Loading...
Logo TinLit
Read Story - Evolvera Life
MENU
About Us  

Suasananya tiba-tiba menjadi menegangkan “Lepaskan wanita itu!” seru Cedric, mengguncang suasana. Aura kuning yang kuat menyebar membuat udara terkompresi.

“Siapa yang membiarkan dia masuk, huh?” seru bos mereka

“Bos, tidak ada yang berjaga di depan.”

“Kenapa tidak ada, bodoh!”

“Karena kita tidak pernah membuat penjagaan, bos.”

“Kenapa tidak dibuat dasar payah?”

“Bos tidak pernah memerintahkan,” seru anak buahnya. Wajah bos itu seketika memerah. Dia melemparkan wanita itu hingga tersungkur mengenai material beton.

“Sembuhkan wanita itu nanti, jangan biarkan sedikit pun lecet sebelum kita menjualnya,” seru bos mereka.

“Bisakah kalian berhenti berteriak kasar?” Cedric memotong dialog bos dan anak buah itu.

“Kau mau apa?” tanya bos mereka.

Belum menjawab, Cedric berjalan santai dan tegap mendekat ke arah bos itu.

“Kalian, cepat urus dia!” pinta bos mereka. Sontak, anak buahnya menuruti maju dengan tangan memegang pemukul dan parang.

“Hiyaaak!”

Bug! Pukulan pertama berhasil tepis. Itu pukulan kosong. Tiga pria yang lain membawa senjata, dan satu pria hanya tangan kosong. Itu berarti 4 lawan 1.

Pria kedua dengan parang mengayunkan dengan cepat dari kanan hampir memotong perut Cedric. Untungnya, serangan itu berhasil dielak, diikuti dengan gerakan kaki, Cedric berhasil melumpuhkan satu orang. Tinggal 3.

“Gunakan kekuatan kalian!” pinta rekannya.

“Bagaimana caranya? Aku kan tidak punya kekuatan bertarung, kemampuanku hanya mencuri barang. Emangnya apa yang bisa kucuri dari dia? Celana dalamnya?” jawab rekannya yang lain.

“Dasar tolol, kau kan bisa menghilang, bodoh!” teriak rekannya yang lain.

“Hey-hey, kalian tidak perlu berantam, cepat habisi pria itu!” bentak bos mereka.

Cedric bergerak maju menyerang lebih dulu. Gerakan Cedric lambat di ruangan ini. Akan sulit jika terlalu banyak mengeluarkan benturan.

Bum! Pukulan anak buah bos itu berhasil memukul pipi Cedric. Cedric tidak menyadarinya.

“Dari mana pukulan itu?”

Bum! Pukulan kedua dari depan berhasil ditipis. Diikuti dengan pemukul yang berhasil dihindari, lalu Cedric membalas dengan pukulan langsung ke perut, membuat pria itu terlempar 1 meter membentur material runtuhan.

“Sialan!” teriak rekannya yang lain.

Pukulan berikutnya lebih cepat. Namun ini tidak seberapa. Masih terlalu lambat, dan gerakan mereka tidak teratur. Benar-benar hanya mengandalkan insting tanpa teknik bela diri apapun.

Bum! Pria yang satunya terpukul di dagu. Membuatnya mundur 2 langkah.

Bum! Cedric juga terpukul. Tapi kali ini dari belakang.

“Pukulan barusan, aku tidak melihat siapa yang memukul,” dengusku dari balik tembok. Freya ikut memperhatikan dengan seksama.

“Ada seseorang yang menggunakan kemampuan menghilang?” Cedric menyadarinya. Pukulan berikutnya datang dari depan. Pria yang setengah pusing itu maju tanpa aba-aba.

“Perbaiki cara berjalanmu lebih dulu,” ucap Cedric, sebelumnya tendangan ke atas telak menghempaskan pria itu ke dinding. Satu orang lagi lumpuh. Tersisa satu yang tidak terlihat.

Bum, Cedric terpukul di dagu. Itu pukulan keras. Bum! Pukulan berikutnya, dan bum! Pukulan ketiga. Masih sulit menerka arah petarungan ini.

Cedric masih diam mematung, berusaha fokus membaca gerakan.

Bum!

Pukulan keras berikutnya hampir mengenai wajah Cedric. Untung saja berhasil ditipis. Tangan pria itu ditangkap, lalu Cedric membantingnya ke belakang.

Bum! Bugrk. Pria itu terhempas 2 meter ke belakang, menghantam lemari hingga hancur. Ronde pertama selesai.

“Lepaskan kedua anak dan ibu mereka!” pinta Cedric.

