup yang tidak tahu kapan berakhir. Beberapa kali keimanannya di uji ketaqwaannya berdiri diantara kedengkian. Angin panas yang memaksa membuka kain cadarnya. Bagaimana jika seorang muslimah seperti Hawna yang sangat menjaga kehormatanya bertemu dengan pria seperti David yang notabenenya nakal, pemabuk, pezina, dan jauh...
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1120      603     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
Melihat Tanpamu
141      115     1     
Fantasy
Ashley Gizella lahir tanpa penglihatan dan tumbuh dalam dunia yang tak pernah memberinya cahaya, bahkan dalam bentuk cinta. Setelah ibunya meninggal saat ia masih kecil, hidupnya perlahan runtuh. Ayahnya dulu sosok yang hangat tapi kini berubah menjadi pria keras yang memperlakukannya seperti beban, bahkan budak. Di sekolah, ia duduk sendiri. Anak-anak lain takut padanya. Katanya, kebutaannya...
Rencana Allah
354      262     1     
Inspirational
Sebaik baiknya Rencana kita, namun Lebih baik lagi rencana Allah,Allah maha mengetahui Apa yang terbaik untuk Hambanya
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
576      323     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
TRAUMA
123      108     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova
F I R D A U S
737      489     0     
Fantasy
FAKE NERD AND BLIND ALPHA
2905      1085     4     
Fantasy
Seorang Alpha buta berjuang menjaga matenya dari garis taqdir yang berkali-kali menggores kebahagian mereka. Jika jarum runcing taqdir mengkhianati mereka, antara cinta ataukah kekuatan yang akan menang?