Read More >>"> Mermaid My Love (Chapter 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mermaid My Love
MENU
About Us  

Suatu hari bangsa penjarah dari golongan siluman piranha datang merusak tatanan kehidupan laut Atlantis. Mereka menyerang dengan brutal, menghabisi tanpa ampun. Keluarga duyung yang tak sanggup melawan mereka memilih untuk melarikan diri. Namun tak banyak dari mereka yang selamat.

Alya dan Marrinette berenang sekuat tenaga, menjauh dari tempat yang sudah berubah menjadi tempat mengerikan itu. Melawan ombak dengan susah payah. Mereka berenang ke arah lautan Hindia, hingga akhirnya menemukan sebuah pantai.

"Ugh, uhuk-uhuk." Marrinette mencengkram sebuah batu untuk membantu menyeret tubuhnya yang sudah lemah ketepi pantai.

"Marrinette, huuh," panggil Alya dengan kepayahan. "Sebaiknyah... kitah... beristirahat disini sajah, huuf," usul Alya, mengingat mereka sudah berhari-hari berenang dan tak makan karena ketakutan.

"Aaaah, baiklah. Akupun sudah tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan." Marrinette menelentangkan tubuhnya di atas pasir.
***

Marrinette perlahan-lahan membuka matanya. Langit yang sebelumnya biru kini telah menjadi coklat dan bersusun-susun seperti... atap? Tangannya bisa merasakan kalau ia sudah tak lagi diatas pasir. Melainkan diatas dipan yang terbuat dari kayu. Disampingnya Alya masih terlelap. Marrinette langsung terbelalak dan bangkit.

"Alya! Alya bangun!" serunya seraya menggoyang-goyangkan tubuh Alya.

"Alya ayo bangun... cepat!"

"Hmm." Alya menggeliat lemah.

"Kita sekarang ada dimana?!"

Perlahan Alya membuka matanya dan sontak terbangun dan terkejut sendiri.

"Hah?"

"Kita dimana Alya?" ujar Marrinette dengan cemas.

"Saya juga tidak tau."

"Jangan-jangan kita diculik."

Seorang nenek masuk di saat mereka sedang kebingungan memperhatikan suasana.

"Syukurlah, akhirnya kalian sudah siuman." Nenek itu tersenyum

"Si-siapa kamu?" tanya Marrinette tergagap.

"Jangan takut, saya bukan orang jahat."

"Dimana Anda menemukan kami?" tanya Alya dengan cepat.

"Tadi saat ke pantai mencari kepiting, Nenek melihat kalian berdua terkapar tidak berdaya di tepi pantai. Nenek tidak tega melihatnya dan membawa kalian ke rumah Nenek."

"Apa Nenek melihat ekor?" tanya Marrinette terburu-buru.

Alya menyikutnya dan mengutuki keluguan adiknya. Bodoh! Ia lupa, ekor mereka bisa berevolusi menjadi kaki manusia dalam waktu tiga menit.

"Ekor? Ekor apa?"

"Maksud adik saya, kami tadi sempat membawa ikan beberapa ekor. Apakah Nenek melihatnya," sahut Alya.

"Tidak. Nenek hanya melihat kalian berdua."

Alya tersenyum, mensyukuri karena nenek itu tidak melihat wujud asli mereka.

"Nenek sudah menyiapkan minuman untuk kalian." Nenek itu mendekat ke arah kendi di samping mereka, menuangkan minuman ke dalam gelas bambu dan memberikan pada mereka. "Minumlah."

Marrinette yang sudah haus langsung menyambar gelas tersebut, kemudian ia tersedak.

"Ah! Rasanya aneh sekali. Apakah ini ramuan sihir?"

Alya kembali menyikut Marrinette yang nyeletuk sembarangan. "Hati-hati bicara dengan orang baru," bisiknya gemas.

Nenek itupun terkekeh.

"Itu adalah teh jahe. Minuman untuk menghangatkan tubuh agar angin di dalam tubuh kalian keluar."

"Ooh."