“Tu-tunggu, mari kita bernegosiasi.”

“Negosiasi?”

“Iya, mari melakukan barter, bagaimana menarik kan?”

“Apa yang kau inginkan?”

Bos itu menggeleng lalu tersenyum.

“Tidak, bukan aku yang seharusnya bertanya. Ini adalah pilihanmu.”

“Apa maksudmu?”

“Aaaaaaaaa!” teriakku.

“Siapa kalian hey!” Teriak Freya, berusaha memukul dua pria berbadan besar yang berusaha menangkap kami, namun tidak berhasil.

“Apa yang kalian lakukan hey!” bentak Cedric, suaranya terdengar keras dan marah.

“Santai, ini hanya barter. Kau yang akan untung di sini. Kalian cepat bawa dua barang kita ke sini,” pinta bos itu, menepuk tangannya.

Kami dipaksa berjalan, mereka kasar sekali. Tangan kami diikat ke belakang. Sebuah pisau mengarah langsung ke leher aku dan Freya.

“Maaf, Kapten, aku tidak menyadari kehadiran mereka.”

“Hey, diam!” bentak pria yang menahan lenganku.

Wajah Cedric terlihat panik ketika menatap kami. Keringat mengalir di jidatnya. Matanya bergetar lalu ia menarik nafas panjang. Seketika paniknya hilang.

“Jadi, apa taruhannya?”

“Aku akan menyerahkan teman-temanmu, dan mereka akan selamat, tetapi kau harus membiarkan kami membawa kedua anak dan ibunya.”

“Cedric, jangan!” seru Freya. Cedric terlihat berhitung kemungkinan terburuknya sebelum ia memutuskan.

“Cedric, jangan biarkan mereka berbuat jahat!” teriakku. Namun dia tidak menanggapi. Yang kulihat hanya sosok tubuh yang mematung berdiri tegap menatap lawan bicaranya.

Eh, tapi bentar, ada sesuatu yang bergerak. Jarinya bergerak. Itu kode tangan, aku tidak bisa membacanya tapi aku yakin Freya bisa.

Kemudian Freya menatapku. Matanya berkedip-kedip. Sesekali dua kedipan cepat, dan sesekali juga satu kedipan lambat.

Aku mulai menyadarinya. Itu sandi Morse. Aku pernah mempelajari ketika Pramuka. Aku mengingat setiap detail kodenya. Hanya terdapat dua tipe tanda, yaitu titik dan garis. Tetapi kali ini tidak menggunakan peluit atau senter atau alat listrik lainnya untuk mengirimkan informasi. Freya melakukannya dengan kedipan. Aku yakin setiap dua kedipan mata yang cepat adalah garis, dan satu kedipan mata sedikit lambat adalah titik. Kalau begitu, aku bisa mengerti pesannya.

Sesaat aku membalas dengan kedipan juga. Pria yang menggenggam kami tidak menyadarinya, mereka terlalu sibuk memperhatikan Cedric yang mulai berbicara, mengulur waktu, hingga saatnya tiba. Rencana singkat pelarian.

“Permisi tuan, bisakah kamu mengantarkan ku biar air kecil? Aku tidak mungkin bisa membuka celanaku jika diikat begini.”

“Ah, boleh-boleh. Aku akan membantu mu, muehehe.”

Bagus, sekarang saatnya Freya beraksi.

Bug! Freya berbalik langsung memberikan tendangan keras ke selangkangan pria di belakangnya. Tendangan itu langsung membuat pria itu lumpuh kesakitan menutup selangkangannya.

“Hey, jangan bergerak atau temanmu.”

Itu tidak akan berhasil, aku sudah siap dengan kemungkinan ini.

“Imagination; Shield!”

Bug! Pria itu terdorong oleh perisai yang kubuat ketika melebar, membuatnya mundur 2 langkah, dan itu sudah cukup.

Bum! Pukulan keras dari Freya, tidak mempan. Pukulan berikutnya dari ku juga tidak mempan. Pria ini kebal, entah apa yang membuatnya kebal.

“Incar selangkangan mereka, Rika!” teriak Freya. Aku mengangguk dan segera mengincar, namun kakiku ditangkap membuatku kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur. Pria itu menarik kedua kakiku agar siap menerkam.

Sesaat sebelum dia melakukannya.

“Meow!” kucing Oren melompat ke wajah pria itu dan langsung membuatnya mundur beberapa langkah, memberi kami sedikit waktu.

“Baiklah, sekarang aku yang menendang, hiyaaa!”

Bum! Tendangan keras langsung ke selangkangan pria itu, membuatnya langsung kesakitan dan jatuh ke tanah. Dua pria itu telah lumpuh.

