Pada waktu pagi harinya, Desa sebelah dari desa Dedeuhratu tepatnya Desa Girimakmur. Tengah dikejutkan dengan penemuan sesosok jasad yang telah menjadi kerangka di dalam rumah kosong yang tak berpenghuni.
Diduga, jasad tersebut sudah lama meninggal disitu, namun tidak terendus oleh warga sekitar. Warga pun menyangkanya rumah tersebut kosong tak berpenghuni.
Yang pertama kali menemukan adalah Bapak Suprapto, pemilik rumah kosong yang akan hendak mengambil perkakas untuk berkebun yang tersimpan di rumah kosongnya itu.
“ Astagfirullah.” Ucap Pak Suprapto sambil terus beristigfar.
Lalu, Pak Suprapto pun bergegas lari menuju rumah pak RT untuk melaporkan temuannya itu. Tapi, ketika dijalan Pak Suprapto malah berpapasan dengan Mbah Susilo warga desa sebelah yang sudah terkenal memiliki kemampuan tak biasanya.
“ Kang Suprapto, kenapa seperti yang panik begitu?” tanya Mbah Susilo penasaran.
“ Eh Mbah Susilo, ini anu Mbah, saya menemukan sesosok jasad di dalam rumah kosong saya, saya mau lapor pak RT.”
“ Inalilahi wainalilahi Raji’un, ya sudah saya temani menuju rumah Pak RT, sekalian saya mau memastikan ikut ke sana.”
“ Iya Mbah, terima kasih banyak, ya! Kebetulan ketemu Mbah disini.”
Akhirnya, Kang Suprapto ditemani Mbah Susilo menuju rumah pak RT. Agak dekat dari lokasi kejadian, hanya sepuluh menit berjalan kaki.
Begitu sudah sampai rumah pak RT, lalu Kang Suprapto pun mengetuk pintu.
Tok...
Tok...
Tok...
“ Iya, tunggu sebentar, saya buka pintu dulu.” Terdengar istri pak RT teriak dari dalam rumah.
Begitu pintu dibuka, Kang Suprapto sudah panik luar biasa.
“ Eh Pak Suprapto, ada keperluan apa ya kang? Sebentar saya panggilkan dulu bapak ya.”
Istrinya pak RT lalu menuju ke dalam rumah lagi untuk membangunkan suaminya yang sedang tidur di kamar. Setelah pak RT terbangun, lalu pak RT bergegas menemui Pak Suprapto dan Mbah Susilo di depan rumah.
“ Eh, Pak Suprapto dan Mbah Susilo, ada apa ya Bapak-bapak tumben laporan?” tanya pak RT.
“ Gini pak, anu..hmm..di rumah kosong saya ada sesosok jasad yang sudah menjadi kerangka.”
“ Apa? Inalilahi wainalilahi Raji’un, mari kita ke sana pak.” Pak RT pun kaget dan mengajak pak Suprapto dan Mbah Susilo untuk menuju ke tempat lokasi jasad itu ditemukan.
Begitu sampai ke lokasi kejadian, Nampak Pak RT panik karena mendapati kejadian mengerikan dilokasi tempatnya bertugas. Pak RT lalu mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi aparat setempat. Beberapa menit kemudian, aparat kepolisian dari Polsek pun datang ke lokasi kejadian dengan membawa anjing pelacak.
“ Kami identifikasi mayatnya dulu ya, dan kami investigasi dulu.” Ucap kepala Polsek meminta izin pemilik rumah.
“ Iya, silakan pak, identifikasi yang betul-betul sebab saya bukan pelakunya.”
“ Baik pak, siap! Bapak tenang dulu jangan panik, ya!”
Kepala Polsek beserta jajarannya lalu menjalankan tugas masing-masing untuk menginvestigasi dan lokasi temuan jasad pun dipasang garis polisi untuk sementara waktu.
Anjing pelacak yang dibawa mengendus sesuatu, nampak dari saku bajunya terdapat satu buah ponsel dan satu buah flashdisk. Barang itu disita untuk dijadikan barang bukti. Dan tak lupa di sekitar diperiksa sidik jarinya apakah ada yang mencurigakan atau tidak.
“ Oke, barang bukti sudah kita amankan, saksi-saksi yang pertama menemukan harap bisa diajak kerja sama untuk memberikan keterangannya, dan jasad ini kita bawa menuju ke rumah sakit untuk diautopsi ya.”
Jasad yang sudah kaku tinggal kerangka itu dibawa menuju ke rumah sakit untuk dicari tahu penyebabnya kenapa.
Lalu orang yang pertama kali menemukan dibawa oleh aparat untuk diminta keterangannya.
