Read More >>"> Love 90 Days (Chapter 14 - Kelabu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love 90 Days
MENU
About Us  

Pagi ini tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Di luar suram, awan abu-abu gelap yang menggantung di langit menandakan bila tak lama lagi akan turun hujan. Belakangan ini cuaca di seluruh penjuru daerah di Indonesia memang tidak bisa diprediksi. Bulan-bulan yang seharusnya menjadi musim hujan, malah berubah menjadi seperti musim kemarau, begitu juga sebaliknya.

Alam menjadi seperti ini karena adanya hukum sebab akibat, itu bisa diterima. Namun, bagaimana dengan takdir yang dengan seenaknya menuntut keseimbangan atas semua cinta yang diterima Ara? Dari lahir hingga detik ini, Ara tidak pernah meminta untuk menjadi orang yang dikelilingi oleh cinta. Semua itu berada di luar kendalinya. Lantas jika dirinya tidak pernah meminta, kenapa semesta harus menuntut sesuatu darinya?

“Lama-lama gue bisa gila beneran,” rutuk Ara.

Belakangan ini suasana hatinya selalu dirundung awan mendung. Kelabu. Rentetan kejadian yang dialaminya betul-betul membuatnya resah—dan takut. Pernah Ara berpikir jika semua ini hanyalah mimpi, sayangnya meski dia telah tidur dan terbangun berkali-kali, kenyataannya tetap sama. Ramalan itu terus saja menghantui.

Tatapan Ara beralih pada plester di lututnya. Plester itu hampir lepas karena terkena air sewaktu mandi tadi. Dengan kasar, Ara merenggut plester itu hingga lepas dan melemparkannya sembarangan. Setelahnya, Ara menyambar tas sekolah dan keluar dari kamar tanpa menutup pintu.

Di ruang makan, kedua orangtua dan kedua kakaknya sudah berkumpul untuk sarapan. Papa pernah bilang jika ruang makan adalah tempat paling penting dalam sebuah rumah. Karena ketika kita makan dan berkumpul bersama seluruh anggota keluarga, kita bisa saling bertukar cerita. Maka dari itu keluarganya memiliki sebuah aturan bila sarapan harus dilakukan di rumah.

Kebersamaan adalah bahan bakar untuk memulai hari-harimu yang melelahkan.

“Kok tumben baru turun?” tanya Mama. Wanita yang sudah rapi dalam balutan baju kerjanya itu mengamati wajah anak perempuannya. “Kamu sakit? Kelihatan nggak semangat banget.”

“Cuma kurang tidur, Ma,” jawab Ara sambil menyendokkan nasi goreng ke piringnya.

Kak Marcel berhenti makan dan menanyai Ara, “Lo semalam kenapa pulang naik ojol? Bukannya si Alan yang harusnya nganter?”

Ara memutar mata. Dia paling malas kalau kakaknya sudah mulai mengitimidasinya. “Habis nonton basket sama Alan, Ara mampir ke rumahnya Vika dulu, Kak.”

“Alan?” Papa menyipit pada Ara. “Pacar kamu?”

“Bukan, Paaa....”

“Pacar juga nggak apa-apa. Kamu boleh kok pacaran asal arahnya positif,” timpal Mama.

“Ma, Pa, Kak,” Ara menatap anggota keluarganya satu per satu, “Ara nggak pacaran sama siapa-siapa. Alan itu cuma teman Ara.”

“Kok gue nggak percaya.” Kali ini Kak Marvel yang bersuara.

“Ya itu terserah Kakak,” balas Ara tak acuh kemudian menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

Selanjutnya topik beralih pada Kak Marvel yang indeks prestasinya menurun dibandingkan dengan semester lalu. Mama mulai mengomel, sementara Papa mencoba menasihati.

“Papa nggak pernah maksa, kamu sendiri yang memilih jurusan itu. Jadi kamu harus bisa bertanggung jawab sama pilihan kamu sendiri,” kata Papa. “Lagi pula Papa nggak pernah menuntut nilai sempurna. Tapi kalau nilai kamu bagus, itu juga bakalan berguna bagi masa depan kamu sendiri.”

“Ya, Pa,” sahut Kak Marvel.

“Ya udah, makannya buruan dihabisin biar nggak telat,” ujar Mama.

Selera makan Ara menguap. Hatinya mendadak sedih. Andai kata dirinya tidak bisa menemukan cowok itu, lalu dia mati ... apakah suasana sarapan akan tetap seperti ini?

Ara mencengkeram sendoknya. Nggak, gue nggak mau mati! Pokoknya gue harus bisa menemukan cowok itu.

“Hari ini Ara ke sekolahnya nebeng Mama ya,” pinta Ara pada Mama usai menuntaskan sarapan.

“Lho? Nggak bareng sama Vika?”

“Vika hari ini dijemput sama Dion. Monic bareng sama Brian.”

“Nanti kalau kamu udah punya SIM, Papa bakalan kreditin kamu mobil sendiri,” timpal Papa dari kejauhan.

Mendengarnya, Ara sontak melompat kegirangan dan menghambur untuk memeluk Papa. Awan kelabu yang sedari tadi menaunginya langsung berganti dengan langit biru cerah. “Beneran, Pa?”

“Iya. Makanya belajar yang rajin sana.”

“Yeyyy!!! Makasih, Pa.” Ara memeluk erat Papa. “Kalau gitu Ara mau bareng sama Papa aja.”

Mama mencebik. “Kamu ini gimana sih? Sekolah kamu kan nggak searah sama kantornya Papa.”

“Oh iya.” Ara cengengesan. “Kalau gitu ayo kita berangkat, Ma.”

Berhubung kelasnya terletak di gedung B, Ara meminta Mama untuk menurunkannya di gerbang belakang agar dia tidak harus berjalan jauh untuk mencapai kelas. Suasana sekolah terbilang sudah ramai karena hari ini Ara tiba lebih siang daripada biasanya.

Melewati area parkir, Ara mendapati mobil convertible putih yang terlihat paling mencolok di antara mobil-mobil lainnya. Keputusannya sudah bulat, dia akan mengabaikan Iago dan fokus terhadap pencariannya sendiri.

Rencananya, hari ini Ara akan mulai mendekati Jefrey, cowok dari klub drama. Sembari berjalan, dia memutar otak, apa yang sekiranya dapat dilakukan untuk mendekati cowok pemalu itu?

“Pagi, Ara....” Seseorang menyapanya.

Hendra.

“Pagi, Hendra,” balas Ara seraya melambai kecil.

“Tumben sendirian.”

“Iya, tadi berangkat bareng sama Mama.”

“Oh ya, nanti pas istirahat pertama kita rapat. Lo nggak lupa, kan?”

Ara menggeleng. “Nggak dong. Ntar gue ingetin Vika sama Monic. Eh, Dion juga ding!”

“Oke sip! Gue duluan ya, soalnya harus ngurus izin buat anak-anak futsal yang hari ini ikutan lomba.” Cowok itu berujar sembari berjalan mundur menjauhi Ara, seakan tidak rela berpisah dengan cewek yang selama setahun terakhir disukainya.

“Iyaaa. Jalan yang bener. Nggak lucu kalau pagi-pagi kepala lo udah kejedot tembok,” balas Ara setengah berteriak.

Hendra adalah cowok yang paling tidak ingin Ara sakiti. Ara nyaman-nyaman saja dengan hubungan mereka yang seperti ini. Jangan sampai hubungannya dengan Hendra rusak hanya karena ada perasaan lain yang melewati garis pertemanan. Itulah mengapa Ara keberatan ketika Vika dan Monic memasukkan nama Hendra ke dalam daftar cowok yang harus didekati. Lebih dari itu Ara yakin, perasaannya pada Hendra tidak akan berkembang lebih dari yang dimilikinya saat ini.

“Gue mau ngomong sama lo pas pulang sekolah nanti,” ucap sebuah suara di belakang Ara.

Ara spontan memutar badan, membuat sosok di belakangnya secara otomatis menabraknya. “Lo lagi, lo lagi! Lo itu demit apa orang sih?”

“Hah?”

“Muncul seenak udel. Gue kan kaget!” sembur Ara. “Untung jantung gue sehat.” Ara mengelus dada.

“Gue mau ngomong sama lo pas pulang sekolah nanti.” Iago mengulangi kalimatnya.

“Gue nggak mau!”

“Lo harus mau!”

“Pulang sekolah gue ada urusan.”

“Gue tunggu lo.”

“Urusan gue bakalan lama.”

“Gue tunggu lo sampai urusan lo kelar.”

“Arghhh!” Ara kesal setengah mati. Ingin rasanya dia menendang cowok—yang lagi-lagi mengenakan hoodie putih—itu jauh-jauh. “Eh, lo dengerin gue baik-baik ya.... Gue. Nggak. Mau.” Lalu Ara berbalik dan berlarian kecil meninggalkan Iago.

Iago yang tak mau kalah nekat meneriaki Ara, “Gue tetep nungguin lo!”

“Terserah!” balas Ara yang suaranya tenggelam bersamaan dengan bunyi bel masuk.

Mendadak, perasaan itu muncul lagi. Tak hanya soal ramalan, Iago pun turut membawa awan kelabu baginya.

*

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ketika Kita Berdua
31097      4270     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Bukan kepribadian ganda
8509      1610     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Behind Friendship
4065      1143     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Cincin dan Cinta
1356      789     22     
Short Story
Ada yang meyakini, jika sama-sama memiliki cincin tersebut, kisah cinta mereka akan seperti Vesya dan Zami. Lalu, bagaimanakah kisah cinta mereka?
THE CHOICE: PUTRA FAJAR & TERATAI (FOLDER 1)
1942      857     0     
Romance
Zeline Arabella adalah artis tanah air yang telah muak dengan segala aturan yang melarangnya berkehendak bebas hanya karena ia seorang public figure. Belum lagi mendadak Mamanya berniat menjodohkannya dengan pewaris kaya raya kolega ayahnya. Muak dengan itu semua, Zeline kabur ke Jawa Timur demi bisa menenangkan diri. Barangkali itu keputusan terbaik yang pernah ia buat. Karena dalam pelariannya,...
REWIND
12336      1701     50     
Romance
Aku yang selalu jadi figuran di kisah orang lain, juga ingin mendapat banyak cinta layaknya pemeran utama dalam ceritaku sendiri. -Anindita Hermawan, 2007-
When the Music Gets Quite
54      49     0     
Romance
Senja selalu suka semua hal tentang paus biru karena pernah melihat makhluk itu di jurnal sang ibu. Ternyata, tidak hanya Senja yang menyukainya, Eris yang secara tak sengaja sering bertemu dengannya di shelter hewan terlantar dekat kos juga menyukai hal yang sama. Hanya satu yang membedakan mereka; Eris terlampau jatuh cinta dengan petikan gitar dan segala hal tentang musik. Jatuh cinta yang ...
Teman
1206      560     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Archery Lovers
3310      1679     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
ORIGAMI MIMPI
28088      3184     55     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...