“Yeeeey!” aku dan Freya beradu tos.

“Bagus, teman-teman,” sahut Cedric, sekarang dia bisa fokus dengan seseorang di depannya. “Jadi, bisakah kau menyerahkan mereka, maka balasannya kami tidak akan menangkapmu dan memasukan ke penjara.”

“Menangkapku? Masuk penjara?” Pria itu tertawa, sangat keras terpingkal-pingkal. “Jangan bercanda, tuan, dunia ini tidak ada penjara, tidak ada hukum resmi yang berlaku. Bahkan jika aku di wilayah kekuasaan faksi hukum, tetap saja aku bisa bebas dengan mudah.”

“Apa maksudmu?”

“Menyogoknya, apa kau tidak tahu. Atau kau warga yang taat hukum, tuan?”

“Yeriko? Dia mau disogok?” sahut Freya.

“Tidak-tidak, bukan dia, tetapi bawahannya.”

“Apa maksudmu?” tanya Cedric. Matanya menatap serius lawan bicaranya.

“Sudah kukatakan, sangat mudah lepas dengan hukum di kota ini, bahkan negara ini sebelumnya. Cukup beri uang damai kepada aparat yang menangkapmu, maka semuanya akan beres. Selesai.” Dia kembali tertawa terpingkal-pingkal.

“Siapa orang itu, katakan cepat!”

“Untuk apa? Kalian tidak akan bisa berbuat apa-apa. Aku menyarankan kalian jangan terlalu terlibat dengan permainan perebutan kekuasaan itu.”

“Berhentilah membual.”

Bos itu kembali tertawa, kemudian sesaat dia diam dan kembali serius.

“Baiklah, aku akan melepaskan wanita itu dan kedua anaknya. Aku tidak membutuhkan wanita kelas bawah dan aku yakin organ anak-anak itu juga tidak berkualitas tinggi, tetap akan murah di pasar gelap.”

“Kalau begitu, pergilah secepatnya, tinggalkan mereka dan bawa anak buahmu.”

“Sebentar, tuan yang ramah, aku akan pergi. Santai saja.”

”Yeah, begitu kalah, dia jadi sopan santun,” ketus Freya membuatku hampir tertawa.

“Ayo cepat, kalau kalian tidak mau dihabisi mereka,” seru bos itu.

“I-iya, bos!” balas mereka dan segera berlari dengan kaki pincang dan jalan yang tidak beraturan keluar dari bangunan kumuh ini. Cedric mendatangi wanita yang diduga ibu dari kedua anak itu. Tangannya terulur memberikan bantuan.

“Ayo berdiri, nyonya, biar kubantu,” ucap Cedric dengan senyumannya.

“Iya, terima kasih, aku tidak tau harus membalas Budi bagaimana,” balasnya.

“Tidak perlu membalas apapun nyinya. Apa ada yang terluka selain kening?” Tanya Cedric.

“Tangan sedikit lecet saja, tidak apa, ini sudah lebih baik.”

“Tidak, nyonya,” Cedric menggeleng lalu segera menatap Freya, jelas Freya paham maksudnya.

“Biarkan kami menyembuhkanmu, nyonya.”

“Ah, aku tidak kalian terlalu banyak membantu, jangan, aku tidak punya uang juga.”

“Jangan khawatir, kami tidak memungut biaya, lagian tidak ada yang membatasi seseorang untuk berbuat kebaikan,” jelas Cedric.

“Freya lakukan sekarang dan Rika coba cek kondisi anak-anak itu.”

“Baik, Kapten,” jawabku.

Freya segera mengulurkan tangannya ke area yang terluka, lalu mengucapkan kalimat perintah “Healing!” Cahaya hijau menyejukkan keluar dari telapak tangannya. Perlahan menjahit setiap jaringan tubuh yang koyak dan mengganti sel-sel yang rusak dengan sel yang baru. Ini kemampuan regenerasi tingkat dasar, mudah menggunakannya dan juga hanya bisa menyembuhkan luka kecil.

Di sisi lain, aku sibuk memeriksa dan bertanya kepada kedua anak itu, juga sesekali tertawa mendengar komentar mereka.

“Kak, tadi nama kakak laki-laki di sana siapa?”

“Cedric,” jawabku.

“Keren banget tadi, loh, dia sap-sep-sap,” ucap anak itu sembari menirukan gerakan Cedric dengan tangannya.

Aku balas tersenyum dengan tawa tipis. Itu lucu sekali dan juga membahagiakan.

“Ayo jumpai ibu kalian.”

