Loading...
Logo TinLit
Read Story - love is poem
MENU
About Us  

Ungkapan Artala selamanya
Dan selamanya Artala.

~Bagaskara.

Aku berterimakasih pada semesta ini sudah memperkenalkanku dengan Artala orang yang masih aku cintai setiap harinya.

"Selamat sore, sore ini aku masih mencintai Artala."

 

Langit selalu saja menampilkan hal cantiknya seperti Artala.

Namun, bukan soal keduanya sebab di langit biru nan luas, melingkarlah awan putih suci, bagaikan kapas lembut yang ditiup angin sepoi. Megha bernama, shukla warna, mridu bentuk, shanti bawa. Ia vriddhi di asha yang nirantara, menari di vayu yang anila, mengusung jala yang suci di loka yang maha suci.

Megha itu ananda bagi mata, santosha bagi jiwa. Ia prakriti yang indah, rupa yang menakjubkan, dharma yang abadi. Megha menceritakan kisah dari alam, menunjukkan keindahan yang tak terkira.

"Aku selalu memikirkan mu, jahat ya kamu Artala tolong berhenti menyiksaku seperti ini."

***

"Naskah," ungkapku memberikan Naskah beberapa kue.

"Eh, apa ini Artala?" aku meletakkan buku yang baru saja mau ku mulai membacanya.

"Cobain dulu Naska, kamu pasti suka ini itu buatan aku loh."

"Benarkah?" aku mengambil satu kue itu.

Jari-jariku menyentuh permukaan kue itu, lembut. Aku mengambilnya, perlahan, dengan hati-hati. Aroma manisnya langsung menyerbu hidungku, menggoda. Aku menatapnya, meneliti bentuknya yang sempurna, warna yang memikat, dan hiasan yang indah.

Aku menggigit kue itu, suara gigitan yang lembut menggema di telingaku. Rasanya manis, meleleh di lidahku. Aku memejamkan mata, menikmati sensasi lembutnya yang meleleh di mulutku. Kepuasan yang mendalam menyelimutiku, seolah-olah aku telah menemukan surga di dunia.

Aku menelan kue itu, dan menunggu dengan sabar untuk menikmati gigitan berikutnya. Aku tahu kue ini akan membuatku bahagia selama berjam-jam, apalagi kue dari Artala.

"Gimana enak gak, Naska?"

"Enak bangat, aku suka," aku mengacungkan jempol untuk Artala karena kue buatannya emang seenak itu.

"Makasih Naskah, ngomong ngomong kamu lagi apa di sini?"

"Langi mengkaji aksara ini, mau ikutan?"

"Engga dulu Naska pusing udah kepalaku, aku ke kelas deluan ya."

Naskah itu, bukan hanya sekadar manis, dia adalah manusia yang paling suka mengkaji aksara.

Dia menyukai buku-buku tua yang berbau kuno, menelusuri tulisan tangan yang indah, dan mencoba memahami bahasa yang sudah lama punah. Dia juga menyukai menulis, mengolah kata-kata menjadi kalimat yang indah dan bermakna.

Baginya, aksara bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga seni yang menakjubkan. Dia menikmati keindahan aksara, kekuatan aksara, dan kemampuan aksara untuk menghidupkan imajinasi.

Berbeda halnya denganku, aku paling malas jika di suruh mengkaji aksara, soalnya sangat susah, apalagi penulisannya.

 


Itu aksara, itu yang kami pelajari namun tidak pernah masuk ke otakku.

"Semesta apa yang di lakukan Artala saat ini ya," aku mendongakkan kepalaku ke atas langit.

Tidak adakah yang memberi jawaban padaku yang gundah ini? Atau sekedar memberi bocoran dengan siapa Arta sekarang, mungkin perempuan atau mungkin laki laki.

Memikirkan Artala launa saja membuat bahagia, benar ternyata semua tentangnya itu selalu menyenangkan.

"Deer," aku sengaja mengagetkan Bagas yang terlihat melamun.

"Ih, Cecep, untung aku ga kenal serangan jantung," diri ini yang tadinya mau melamun malah buyar karena di kagetkan Cecep.

"Mangkanyan jangan melamun dong, kesambet nanti apalagi di tempat seperti ini, mikirin apaan emangnya?"

"Mikirin, mikirin orang yang sudah lancang masuk ke pikiran aku, jahat Cep, dia terus terusan menyiksaku dengan rindu."

"Saha?"

"Ada deh perempuan itu sangat sempurna, bahkan aku tidak bisa mengenal perempuan lain selain dia, dan bunda."

"Sahasih orang nya? Ngomong ngomong dia manusiakan?" aku melirik Cecep melakukan pukulan reflek ke bahunya.

"Ihh, sakit Cecep. Gak tau sepertinya tidak deh, engga ada manusia seindah dia Cep."

"Penasaran siapa namanya?"

"Ga ngasih tau, takutnya nanti kamu juga suka sama dia Cep."

"Ada ada saja," aku menggeleng kepalaku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags