Ziyad mengamati kota kota masa lalu ini dan ini hanya terlihat seperti apa yang ia lakukan selama ini
Menghela nafas
"Kita berada di mana?!" -Kata ziyad dengan bertanya
Seseorang itu menjawab
"Kita ada disini"
Ziyad masih mencoba mengatur napasnya, matanya menelusuri pemandangan di sekelilingnya. Kota ini tampak begitu nyata—bangunan dari tanah liat, jalan-jalan berdebu, dan orang-orang dengan pakaian khas Arab zaman dulu berjalan melewatinya.
Ia menelan ludah. Ini jelas bukan Madinah yang ia kenal di masa kini.
"Kita… berada di mana?" tanyanya dengan suara gemetar.
Orang di sampingnya—seorang pria berjanggut dengan sorban melingkar di kepalanya—menoleh padanya dan tersenyum.
"Kita ada di Madinah, di masa Rasulullah ﷺ," jawabnya tenang.
Ziyad terkejut. Pikirannya berkecamuk. Bagaimana mungkin? Ia baru saja berada di medan perang Uhud, dan sekarang tiba-tiba berada di kota ini dalam keadaan damai?
Ia melihat sekeliling, mencoba mengenali tempat ini. Perlahan, ia mulai menyadari sesuatu—ini adalah Madinah sebelum perang, sebelum kekacauan. Orang-orang sibuk dengan aktivitas mereka, anak-anak berlari-lari di jalanan, pedagang menawarkan dagangan mereka dengan suara lantang.
Namun, ada satu hal yang membuat Ziyad merinding.
Di kejauhan, di salah satu sudut kota, ia melihat seseorang berdiri.
Sosok itu berpakaian putih, penuh wibawa, dan menatapnya dengan penuh ketenangan.
Hatinya berdebar. Ia mengenali sosok itu.
"Nabi Muhammad ﷺ…"
Tubuh Ziyad gemetar. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ini bukan pertama kalinya ia melihat Rasulullah ﷺ dalam mimpinya, tetapi kali ini berbeda. Semuanya terasa lebih nyata.
Nabi ﷺ melangkah perlahan mendekatinya. Ziyad ingin berbicara, ingin bertanya kenapa ia ada di sini, tetapi lidahnya kelu.
Sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Nabi ﷺ tersenyum dan berkata,
"Umatku, engkau masih memiliki perjalanan yang panjang."
Sekejap kemudian, semuanya mulai memudar.
Ziyad terbangun.
Ia kembali berada di tempat tidurnya di Madinah masa kini. Keringat dingin membasahi dahinya, dadanya naik turun dengan cepat.
Mimpi lagi.
Tapi… apakah benar ini hanya mimpi?
Bangun lagi
Akhirnya ziyad juga sadar kalau ini mimpi, sudah beberapa kali ia mengalami Lucu dream.
Akhirnya ada suara azan dan ia datang ke masjid itu lalu masuk menjalankan ibadah puasa
Pada Saat beberapa kemudian ziyad malah gak nafsu makan dan ia malah pusing gitu saat mau makan
Lalu temannya itu penasaran
"Bro lu itu kenapa sih?!" -jawab temannya
"Gak apa apa bro" -ucap si ziyad
Temannya itu curiga kepada ziyad apa yang ia alami Saat ini membuatnya ia diam.
"Apa sih yang membuatmu diam?!"
"Bukannya kamu dari tadi ceria ya" -ucap temannya
"Gak apa apa lagi mau diem aja" -ucap ziyad
Ziyad juga lama kelamaan diem terus ia berada di mimpi lagi dan ia selalu bingung terhadap semua orang disini
"Ini kenapa pada ini sih?! Astaga!!" -ucap ziyad
Ziyad malah kaget kayak gitu saja padahal ia gak ngapa ngapain sama sekali
Tapi ziyad lagi lagi melihat seseorang lagi disitu ia bahkan terkejut lagi melihat seseorang yang berada di depannya dan berkata
"Mana mungkin?! dia bisa disitu" -ucap si ziyad
Padahal dia juga Sebenarnya lagi mimpi cuman Berasa kenyataan oleh karena itu mereka mimpi dan kena lucid dream.