"Nenek keluar dulu. Habis ini kalian ganti baju yang sudah Nenek sediakan di dalam lemari itu, lalu kita makan bersama. Nenek sudah menyiapkan makanan enak." Si nenek kemudian keluar dari kamar mereka.

Mata tajam Alya menerawang si nenek, tidak ada satupun aura hitam yang menguar dari dalam tubuhnya. Apakah ia... manusia? Alya teringat mendiang kakeknya yang pernah menyamar menjadi nelayan yang perahunya terdampar di dunia manusia. Dia mengatakan bahwa manusia itu adalah makhluk baik dan suka tolong menolong. Terbukti mereka mau bekerja sama untuk membantu kakeknya membuat perahu baru tanpa bayaran sepeserpun. Dan mereka juga membantu kakeknya untuk mendorong perahunya hingga bisa berlayar kembali.

"Marrinette, tak usah takut. Kita berada di dunia manusia."

"Hah?"

"Ingatkah cerita mendiang kakek kita tentang manusia? Makhluk paling baik yang suka tolong menolong"

Marrinette mengangguk-angguk pelan.

"Jadi, apakah kita menyamar dan menjalani kehidupan seperti manusia?"

"Ya."

Alya dan Marrinette yang sudah berganti pakaian keluar dari kamar dan duduk di hadapan nenek yang tersenyum menunggu di meja makan.

Sambil meletakkan makanan yang sederhana di hadapan mereka, si nenek bercerita.

"Nenek hidup sebatang kara, tidak punya anak apalagi cucu. Kalau boleh tau, nama kalian siapa dan darimana? Mengapa bisa terdampar di sini?"

Alya menyahut. "Kami hanyut saat liburan. Kapal yang kami tumpangi tenggelam. Lalu kami berusaha berenang sekuat tenaga dengan alat seadanya. Namun laut membawa kami kesini. Kami beruntung tidak tenggelam."

"Apakah kalian punya keluarga?"

"Tidak, keluarga kami sudah tiada."

"Sungguh suatu anugrah bertemu dengan kalian. Nenek selalu kesepian. Apakah kalian mau tinggal disini dan menjadi cucu Nenek?"

"Tentu saja nek, kami sangat senang sekali." Alya tersenyum. "Oh ya, kenalkan namaku Alya dan ini adikku Marrinette. Nama Nenek siapa?"

"Siti."

Marrinette tidak mempedulikan percakapan itu. Ia mengambil goreng pisang dan memakannya.

"Apa ini! Kenapa rasanya aneh sekali? Tidak seperti makanan di Atlan-"

Alya cepat membungkam mulut Marrinette sebelum ia melanjutkan kalimat itu.

"Sst, ingat kita di dunia manusia," bisiknya kemudian buru-buru tersenyum kepada  Siti dengan canggung. "Hehe, maafkan adik saya, Nek. Ia belum terbiasa dengan makanan ini."

"Ooh, kalau begitu akan Nenek carikan gantinya. Nenek punya ikan di dalam ember, biar Nenek masak dulu."

"Tidak usah Nek, tidak usah. Ini sudah cukup, nanti lama-lama adik saya akan terbiasa dengan makanan ini." Alya memakan goreng pisang dan tersenyum. Meski ia juga tidak suka dengan rasanya.
***
Pagi-pagi sekali, pintu gubuk Siti diketuk keras oleh seorang wanita bernama Rossa.

Siti membuka pintunya. Tak peduli dengan tubuhnya yang renta, tanpa rasa kasihan, perempuan itu mencerca Siti.

"Heh! Tua bangka! Kapan kau bayar utangmu?"

Alya dan Marrinette mengintip dari dalam.

"Nanti setelah aku punya uang."

"Nanti-nanti, saya sudah capek bolak-balik kesini terus. Pokoknya kalau minggu depan tak kau bayar, gubukmu ini akan saya sita!"

"Jangan, saya mohon. Hanya ini satu-satunya tempat tinggal saya. Kalau gubuk ini disita, saya mau tinggal dimana?"

