HIV/AIDS
Dalam pertemuan para perempuan Papua di Jakarta, salah satu isu yang mengemuka adalah mengenai tingginya angka prevalensi HIV/AIDS yaitu sampai Desember 2003. Dari 2,3 juta penduduk terdapat 724 orang dengan HIV dan 539 orang dengan AIDS:
Papua (1998 – 2004) 1273 kasus, 468 perempuan & 772 pria dan 33 balita
Provinsi Riau
DKI Jakarta
Jawa Timur
Jawa Barat
Bali
Karawang (penghuni lapas Karawang 652 orang – 65 napi positif HIV)
Namun, dewasa ini, pengidap HIV/AIDS terbesar justru terdapat di DKI Jakarta. Data yang tercatat belum menggambarkan angka sebenarnya, mengingat masih lemahnya sistem pendataan, serta rendahnya kesadaran anggota masyarakat yang melaporkan penyakit yang mereka alami. Kelompok yang berisiko tertular HIV/AIDS adalah:
Para pengguna narkotik suntikan
Pekerja seks komersial
Para pelanggan dan pasangan seksualnya
PROVINSI Jumlah Penduduk PROVINSI Jumlah Penduduk
Nanggroe Aceh D. 4.227.000 B a l i 3.357.113
Sumatera Utara 11.890.399 Nusa Tenggara Barat 4.015.102
Sumatera Barat 4.466.697 Nusa Tenggara Timur 4.083.639
Riau 4.425.100 Kalimantan Barat 3.958.448
Kepulauan Riau 1.152.132 Kalimantan Tengah 1.832.185
Jambi 2.575.731 Kalimantan Selatan 3.181.130
Sumatera Selatan 6.503.918 Kalimantan Timur 2.712.492
Kep. Bangka Belitung 982.068 Sulawesi Utara 2.131.685
Bengkulu 1.521.200 Gorontalo 883.099
Lampung 6.945.786 Sulawesi Tengah 2.215.449
DKI Jakarta 8.622.065 Sulawesi Selatan 8.233.375
Jawa Barat 38.059.552 Sulawesi Tenggara 1.881.512
Banten 8.977.896 Maluku 1.221.800
Jawa Tengah 32.114.351 Maluku Utara 855.627
D. Istimewa Yogyakarta 3.209.405 Papua 1.966.800
Jawa Timur 36.234.550 Irian Jaya Barat 391.300
Sub Total 171.907.850 Sub Total 40.920.756
TOTAL 214.828.606
Gambaran risiko HIV dan AIDS di Indonesia hingga Maret 2005:
- Metroseksual
- Narkotika Suntik
- Homo/biseksual
-Transmisi prenatal
- Transfusi darah
- Lain-lain
Asia Tenggara & Asia Selatan
7,1 juta (4,4 – 10,6 juta)
Kasus AIDS
Kumulatif menurut jenis kelamin
Sampai dengan Maret 2005
Jenis Kelamin HIV AIDS Total
Laki-laki 1489 2566 4055
Perempuan 950 505 1455
Tak diketahui 272 50 322
Tak disebut 957 957
Total 3668 3121 6789
Sumber : Ditjen PPMA & PL Depkes RI 2005
Kasus AIDS dan pengidap infeksi HIV s/d Maret 2005
(berdasarkan tahun pelaporan)
Tahun HIV AIDS Total
1987 4 0 4
1988 5 0 5
1989 4 0 4
1990 4 0 4
1991 6 0 6
1992 18 0 18
1993 96 24 120
1994 71 20 91
1995 69 23 92
1996 105 42 147
1997 83 44 127
1998 126 60 186
1999 178 94 272
2000 403 255 658
2001 732 219 951
2002 648 345 993
2003 168 360 528
2004 649 1195 1844
2005 299 440 739
Total 3668 3121 6789
Anak-anak dan Orang dewasa positif HIV
Sampai dengan 2004
Amerika Utara 1 juta 540,000 – 1.6 juta
Karibia 440,000 270,000 – 780,000
Amerika Latin 1.7 juta 1.3 – 2.2 juta
Afrika Utara & Timur Tengah 540,000 230,000 – 1.5 juta
Afrika Sub-sahara 25.4 juta 23.4 – 28.4 juta
Eropa Barat 610,000 480,000 – 760,000
Eropa Timur & Asia Tengah 1.4 juta 920,000 – 2.1 juta
Asia Timur 1.1 juta 560,000 – 1.8 juta
Asia Tenggara & Asia Selatan 7.1 juta 4.4 – 10.6 juta
Oceania 35,000 25,000 – 48,000
Total 39.4 juta 32.2 – 49.8 juta
Sumber : UNAIDS
Perkembangan masyarakat yang memerlukan peningkatan kesejahteraan
Tahun Jumlah penduduk miskin Persentasi penduduk miskin
(juta orang) (%)
1976 54.2 40.1
1980 43.2 28.6
1984 35 21.6
1987 30 17.4
1990 27.2 15.1
1993 25.9 13.7
1999 47.9 23.4
2002 38.4 18.4
2003 37.4 17.4
2004 36.1 16.6
2005 32.9 15
2006 29.5 13.3
Sumber : BPS /APBN 2006
Dalam susenas, disebutkan prevalensi gizi kurang pada balita cenderung turun dari 37,5 % pada 1989 menjadi 24,7 % pada 2000.
