Sesudah mie ayam itu habis,lalu Amanda pun segera mengajak Lina untuk memasuki kelas kembali, karena bel tanda masuk kelas telah berbunyi.
"Lin, masuk kelas yuk, bel sudah bunyi tuh!"
"Sebentar, ini mie ayamku belum habis dikit lagi."
Lalu, Lina pun cepat-cepat menghabiskan mie ayam miliknya yang masih tersisa. Begitu sudah habis, karena mie ayamnya sudah dibayar tadi maka begitu habis mangkoknya ditinggal begitu saja di meja makan kantin.
"Kang, ini aku sudah selesai ya, uangnya sudah tadi sama Amanda." ucap Lina kepada tukang mie ayam itu.
"Oh iya neng siap, terima kasih ya."
Kita berdua pun lalu langsung cepat-cepat masuk ke dalam kelas.Karena kalau telat sedikit, guru ini tidak akan segan untuk mengeluarkan siswanya. Siapa lagi kalau bukan guru sosiologi yang menerapkan disiplinnya tinggi.
Begitu sudah memasuki kelas, aku pun lalu seperti biasa membuka buku catatan dan siap menyimak apa yang akan diterangkan oleh guru. Apabila penting dan tidak ada dalam buku lks ataupun buku paket maka aku akan mencatatnya didalam buku catatan.
Dua jam pun telah berlalu, kini tibalah seluruh siswa dan guru-guru pun untuk segera pulang ke rumahnya masing-masing karena jam pelajaran telah selesai.
Aku pun lalu berjalan dengan Lina menuju gerbang sekolah, karena hari ini aku tidak membawa sepeda, maka aku dan Lina pun sama-sama didepan gerbang untuk menunggu dan menaiki mobil angkutan umum.
Tiba-tiba sewaktu aku berdiri di depan gerbang sekolah, Aditya dan Cici pun masih saja berkata yang bukan-bukan terhadap aku mana didepan umum banyak orang.
"Lihat Ci, si Cupu sepertinya sedang menunggu dijemput om-om deh,terus nanti dia nurut buka baju buka rok biar dikasih uang gitu." ucap Aditya dengan sinis.
"Kelihatannya aja ya anaknya so polos gitu padahal aslinya liar begitu iyyuhh.." Cici pun tak mau kalah merespon ucapan Aditya itu.
"Jijik gak sih Ci, ih anjir bikin mual gue pengen muntah depan mukanya dia." omongan Aditya makin menjadi-jadi.
"Mual banget gue, yuk ah kita pulang takutnya nanti kita owek owek muntah disini." respon Cici sambil bersiap-siap memegang stang motornya.
Tak berapa lama kemudian,angkutan umum pun segera datang.Aku pun segera naik angkutan umum itu.
Omongan Aditya dan Cici itu sebenarnya udah ingin aku marah-marah ingin menjambak rambutnya mereka.Tapi aku tahan, karena kalau aku sama-sama kelakuannya dengan mereka, ya sama saja dong gak jauh beda.
Waktu pulang sekolah memang tak kelihatan Deva,entahlah dia kemana dulu yang jelas aku tidak ada yang membela lagi.Jurus satu-satunya aku ya diam tidak merespon mereka.Karena kalau direspon pun percuma mereka tak mau kalah orangnya.Lagipula orang tua mereka punya pangkat,sudah tentu jelas kalah saing.
Beberapa menit kemudian, angkutan umum yang aku tumpangi pun telah sampai menuju depan gerbang perumahan yang aku tinggali.
Aku pun segera turun dari angkutan umum itu dan membayar ongkos.Begitu sudah dibayar, angkutan umum itu kembali melaju meneruskan perjalanannya.
***
Seperti biasa, aku memasuki gerbang perumahan itu dan aku pun berjalan santai tidak terburu-buru karena bukan berangkat sekolah jadi bisa santai dijalan.
Aku menikmati perjalanan pulang sekolahku dengan berjalan menyusuri perumahan blok per blok aku lewati berlenggak-lenggok seperti layaknya pragawati.
Tak berselang lama,aku pun telah sampai didepan rumahku.seperti biasa,mamahku sedang diluar menjaga jualannya.