"Halah, saya tak peduli!" Rossa pergi dengan sikap angkuhnya.

Marrinette dan Alya keluar menemui Siti.

"Siapa dia, Nek?" tanya Alya.

"Penagih utang."

"Nenek punya utang?"

"Iya, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun karena Nenek tidak membayar, akhirnya utang itu berbunga."

"Tapi caranya kasar sekali. Bukankah manusia adalah makhluk paling baik dan suka tolong menolong?"

"Tidak semua manusia seperti itu. Manusia ada yang baik, ada juga yang jahat," dengan wajah sendu, Siti masuk ke dalam gubuk.

Malamnya Alya tidak bisa tidur, ia terus mondar-mandir di dalam kamar.

"Kau sudah seperti orang linglung Alya."

"Marrinette, kau juga belum tidur?"

"Bagaimana aku bisa tidur? Kau terus saja mondar-mandir membuat kepalaku pusing." Marrinette bangun. "Apa yang kau pikirkan?"

Alya duduk disamping Marrinette. "Marrinette, kita harus bantu Nenek Siti. Bagaimanapun, dia telah menyelamatkan kita. Kini saatnya, kita membalas budi baiknya. Apakah kamu tega, melihat Nenek Siti diperlakukan seperti itu? Kalau gubuk ini disita, kita mau tinggal dimana?"

"Hmm." Marrinette mengangguk. "Caranya?"

Alya tersenyum. "Kita bekerja, supaya mendapatkan penghasilan."

"Dimana?"

"Dimana saja yang bisa menerima kita. Mari kita cari sama-sama," sahut Alya tersenyum.

Malam semakin larut, Alya naik keatas tempat tidur, keduanya memejamkan mata, hingga terbang ke dunia mimpi.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1594      784     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
The Hidden Kindness
360      246     2     
Fan Fiction
Baru beberapa hari menjadi pustakawan di sebuah sekolah terkenal di pusat kota, Jungyeon sudah mendapat teror dari 'makhluk asing'. Banyak sekali misteri berbuntut panjang yang meneror sekolah itu ternyata sejak ada siswi yang meninggal secara serius. Bagaimana cara Jungyeon harus menghadapi semua hal yang mengganggu kerja di tempat barunya? Apakah ia harus resign atau bertahan?
Singkirkan Peluh Samar
448      321     0     
Short Story
Menceritakan tentang seorang gadis yang dengan tabah dan jiwa bersemangat mencapai apa yang ia harapkan diantara kekurangan dan banyak orang yang tidak mendukung kerja kerasnya. Namun, itu tak bertahan lama, jati diri sang gadis pun akhirnya terungkap.
Memoreset (Sudah Terbit)
3376      1299     2     
Romance
Memoreset adalah sebuah cara agar seluruh ingatan buruk manusia dihilangkan. Melalui Memoreset inilah seorang gadis 15 tahun bernama Nita memberanikan diri untuk kabur dari masa-masa kelamnya, hingga ia tidak sadar melupakan sosok laki-laki bernama Fathir yang menyayanginya. Lalu, setelah sepuluh tahun berlalu dan mereka dipertemukan lagi, apakah yang akan dilakukan keduanya? Akankah Fathir t...
A Place To Remember
1007      612     5     
Short Story
Cerpen ini bercerita tentang kisah yang harus berakhir sebelum waktunya, tentang kehilangan, tentang perbedaan dunia, juga tentang perasaan yang sia-sia. Semoga kamu menyukai sepotong kisah ini.
Kumpulan Quotes Random Ruth
1767      930     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
Dunia Alen
3799      1254     1     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
Beasiswa untuk yang Mengandungku
518      362     0     
Short Story
perjuangan seorang wanita untuk ibunya. belajar untuk beasiswa prestasi yang dia dambakan demi melanjutkan kuliahnya yang biayanya beigtu mahal. beasiswa itu untuk ibunya.
Senja Belum Berlalu
3716      1329     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
AUNTUMN GARDENIA
128      112     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...