Ziyad akhirnya ketiduran lagi sedangkan Ruby masih menahan ketakutan kepada jin yang melihat ke arah Ruby
Saat ziyad ketiduran Ruby malah makin ketakutan tapi ia harus menemani ziyad tidur dan mengawasi ziyad
Saat ziyad terbangun di mimpi
"Tunggu dulu ini di mana?!" -Tanyanya ziyad
"Eh kamu kenapa?!" -Kata Aisyah binti abu bakar
"Gak apa apa kok" -ucap ziyad
Ziyad akhirnya melihat Aisyah binti abu bakar dikenal memiliki paras yang cantik, tubuh yang tinggi, dan kulit yang putih.
"Eh itukan Aisyah?! Astaga malah lupa gue" -Kata ziyad di dalam hati
Ziyad malah tak tahu akhirnya ia terbangun dan Ruby rasa itu dia sedang menjaga dan mengawasi ziyad
"Kamu siapa?!" -ucap Ruby
"Kamu kenapa sih?!" -Kata ziyad
Ruby ketakutan melihat hantu seram begitu, mata hitam, bola mata putih, dan rambut panjang gak di tutup, bibir robek, baju putih, dll. Lebih seram malah
Ziyad akhirnya tertidur lagi dan terbangun mengalami Lucid dream.
"Tunggu dulu kemana lagi aku?!" -Kata ziyad
Nabi Muhamad tersenyum melihat ziyad terbangun dan terus bertanya tanya
"umatku......."
Ziyad akhirnya Tercengang melihat nabi Muhamad ada di depan
"Kalau begini gua gak usah tidur" -kata ziyad
Nabi muhamad langsung tersenyum
"Kau bilang apa wahai umatku?!" -Jawab nabi Muhamad
Ziyad pun langsung terkejut dan berkata
"oh tidak apa apa" -Jawab ziyad
Ziyad hanya terdiam saja dan tidak berkata apa apa akhirnya ia memutuskan untuk menepatkan hal itu di otaknya
Nabi Muhammad ﷺ menatap Ziyad dengan penuh kelembutan. Seolah memahami kegelisahan yang berkecamuk di dalam hatinya.
"Umatku, kau terlihat gelisah," ujar Rasulullah ﷺ dengan suara yang tenang.
Ziyad menelan ludah. "Aku... Aku hanya bingung. Aku tidak tahu mengapa aku selalu kembali ke tempat ini. Mengapa aku terus bertemu denganmu, ya Rasulullah?"
Nabi ﷺ tersenyum. "Setiap jiwa memiliki perjalanannya sendiri. Allah mempertemukan kita bukan tanpa alasan."
Ziyad mengernyitkan dahi. "Lalu apa alasan itu?"
Rasulullah ﷺ tidak langsung menjawab. Sebaliknya, beliau mengangkat tangan dan menunjuk ke arah kejauhan.
Ziyad menoleh dan melihat sebuah medan perang. Pasukan Muslim bersiap dengan pedang terhunus. Di garis depan, ia melihat sosok gagah perkasa—Khalid bin Walid, sang 'Pedang Allah yang Terhunus'.
Khalid memimpin pasukan dengan penuh percaya diri. Debu mengepul, kuda-kuda berderap, dan pekikan takbir menggema.
Ziyad tercekat. Ia tahu ini bukan sekadar mimpi biasa. Ini adalah potongan sejarah.
"Kau melihatnya?" tanya Rasulullah ﷺ.
Ziyad mengangguk perlahan.
"Inilah perjuangan yang membawa Islam hingga ke tanganmu hari ini," lanjut Rasulullah ﷺ. "Dan perjuangan ini tidak berhenti di sini. Setiap generasi memiliki tugasnya. Lalu, apa yang akan kau lakukan untuk agamamu?"
Ziyad terdiam. Kata-kata Rasulullah ﷺ mengguncang hatinya.
Namun, sebelum ia bisa menjawab, pandangannya tiba-tiba menjadi buram. Dunia seakan berputar, dan suara Rasulullah ﷺ mulai menghilang.
Ketika ia membuka mata, ia kembali ke dunia nyata.
Ruby masih di sana, wajahnya penuh ketakutan.
"Kamu kenapa?!" serunya.
Ziyad menarik napas dalam, berusaha memahami apa yang baru saja ia alami.
"Aku... Aku harus mencari tahu apa maksud semua ini," gumamnya.
Tapi pada saat itu Ruby malah mengingat kejadian yang ada di rumah sampai akhirnya ia harus tinggal di Madinah dengan sepupunya bareng.