Read More >>"> Love 90 Days (Chapter 19 - Bukan Orang Penting) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Iago bersandar pada sisi samping mobilnya. Ara menghentikan langkah, mengamati cowok itu dari jarak sepuluh langkah, sembari pelan-pelan mencoba mengubah pandangannya pada Iago. Rasanya tetap saja sulit, sebab kesan negatif di awal pertemuan mereka sudah terlanjur terpatri di benaknya. Jadi sekalipun Ara berkata akan memikirkannya, bukan berarti dia setuju. Semua ini tak semudah membalikkan telapak tangan.

Setelah menghela napas dalam-dalam, Ara bergegas menghampiri Iago. Dia kira cowok itu akan menyambutnya dengan antusias, tapi ternyata tidak. Cowok itu cuek-cuek saja. Sepasang AirPods menyumpal kedua telinganya, sementara kepalanya agak menunduk, entah apa yang dilihat atau dipikirkannya.

Merasa gemas, Ara mencabut salah satu AirPods dari telinga Iago, membuat cowok itu tersentak kaget. “Gue kira lo nggak bakal dateng,” sambut Iago datar.

Mata Ara menyipit.

“Hobi lo kan kabur dari gue,” lanjut Iago.

“Ck—”

“Pasang di telinga lo kalau lo mau tahu lagu apa yang gue dengerin tadi pagi,” potong Iago, dia melepas AirPods yang satunya lagi dan memberikannya pada Ara. Iago lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk memutar ulang lagu yang dimaksud dari awal.

Mulanya Ara enggan, meski pada akhirnya dia memasang benda berwarna putih itu di kedua telinganya. Suara petikan gitar yang berpadu dengan dentingan kibor di awal lagu langsung menarik perhatiannya. Disusul dengan suara serak dari seorang pria yang menyanyikan bait pertama. Setelah bait pertama usai, barulah terdengar gebukan drum.

Tanpa sadar kedua mata Ara terpejam, larut dalam lagu yang didengarkannya.

 

And one day we will find a way toward this distant golden age

The cries of war will sound the day

We stand before the dawn of a new world

 

Usai mendengarkannya, Ara membuka mata dan mendapati Iago sedang berjongkok di sebelahnya. “Baru tahu gue kalau ada lagu metal yang enak didengerin kayak gini. Gue pikir lagu-lagu metal bakalan bikin kuping gue budek,” komentarnya. “Terus, gue juga baru tahu ternyata lo penggemar genre musik yang penyanyinya om-om gitu.”

Iago menunduk untuk menyembunyikan senyumnya. “You get one more point.

“Lo ngomong apa sih?” Ara bersedekap dengan tampang sebal. “Gue bilangnya apa, lo nanggepinnya gimana....”

“Barusan lo tahu kalau gue penggemar musik metal,” balas Iago. Cowok itu berdiri di hadapan Ara. “Masih banyak hal tentang gue yang lo nggak tahu.”

“Emang iya.” Ara mengangguk setuju. “Dari yang pernah gue baca di majalah yang ada di lobi kantor Papa, yang waktu itu memuat profil keluarga lo, lo itu perfect banget. Satu-satunya anak laki-laki keluarga Kresna, tajir, ganteng, pinter.... Well, kali aja Nia Ramadhani seumuran lo, dia pasti bakal milih lo daripada suaminya sekarang.”

Iago nyengir.

“Sayang banget kenyataannya nggak gitu,” imbuh Ara.

Embusan napas pendek lolos dari bibir Iago. Ekspresinya terlihat seperti ingin menanyakan sesuatu, walau realitanya tak satu pun kata yang terlontar.

“Lo kasar, nuduh sembarangan, suka maksa—”

“Sori,” serobot Iago menghentikan kalimat Ara. “Malam itu gue yang salah. Gue.... Eh, lo beneran nggak denger apa-apa, kan?”

Dengan santainya Ara menjawab, “Dengerlah! Orang gue punya kuping dan nggak budek!”

Iago terbelalak.

“Tapi cuma sepotong-sepotong,” sambung Ara. “Seperti musik, bisnis, sekolah, dan nggak tahu apa lagi. Gue udah coba merangkai semua kata yang gue denger, tapi nggak berhasil jadi kalimat yang cocok.”

“Oh....” Iago mengembus napas lega.

Sayangnya itu tidak bertahan lama karena Ara bertanya, “Lo waktu itu ngomong apa sih?”

Cowok itu terdiam cukup lama, membuat Ara mengerti bila obrolan Iago di telepon saat itu bukanlah sesuatu yang ingin dibaginya dengan orang lain. Bahkan malam itu Iago sampai mengancamnya.

“Nih,” Ara mengembalikan AirPods milik Iago, “anterin gue pulang gih!”

Tanpa kata Iago membukakan pintu mobil untuk Ara. Setelah mereka berdua berada di dalam, Iago baru membuka omongan, “Bokap gue nggak suka gue main musik, padahal waktu itu gue main juga karena Teguh nggak bisa dateng. Nggak lucu kan, kalau band sekolah kita yang penampilannya ditunggu-tunggu malah nggak jadi tampil.”

Ara menyimak dengan antusias.

“Terus gue ngancam kalau bakal sebarin kelakuan bokap gue yang doyan bawa cewek ke rumah itu ke media massa.” Iago nyengir. Tak ada tanda-tanda penyesalan atau rasa malu, malahan raut wajah cowok itu terlihat lega.  “Otomatis image jelek itu bakalan berimbas ke semua bisnisnya. Dan akhirnya kami bertengkar. Bokap marah, gue marah,” lanjutnya.

