BATANG BATANG HARAPAN
Yah, Gusti!,
Keluarga-keluarga digerogoti konflik, dari dalam!
Ancaman dari luar?
AIDS/HIV, sakit penyakit, gizi buruk,
Oh, Gusti!
Dunia dirobek perpecahan,
Diskriminasi, stigmasi,
Dilukai benci-diracuni maut,
Namun airmata-airmata itu,
tetap merebak jua,
Wahai, Gusti!
Engkau mengagumkan,
Berdiri megah penuh hikmat,
Di tengah-tengah umat-Mu,
Sebagai Penyembuh,
Pemersatu, Pendamai, Pengampun,
Penopang, Penampung, dan Pengasih,
Sambil tak henti-hentinya,
Melatih tangan kaku,
menjadi luwes bekerja,
Mengajar hati beku akan Cinta Kasih,
Ketulusan dan Ketabahan,
cair untuk mencinta,
Dan mengalir dalam pengampunan sesama,
Kaulah segalanya, Gusti!
Membuka Budi Pekerti,
Untuk mengerti akan benih-benih Sabda,
Mempelajari batang-batang harapan,
Yang tumbuh di humus bumi,
Dibawah Sinar Cahaya Rahmat,
Mengemudi gerak hati, mengatur nurani.
“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan”
(Amsal 16:18)