Penderita gizi buruk pada balita tetap tidak lebih baik dibandingkan kondisi 1989.
Pada 1989 prevalensi gizi buruk pada balita telah mencapai 6,3 % kemudian meningkat tajam pada 1995 menjadi 11,9 %.
Angka gizi buruk pada balita membaik pada 2000 menjadi sekitar 7,53 % atau sekitar 1,5 juta anak, namun masih di atas angka 1989.
BPS menyebutkan bahwa presentasi jumlah penduduk yang berpenghasilan terendah di Indonesia mencapai sekitar 20,92 %, 36,89 % berada pada level penghasilan cukup.
Dan sisanya sekitar 42,19 % berada pada golongan berpenghasilan tinggi di antara total populasi di tanah air pada 2002.
Populasi Dunia 2000 – 2050
Tahun Populasi (ribu)
2005 6,464,750
2015 7,219,431
2025 7,905,239
2035 8,463,265
2045 8,907,417
2050 9,075,903
Sumber : BPS
Kemiskinan tidak dapat diharapkan segera berkurang di Indonesia ini, maka ILO (International Labour Organization) menilai perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada pekerja perempuan miskin dan kepala rumah tangga perempuan yang harus berjuang secara ekonomi untuk bertahan hidup.
Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia (%)
Agustus 2004 Februari 2005
Indonesia 9.9 10.3
Maluku & Papua 8.8 8.6
Sulawesi 12.7 12
Kalimantan 7.5 7.4
Bali & Nusa Tenggara 5.5 6.1
Jawa 10.2 10.8
Sumatera 10 10.1
Potret Pengangguran
(pengangguran menurut jenis kelamin)
Perempuan Laki-laki Perempuan (%)
Tingkat pengangguran 6.7 5.7 42.5
Menurut umur
15 – 24 tahun 20.1 19.7 42.7
25 – 54 tahun 3.2 2.7 42
> 55 tahun 0.3 0.3 42.5
Menurut pendidikan
< SD 2.4 2.5 41.8
SMP 11 7.9 40
SMU 18.6 11.4 4
D I, II ,III 10.8 6.9 53.9
UNIVERSITAS 18.3 8.8 51.3
Sumber : situasi angkatan kerja di Indonesia, BPS (2000)
Rekapitulasi jumlah pengangguran usia muda 2003
International 74 juta pemuda
Indonesia 10.3 juta pemuda (5% di pedesaan dan 25% di perkotaan)
Sumber : ILO, November 2003
Kegunaan sunat bagi laki-laki banyak, seperti mengurangi risiko kanker penis, infeksi saluran kemih, dan mencegah penularan berbagai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS dan “Human Papilloma Virus” (HPV).
Kulit bagian depan itu mengandung banyak sel “langerhans” yang merupakan media yang sangat baik untuk perkembangbiakan virus seperti HIV dan HPV. Sunat untuk pria itu penting, agar tidak menularkan virus pada pasangannya.
Penularan melalui hubungan seksual terjadi kalau seseorang melakukan hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/ADIS, melalui luka lecet yang terjadi ketika melakukan hubungan seksual, virus AIDS masuk ke dalam darah dan menulari yang bersangkutan.
Beberapa perilaku seksual berisiko tinggi, sebagai berikut :
Hubungan seksual dengan PSK, baik wanita maupun pria
Hubungan seksual dengan satu orang, tetapi mempunyai banyak pasangan
Hubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal dengan baik
Salah satu alternatif yang sejak tahun 2000 sudah dipromosikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan mencegah penularan HIV/AIDS adalah penggunaan “kondom” untuk perempuan.
Kondom yang terbuat dari bahan poliuretan berwarna transparan sepanjang 17 cm ini berbentuk sarung, kuat (lebih kuat dari lateks, salah satu bahan pembuat kondom untuk laki-laki), memiliki cincin pada masing-masing ujungnya, dan penggunaannya dengan memasukkan ke dalam vagina sebelum hubungan seksual.