“Tapi kalau lo bongkar kelakuan bokap lo, image lo juga bakalan ikut rusak.”

“Lo pikir gue peduli? Image nggak bisa bikin lo kenyang, Ra, apalagi bahagia!”

Ara meneguk ludah, agak-agak tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ini adalah kali kedua Ara mendengarkan cerita tentang Iago. Parahnya, semua cerita yang terucap dari mulut cowok itu sangat kontras dengan yang selama ini dipublikasikan.

“Makanya gue minta tolong sama lo,” kata Iago lagi. “Lo boleh kok minta nyawa gue sebagai bayarannya. Gue rela. Asalkan lo nolongin gue dulu.”

“Lo nggak bercandain gue, kan?”

Iago menyeringai. “Gue pengin. Tapi sayangnya hidup gue bukan panggung OVJ yang ngelawak melulu.”

Ara sempat tertawa kecil mendengarnya. Namun detik berikutnya berubah menjadi hening. Semakin banyak Ara mengetahui tentang Iago, rasa simpatinya semakin membengkak. Ini salah, tak seharusnya Ara peduli pada cowok itu. Lalu kenapa dia seolah tidak mampu mengabaikan Iago? Padahal di sisi lain Ara masih harus mencari cowok berkekurangan cinta untuk menyelamatkan hidupnya sendiri.

“Dari kecil gue tahu kalau gue ini spesial. Nggak ada bedanya gue sama putra mahkota. Papi, Mami, dan kakak-kakak gue memperlakukan gue dengan spesial.” Iago berbicara lagi. “Tapi lama-kelamaan, gue mulai ngerasa kalau ada sesuatu yang berbeda. Ketika gue ngelihat temen-temen gue yang bebas, temen-temen gue yang punya mimpinya sendiri, gue jadi tahu apa itu yang disebut terkekang. Yah, gue nggak bisa bebas menentukan tujuan hidup gue sendiri. Dan di saat Papi tahu, ada sesuatu yang gue suka, tapi nggak sesuai dengan rencananya, Papi bakal nentang gue.”

Ara masih tak merespons, otaknya masih sibuk memproses apa yang didengar oleh telinganya. Sekali pun, tak pernah terbayangkan oleh Ara jika dia akan bersedia mendengarkan cerita-cerita Iago. Dan nyatanya, di sinilah Ara sekarang, diam dengan saksama mendengarkan apa pun itu tentang Iago.

“Waktu masih kecil, gue cuma bisa memendam semuanya. Tapi sekarang, gue udah nggak mampu ngelakuin itu lagi. Ruang kesabaran gue udah penuh, gue harus putar otak biar bisa lepas dari kendali bokap gue,” lanjut Iago lagi.

Ara menoleh, mencoba bersuara, “Go—” Kalimatnya macet saat bersitatap dengan Iago. Raut wajah Iago biasa-biasa saja, tapi entah kenapa Ara bisa merasakan kalau cowok itu sebenarnya tengah kesakitan sendiri.

“Selain kakak-kakak gue, lo adalah orang luar yang pertama tahu soal kebusukan bokap gue. Jadi harusnya lo ngerasa spesial,” ucap Iago pelan. “Lo boleh jual informasi yang lo denger kok kalau lo butuh duit asalkan lo mau nolongin gue.”

“Apa?!” Ara tercengang, tak menyangka Iago menilainya seperti itu.

Kalimat Iago itu tentu melukai harga diri Ara, padahal baru saja dia merasa simpati pada cowok itu. Serendah itukah dirinya di mata Iago?

“Informasi itu nggak penting buat gue,” sinis Ara.

“Oh ya?”

Ara mengangguk ketus. “Karena lo juga bukan orang yang penting buat gue.”

Iago berpaling. Dadanya bergemuruh. Gelisah. “Gue anter lo pulang.”

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta untuk Yasmine
1726      784     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...
HADIAH PALING BERHARGA
536      353     4     
Short Story
Seorang wanita yang tidak bisa menerima kenyataan, keharmonisannya berubah menjadi kebencian, sebuah hadiah yang mengubah semua hal tentangnya .
Pantang Menyerah
207      180     0     
Short Story
Rena hanya ingin mengikuti lomba menulis cerpen tetapi banyak sekali tantangannya, untuk itu dia tidak akan menyerah, ia pasti akan berhasil melewati semua tantangan itu dengan kegigihan yang kuat dan pantang menyerah
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
Drama untuk Skenario Kehidupan
9106      1824     4     
Romance
Kehidupan kuliah Michelle benar-benar menjadi masa hidup terburuknya setelah keluar dari klub film fakultas. Demi melupakan kenangan-kenangan terburuknya, dia ingin fokus mengerjakan skripsi dan lulus secepatnya pada tahun terakhir kuliah. Namun, Ivan, ketua klub film fakultas baru, ingin Michelle menjadi aktris utama dalam sebuah proyek film pendek. Bayu, salah satu anggota klub film, rela menga...
DEUCE
624      339     0     
Short Story
\"Cinta dan rasa sakit itu saling mengikuti,\" itu adalah kutipan kalimat yang selalu kuingat dari sebuah novel best seller yang pernah kubaca. Dan benar adanya jika kebahagiaan dan kesakitan itu berjalan selaras sesuai dengan porsinya..
Dont Expect Me
460      339     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
Hatimu jinak-jinak merpati
534      352     0     
Short Story
Cerita ini mengisahkan tentang catatan seorang gadis yang terlalu berharap pada seorang pemuda yang selalu memberi kejutan padanya. Saat si gadis berharap lebih ternyata ...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
8714      2423     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
AKSARA
4465      1728     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...