“Iya, terima kasih, kak,” jawab serentak mereka berdua. Walaupun mereka anak kecil, tapi rasanya orang-orang seperti mereka lebih membahagiakan jika menyebutkan kata terima kasih. Seolah itu sangat bermakna buatku.

“Kapten, mereka berdua baik-baik saja, bagaimana dengan ibunya?” Tanyaku sembari membawa kedua anak itu mendekati ibunya yang sedang terbaring di lantai.

Freya yang mengobati menyahut, “Sudah aman dan baru saja selesai.”

Ibu dari kedua anak itu segera berdiri menyambut kedua anak-anaknya.

“Sini, Mama peluk,” ucapnya lalu berpelukan erat bagai terpisah bertahun-tahun. Momen itu haru sekaligus sedih, mengingatkanku kepada keluargaku yang dulu.

“Kalian, ikut aku sebentar,” ucap Cedric dengan gelagatnya yang aneh. Dia membawa kami berkumpul sedikit jauh dari kedua anak dan ibu mereka. Entah apa yang ingin dia sampaikan.

“Langsung ke intinya saja, bisakah aku memberikan sedikit uang untuk mereka?” ucap Cedric, membuat Freya kaget.

“Hah, kau gila, uang kita itu dikit, loh.”

“Shtttt, suaramu keras, nanti mereka dengar,” seru Cedric berbisik.

“Hanya 500 ribu saja, setidaknya itu cukup untuk mereka memulai hal yang baru kan,” jelas Cedric.

“Kurasa Cedric benar. Freya, sesekali tidak masalah membantu kan, mereka juga sedang terpuruk dan aku tidak yakin kapan terakhir kali mereka makan,” sahutku, membantu menguatkan argumen Cedric.

“Tapi,” Freya diam sejenak, kemudian menghela nafas.

“Terserah, itu keputusanmu, Cedric, tetapi kalau kita kekurangan dana, kau harus tanggung jawab, ingat itu.”

“Iya-iya, aku akan bekerja keras di misi pertama kita nanti. Aku janji.”

“Yasudah, cepat selesaikan. Matahari bentar lagi tumbang.”

Cedric mengangguk, kemudian berbisik, menyerahkan segelintir uang itu langsung ke tangan ibu kedua anak itu. Aku dan Freya hanya memperhatikan dari jauh, dan sesekali aku tersenyum tipis melihat reaksi ibu kedua anak itu yang amat gembira. Dia juga sesekali memeluk Cedric bagai penyelamat hidupnya.

Hingga momen itu berakhir lima menit yang lalu, setelah kami memutuskan untuk segera pergi dari reruntuhan bangunan itu dan kembali ke jalan yang benar—maksudnya, kami berhasil mengetahui arah penginapan yang kami tuju dan segera mengikuti rute yang diberikan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • silvius

    Halo readersvol. ada perubahan jadwal upload mulai bab berikutnya. Evolvera Life akan upload bab baru setiap 3 hari sekali. Terimakasih sudah menikmati cerita.

  • silvius

    Halo pembaca. Ini merupakan novel pertama saya. Saya sangat senang jika mendapatkan kritikan atau saran atau mungkin hal bagus yang membangun. Mari bersama membangun komunitas terbaik. Terimakasih telah membaca dan memberikan tanggapan yang jujur

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Anak Magang
122      114     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Orange Haze
518      360     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Khalisya (Matahari Sejati)
2856      959     3     
Romance
Reyfan itu cuek, tapi nggak sedingin kayak cowok-cowok wattpad Khalisya itu hangat, tapi ia juga teduh Bagaimana jika kedua karakter itu disatukan..?? Bisakah menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi..?? Semuanya akan terjawab disini. Ketika dua hati saling berjuang, menerobos lorong perbedaan. Mempertaruhkan hati fan perasaan untuk menemukan matahari sejati yang sesungguhnya &...
Finding Home
1994      943     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Lantas?
41      41     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Solita Residen
1821      946     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
LULLABY
14953      2875     2     
Fantasy
Lowin mengingat Nasehat terakhir yang diberikan oleh sang kakak mowrine sebelum ia mengemban tugas dari kerajaan. Sang kakak mowrine juga harus melanggar larangan dan terpaksa berbohong untuk mendapat kepercayaan dari keluarga yang akan ia tinggalkan. Bukan tanpa alasan mowrine melakukan hal itu, ia melihat sesuatu didiri lowin yang mengusik ketenangan. Namun, Kenyataan tidak sesuai dengan har...
My Soul
179      139     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
FIGURE 09
1726      680     3     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
Shinta
6646      1899     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.