Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Iago bersandar pada sisi samping mobilnya. Ara menghentikan langkah, mengamati cowok itu dari jarak sepuluh langkah, sembari pelan-pelan mencoba mengubah pandangannya pada Iago. Rasanya tetap saja sulit, sebab kesan negatif di awal pertemuan mereka sudah terlanjur terpatri di benaknya. Jadi sekalipun Ara berkata akan memikirkannya, bukan berarti dia setuju. Semua ini tak semudah membalikkan telapak tangan.

Setelah menghela napas dalam-dalam, Ara bergegas menghampiri Iago. Dia kira cowok itu akan menyambutnya dengan antusias, tapi ternyata tidak. Cowok itu cuek-cuek saja. Sepasang AirPods menyumpal kedua telinganya, sementara kepalanya agak menunduk, entah apa yang dilihat atau dipikirkannya.

Merasa gemas, Ara mencabut salah satu AirPods dari telinga Iago, membuat cowok itu tersentak kaget. “Gue kira lo nggak bakal dateng,” sambut Iago datar.

Mata Ara menyipit.

“Hobi lo kan kabur dari gue,” lanjut Iago.

“Ck—”

“Pasang di telinga lo kalau lo mau tahu lagu apa yang gue dengerin tadi pagi,” potong Iago, dia melepas AirPods yang satunya lagi dan memberikannya pada Ara. Iago lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk memutar ulang lagu yang dimaksud dari awal.

Mulanya Ara enggan, meski pada akhirnya dia memasang benda berwarna putih itu di kedua telinganya. Suara petikan gitar yang berpadu dengan dentingan kibor di awal lagu langsung menarik perhatiannya. Disusul dengan suara serak dari seorang pria yang menyanyikan bait pertama. Setelah bait pertama usai, barulah terdengar gebukan drum.

Tanpa sadar kedua mata Ara terpejam, larut dalam lagu yang didengarkannya.

 

And one day we will find a way toward this distant golden age

The cries of war will sound the day

We stand before the dawn of a new world

 

Usai mendengarkannya, Ara membuka mata dan mendapati Iago sedang berjongkok di sebelahnya. “Baru tahu gue kalau ada lagu metal yang enak didengerin kayak gini. Gue pikir lagu-lagu metal bakalan bikin kuping gue budek,” komentarnya. “Terus, gue juga baru tahu ternyata lo penggemar genre musik yang penyanyinya om-om gitu.”

Iago menunduk untuk menyembunyikan senyumnya. “You get one more point.

“Lo ngomong apa sih?” Ara bersedekap dengan tampang sebal. “Gue bilangnya apa, lo nanggepinnya gimana....”

“Barusan lo tahu kalau gue penggemar musik metal,” balas Iago. Cowok itu berdiri di hadapan Ara. “Masih banyak hal tentang gue yang lo nggak tahu.”

“Emang iya.” Ara mengangguk setuju. “Dari yang pernah gue baca di majalah yang ada di lobi kantor Papa, yang waktu itu memuat profil keluarga lo, lo itu perfect banget. Satu-satunya anak laki-laki keluarga Kresna, tajir, ganteng, pinter.... Well, kali aja Nia Ramadhani seumuran lo, dia pasti bakal milih lo daripada suaminya sekarang.”

Iago nyengir.

“Sayang banget kenyataannya nggak gitu,” imbuh Ara.

Embusan napas pendek lolos dari bibir Iago. Ekspresinya terlihat seperti ingin menanyakan sesuatu, walau realitanya tak satu pun kata yang terlontar.

“Lo kasar, nuduh sembarangan, suka maksa—”

“Sori,” serobot Iago menghentikan kalimat Ara. “Malam itu gue yang salah. Gue.... Eh, lo beneran nggak denger apa-apa, kan?”

Dengan santainya Ara menjawab, “Dengerlah! Orang gue punya kuping dan nggak budek!”

Iago terbelalak.

“Tapi cuma sepotong-sepotong,” sambung Ara. “Seperti musik, bisnis, sekolah, dan nggak tahu apa lagi. Gue udah coba merangkai semua kata yang gue denger, tapi nggak berhasil jadi kalimat yang cocok.”

“Oh....” Iago mengembus napas lega.

Sayangnya itu tidak bertahan lama karena Ara bertanya, “Lo waktu itu ngomong apa sih?”

Cowok itu terdiam cukup lama, membuat Ara mengerti bila obrolan Iago di telepon saat itu bukanlah sesuatu yang ingin dibaginya dengan orang lain. Bahkan malam itu Iago sampai mengancamnya.

“Nih,” Ara mengembalikan AirPods milik Iago, “anterin gue pulang gih!”

Tanpa kata Iago membukakan pintu mobil untuk Ara. Setelah mereka berdua berada di dalam, Iago baru membuka omongan, “Bokap gue nggak suka gue main musik, padahal waktu itu gue main juga karena Teguh nggak bisa dateng. Nggak lucu kan, kalau band sekolah kita yang penampilannya ditunggu-tunggu malah nggak jadi tampil.”

Ara menyimak dengan antusias.

“Terus gue ngancam kalau bakal sebarin kelakuan bokap gue yang doyan bawa cewek ke rumah itu ke media massa.” Iago nyengir. Tak ada tanda-tanda penyesalan atau rasa malu, malahan raut wajah cowok itu terlihat lega.  “Otomatis image jelek itu bakalan berimbas ke semua bisnisnya. Dan akhirnya kami bertengkar. Bokap marah, gue marah,” lanjutnya.