Tapi agak sedikit beda, sekarang mamahku sedang sibuk melayani pembeli.Syukurlah jualannya kembali laris.
Aku pun menghampiri mamahku "Mah,Amanda pulang." ucapku.
"Iya,mamah juga sudah tahu kok, kan kelihatan sama mamah juga,jangan salim dulu ya mamah sedang sibuk,cepat makan gih dimeja makan sudah disediain lauk kok."
"Iya mah,sok dilanjut lagi."
Aku kemudian memasuki dalam rumah sambil menenteng sepatuku untuk disimpan ke dalam rak sepatu yang terletak di depan ruang tamu.
Setelah itu, aku langsung masuk ke dalam kamarku. Aku rebahan sebentar diatas tempat tidurku melepas lelah sebentar. Setelah rasa lelahku pulang sekolah hilang, lalu aku menuju ke kamar mandi aku putar keran lalu aku mengambil air wudhu setelah beres wudhu, aku menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim dan aku pun mengadukan rasa gundah hatiku pada rabbku tentang orang-orang yang tidak menyukaiku.Hingga tak terasa air mata pun jatuh menggenangi pipi tirusku dan berlesung pipiku itu.
Aku pun lalu mengusapnya air mata itu dengan tissue.Dari dalam rumah,aku mendengar mamahku yang menyuruh aku makan.Lalu aku pun mengemas mukenaku dan aku simpan mukena itu ke tempat semula.
Aku lalu menjawab teriakan mamah untuk segera makan itu "Iya mah,sebentar lagi Amanda makan!"
Begitu keluar kamar, mamahku merasa heran dengan keadaan mataku yang terlihat habis menangis.
"Nda,kamu habis nangis ya? Kenapa? Sini cerita sama mamah." ucap mamah sambil melambaikan tangannya.
Aku pun menghampiri mamah yang sedang duduk di kursi meja makan itu.
"Gak apa-apa mah,ini cuma kelilipan tadi kemasukan debu,lupa jendelanya belum dibersihkan."ucapku.
"Oh dikira nangis,pakai obat tetes mata atuh biar gak iritasi matanya,dikotak p3k ada."
"Iya mah nanti."
"Ya sudah,sekarang makan dulu ya nasinya habiskan nanti mamah masak lagi,terus itu wadah nasinya jangan lupa rendam dulu pakai air." intruksi mamah.
"Iya mah siap,nanti Amanda sekalian bersihkan juga wadahnya."
Amanda pun langsung mengambil piring dan menyiuk nasi beserta lauknya.Amanda lalu makan dengan lahapnya sepertinya Amanda lapar karena emosinya telah dikuras habis tadi jadi dia butuh energi kembali.
Delapan menit kemudian, Amanda pun telah selesai makan.Piring-piring kotor,gelas kotor bekas Amanda makan tadi dan wadah nasinya pun Amanda angkut ke dalam dapur yang terdapat wastafelnya.
Tak lupa juga Amanda cuci piring gelas kotor dan juga perabotan yang kotor lainnya supaya menjadi bersih.
Setelah bersih, lalu perabotan yang telah dicuci itu dimasukan ke dalam rak piring.
Beberapa menit kemudian, mamah pun kembali menuju dalam rumah dan menanyakan aku punya uang receh apa tidak.
"Nda,kamu punya uang receh gak?"
"Ada, sisa tadi jajan disekolah lima ribu lagi,kenapa gitu mah?" tanyaku balik.
"Mamah boleh pinjam gak, buat kembalian itu kurang."
"Boleh mah ini."
Aku pun menyodorkan uang lima ribu itu kepada mamah.
"Terima kasih ya nda, nanti mamah ganti ya,ini uang sisa jajan disekolah tadi kan?"
"Iya mah,sok aja kalau perlu dirumah gak akan jajan kok."
"Ya sudah mamah pinjam kalau gitu ya,nanti besok mamah kasih double uang jajannya."
"Iya mah nyantai aja,oke mah."
Mamahnya Amanda pun kembali menuju depan rumah untuk memberikan sisa kekurangan kembalian kepada konsumen.