“ Bapak, saya bawa dulu ke kantor ya, tidak akan diapa-apain hanya diminta keterangan saja.” Ucap aparat meyakinkan bapak Suprapto.
“ Iya pak, silakan kebetulan saya sedang libur kerja hari ini.”
“Baiklah kalau gitu.”
Lalu, Bapak Suprapto disuruh masuk ke dalam mobil aparat kepolisian, sementara Mbah Susilo dan Bapak RT pulang menuju rumahnya masing-masing. Sebenarnya bisa saja Mbah Susilo melakukan penerawangan melalui batinnya, tapi tunggu saja dulu sampai Pak Suprapto memberikan informasinya .
***
Pak Suprapto pun sudah berada di dalam kantor aparat kepolisian, Pak Suprapto diperiksa selama hampir 5 jam sebagai status saksi.
Karena tidak ada yang mencurigakan, akhirnya Pak Suprapto diperbolehkan pulang ke rumahnya. Selanjutnya, tinggal menunggu hasil dari rumah sakit dan pemeriksaan digital seperti temuan flashdisk dan ponselnya.
Setelah Pak Suprapto pulang, aparat kepolisian pun mulai memeriksa temuan flashdisk dan ponselnya. Begitu dibuka, isinya banyak tentang curhatan-curhatan korban selama hidup. Diduga dia meninggal karena bunuh diri di rumah kosong milik Bapak Suprapto.
Dugaan pertama sudah terbongkar, selanjutnya dugaan yang kedua masih menunggu sekitar semingguan lagi untuk menunggu hasilnya dari rumah sakit.
***
Malam pun tiba, Pak Suprapto mengajak Mbah Susilo menuju rumah kosong pak Suprapto. Karena Mbah Susilo mempunyai kemampuan yang tak biasa, makanya Pak Suprapto meminta tolong untuk memecahkan misteri ini. Setelah sampai di rumah kosong milik Bapak Suprapto, lalu Mbah Susilo melakukan penelusuran ke berbagai sudut rumah kosong itu.
Karena tidak ada orang lagi yang bisa dijadikan media, akhirnya Pak Suprapto lah yang bersedia untuk di mediumisasi.
Mbah Susilo pun mulai memanggil jin qorin yang menyerupai jasad yang ditemukan telah menjadi kerangka itu.
“ Hey, siapakah kamu?”
Makhluk itu hanya diam tertunduk tak menjawab sepatah kata pun. Lalu, Mbah Susilo mendekati makhluk itu dan bertanya.
“ Jujur saja, kamu ada masalah apa? Kenapa begitu nekat mengakhiri hidup di rumah orang lain?”
Makhluk itu akhirnya menjawab pertanyaan Mbah Susilo.
“ Saya nekat lakukan ini karena saya sakit hati, ketika saya punya banyak uang saya disayangi. Namun ketika saya sudah tak punya apa-apa saya dibuang bahkan diusir begitu saja.”
“ Oh, jadi itu permasalahannya, jadi kamu berhari-hari bertahan disini hingga ajal memanggil?” tanya Mbah Susilo.
“ Iya begitulah, saya mau minta sesuatu, bolehkah?”
“ minta apa?”
“ Saya ingin sisa-sisa tulang belulang saya dikubur secara layak, sampaikan maaf saya kepada keluarga saya di desa Dedeuhratu yaitu keluarga Bapak Sanusi.”
“ Baiklah, kalau itu permintaan terakhirmu, nanti saya akan menghubungi keluargamu dan mendiskusikan penguburan jasadmu, sekarang kembalilah menuju alammu.” Mbah Susilo menyanggupi permintaan terakhirnya dan menyuruh arwah itu kembali ke alam asalnya. Karena dunia sudah bukan lagi tempatnya.
Seketika, tubuh Bapak Suprapto pun ambruk.
Bbrruukk...
Pak Suprapto terjatuh tengkurap, untung saja ada busa-busa bekas kasur jadi tidak terlalu sakit saat terjatuh tadi.
Mbah Susilo pun langsung memberikan secangkir air minum untuk Pak Suprapto. “ Ini diminum dulu, air ini sudah kuberi ayat-ayat ruqyah. Semoga makhluk astral yang sempat berinteraksi denganmu tidak mengganggu lagi.
“ Terima kasih ya mbah.”
“ Iya Pak Suprapto, kebetulan Mbah sudah merekam juga kejadian tadi, semoga dapat menjadi bukti. Besok aja kita ke kantor polisinya.”
“ Iya Mbah, sekarang sudah tengah malam, mari kita pulang.”
Akhirnya Pak Suprapto dengan Mbah Susilo pulang bersama-sama menuju ke rumahnya masing-masing.
***
Lanjut
Comment on chapter Hantu Penunggu Jembatan Tua