“Tapi kalau lo bongkar kelakuan bokap lo, image lo juga bakalan ikut rusak.”

“Lo pikir gue peduli? Image nggak bisa bikin lo kenyang, Ra, apalagi bahagia!”

Ara meneguk ludah, agak-agak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ini adalah kali kedua Ara mendengarkan cerita tentang Iago. Parahnya, semua cerita yang terucap dari mulut cowok itu sangat kontras dengan yang selama ini dipublikasikan.

“Makanya gue minta tolong sama lo,” kata Iago lagi. “Lo boleh kok minta nyawa gue sebagai bayarannya. Gue rela. Asalkan lo nolongin gue dulu.”

“Lo nggak bercandain gue, kan?”

Iago menyeringai. “Gue pengin. Tapi sayangnya hidup gue bukan panggung OVJ yang ngelawak melulu.”

Ara sempat tertawa kecil mendengarnya. Namun detik berikutnya berubah menjadi hening. Semakin banyak Ara mengetahui tentang Iago, rasa simpatinya semakin membengkak. Ini salah, tak seharusnya Ara peduli pada cowok itu. Lalu kenapa dia seolah tidak mampu mengabaikan Iago? Padahal di sisi lain Ara masih harus mencari cowok berkekurangan cinta untuk menyelamatkan hidupnya sendiri.

“Dari kecil gue tahu kalau gue ini spesial. Nggak ada bedanya gue sama putra mahkota. Papi, Mami, dan kakak-kakak gue memperlakukan gue dengan spesial.” Iago berbicara lagi. “Tapi lama-kelamaan, gue mulai ngerasa kalau ada sesuatu yang berbeda. Ketika gue ngelihat temen-temen gue yang bebas, temen-temen gue yang punya mimpinya sendiri, gue jadi tahu apa itu yang disebut terkekang. Yah, gue nggak bisa bebas menentukan tujuan hidup gue sendiri. Dan di saat Papi tahu, ada sesuatu yang gue suka, tapi nggak sesuai dengan rencananya, Papi bakal nentang gue.”

Ara masih tak merespons, otaknya masih sibuk memproses apa yang didengar oleh telinganya. Sekali pun, tak pernah terbayangkan oleh Ara jika dia akan bersedia mendengarkan cerita-cerita Iago. Dan nyatanya, di sinilah Ara sekarang, diam dengan saksama mendengarkan apa pun itu tentang Iago.

“Waktu masih kecil, gue cuma bisa memendam semuanya. Tapi sekarang, gue udah nggak mampu ngelakuin itu lagi. Ruang kesabaran gue udah penuh, gue harus putar otak biar bisa lepas dari kendali bokap gue,” lanjut Iago lagi.

Ara menoleh, mencoba bersuara, “Go—” Kalimatnya macet saat bersitatap dengan Iago. Raut wajah Iago biasa-biasa saja, tapi entah kenapa Ara bisa merasakan kalau cowok itu sebenarnya tengah kesakitan sendiri.

“Selain kakak-kakak gue, lo adalah orang luar yang pertama tahu soal kebusukan bokap gue. Jadi harusnya lo ngerasa spesial,” ucap Iago pelan. “Lo boleh jual informasi yang lo denger kok kalau lo butuh duit asalkan lo mau nolongin gue.”

“Apa?!” Ara tercengang, tak menyangka Iago menilainya seperti itu.

Kalimat Iago itu tentu melukai harga diri Ara, padahal baru saja dia merasa simpati pada cowok itu. Serendah itukah dirinya di mata Iago?

“Informasi itu nggak penting buat gue,” sinis Ara.

“Oh ya?”

Ara mengangguk ketus. “Karena lo juga bukan orang yang penting buat gue.”

Iago berpaling. Dadanya bergemuruh. Gelisah. “Gue anter lo pulang.”

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Teman Berbagi
3365      1281     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Memorabillia: Setsu Naku Naru
7116      1882     5     
Romance
Seorang laki-laki yang kehilangan dirinya sendiri dan seorang perempuan yang tengah berjuang melawan depresi, mereka menapaki kembali kenangan di masa lalu yang penuh penyesalan untuk menyembuhkan diri masing-masing.
BINTANG, Cahayamu Akan Selalu Ada.
52      46     3     
Short Story
Seorang pelukis bernama senja yang terkurung dalam duka setelah kehilangan tunangannya, Bintang. Dia selalu mengabadikan sosok bintang kedalam bentuk lukisan. Hingga ebuah kotak kenangan misterius dan seorang sahabat lama muncul, membawa harapan sekaligus membuka lembaran baru yang tak terduga. Akankah Senja menemukan kembali cahayanya, dan siapakah sebenarnya yang menantinya di ujung kesedihan? ...
Unexpected You
469      334     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...
Our Different Way
5086      2004     0     
Romance
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Haira, seorang siswa SMA berusia tujuh belas tahun yang baru saja rujuk kembali dengan pacarnya, Gian. Mereka berdua tentu senang karena bisa kembali merajut kasih setelah tidak pernah bertemu lebih dari setahun akibat putus. Namun, di tengah hubungan yang sedang hangat-hangatnya, mereka diterpa oleh permasalahan pelik yang tidak pernah mereka bayangk...
REMEMBER
4528      1362     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
Dalam Satu Ruang
91      50     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Venus & Mars
5824      1529     2     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
Selfless Love
4570      1303     2     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
My Andrean
10834      1892     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...