"Lita, ini aku, Kevin," suara Kevin dari luar pintu kamar Lita
Lita menghela napas dan berjalan menuju pintu. Dia membuka pintu dan melihat Kevin sudah berdiri di depannya dengan senyum hangat.
"Hai, Lita. Aku bawain kamu makanan kesukaan kamu nih." menunjukkan kantong plastik berisi makanan
"Makasih ya, Vin."ucap Lita dengan tersenyum tipis
Mereka berdua duduk di ruang tamu. Kevin melihat wajah Lita yang murung dan langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres.
"Kamu kenapa, Lita? Cerita dong sama aku." Tanya kevin
"Aku lagi banyak masalah, Vin. Masalah keluarga, masalah cinta..."Jawa. Lita dengan menahan airmata nya
"Masalah keluarga? Om sama Tante kenapa ?"
Lita menceritakan semua yang terjadi kepada Kevin. Kevin mendengarkan dengan seksama dan mencoba menenangkan Lita.
"Lita, yang sabar ya. Aku tahu ini berat untuk kamu. Tapi kamu harus kuat. Aku yakin kamu bisa melewati semua ini."
"Aku takut, Vin. Aku takut aku tidak bisa."
"Kamu tidak sendirian, Lita. Ada aku di sini. Aku akan selalu ada untuk kamu."
"Makasih ya, Vin. Kamu memang sepupu terbaik aku." Memeluk kevin.
Kevin membalas pelukan Lita dan mengusap rambutnya dengan lembut. Dia tahu Lita sedang sangat rapuh dan dia ingin menjadi tempat bersandar untuk sepupunya itu.
"Sudah ya, jangan nangis lagi. Sekarang makan dulu yuk, aku lapar nih." Ucap Kevin mencoba mengalihkan pembicaraan
Lita mengangguk dan mereka berdua makan bersama. Kevin berusaha membuat Lita tertawa dengan cerita-cerita lucunya. Lita sedikit terhibur, tapi tetap saja masalahnya masih menghantuinya.
Lita masih berusaha untuk tegar, meskipun hatinya masih terluka. Dia mencoba untuk fokus pada sekolah dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Namun, setiap kali dia melihat Reno, hatinya kembali sakit.
Suatu sore, Lita sedang belajar di perpustakaan.
Tiba tiba ada gadis dengan berpenampilan tomboy mendatangi nya.
"Hai, Lita. Boleh aku duduk di sini?"