Read More >>"> TWINS STORY (Bagian 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - TWINS STORY
MENU
About Us  

~Happy Reading~

 

Akhirnya mereka pun bergegas menuju ruang kepala sekolah. Setelah ada beberapa kejadian adu mulut dan baku hantam. Memang manusia dua ini nggak pernah ada akurnya. Sehingga mereka sering disebut sebagai tom and jerry keluarga Andrea.

Dan disinilah mereka berada, di ruang kepala sekolah untuk mengurus perpindahan mereka di SMA Tunas Bangsa. 

"Baik, Ananda Raina dan Rania, kami sudah melihat rapor kalian, dan ternyata nilai kalian berdua cukup tinggi, terutama di bidang IPA dan Sains, jadi kami tempatkan kalian di kelas unggulan yaitu di kelas 12 IPA 1B kelas unggulan kedua di sekolah ini.Baiklah, kalian sudah bisa menuju kelas kalian, dan akan ada bu Dewi selaku wali kelas kalian dan beliau lah yang akan memandu untuk menuju ke kelas. Sekarang kalian boleh keluar. " penjelasan dengan rumus persegi panjang itu keluar dari mulut pak Andi, sang wali kelas. 

"Terima kasih pak, kalau begitu kami permisi dulu" ujar Raina dan Rania bersamaan, kemudian mereka menunduk sopan kepada pak Andi dan berlalu meninggalkan ruangan tersebut. 

Mereka berdua pun berjalan manaiki tangga karena kelas 12 berada di lantai paling atas, dan setelah menaiki tangga masih ada lorong yang begitu panjang. Nasib kelas unggulan paling atas dan paling pojok. Dan di sana juga ada kelas unggulan yang lainnya, seperti untuk mapel IPS, bahasa, agama, dll. Kebetulan kelas IPA berada di ujung lantai atas ini jadi sekalian olahraga lah tuh. 

"Gilakk!! Kak! ini kita lagi jalan ke kelas aja udah selevel sama kayak naik gunung tau nggak. Udah pegel banget nih kaki gue.Bisa bisa kaki gue patah kalo setiap hari harus kayak gini" bisik Rania pada Raina agar tidak terdengar oleh Bu Dewi. 

"Ck! Ngeluh terus ya hidup lo. Nikmatin aja kali. Nanti juga kebiasa kalo udah sering dilakuin" Balas Raina dengan bisikan juga. 

"Tumben kak lo nggak ngeluh. Biasanya kalau beginian lo yang ngeluh duluan deh"

"Gue lagi males untuk mengeluh. Soalnya gue lagi belajar untuk menjalani hidup yang penuh tantangan ini"

"Sak ae mbaknya"

"Aduhhh kalian ini baru hari pertama saja sudah banyak mengeluh. Bagaimana nanti kedepannya kalau kalian mengeluh terus seperti ini" 

Mendengar bu Dewi mangatakan hal tersebut pun membuat Raina dan Rania terkejut. 

"Eh bu, Ibu dengar apa yang saya katakan tadi? " dengan beonya Rania pun bertanya. 

Bagaimana tidak terdengar coba. Kan posisi saat ini adalah Bu Dewi yang berada di depan dan Raina Rania yang mengekori di belakang dengan jarak yang sangat dekat. 

" Ya jelas dengar lah! Kan posisi Ibu dengan kalian berdua tidak ada 10 cm"

"Hehehe, maaf bu tadi keceplosan langsung bicara" ujar Rania sambil cengar-cengir. 

Mendengar hal itu bu Dewi pun hanya bisa geleng kepala dan mengelus dada. Dan melanjutkan berjalan menuju ke kelas. 

"Lo sih, ngomong langsung nerocos aja"-Raina.

"Ya maap atuh kak. Namanya juga dari alam bawah sadar. HeheπŸ˜…"-Rania.

Dan akhirnya setelah menyusuri sungai, mendaki lembah, mendaki gunung, melawan badai angin topan akhirnya sampai juga mereka di kelas 12 IPA 1B. Dan setelah mereka berdua berdiri di depan kelas tersebut mereka pun mengerti. Pantas saja kelasnya berada di paling atas dan paling pojok. Bagaimana tidak? orang kelasnya aja paling bagus kalau dibandingkan dengan kelas yang lainnya. Jadi sekolah ini menyembunyikan aset berharganya di sini toh. 

" Baik, ini kelas kalian berdua. Nanti setelah ibu masuk, baru kalian mengikuti ibu, dan setelah ibu persilahkan kalian untuk memperkenalkan diri, baru kalian perkenalkan diri kalian. Dimengerti? "

"Dimengerti bu" Jawab Raina dan Rania serempak. 

Bu Dewi pun langsung berjalan menuju ke dalam kelas, diikuti dengan Raina dan Rania yang mengekor. 

"Selamat pagi semuanya" ucap bu Dewi kepada seluruh murid 12 IPA 1B.

"PAGI BUUU" jawab para murid dengan serempak. 

"Perhatian semuanya, kalian kedatangan dua murid baru yang akan bergabung bersama kalian di kelas ini. Silahkan perkenalkan diri kalian berdua" ucap bu Dewi mempersilahkan Raina dan Rania. 

"Hai semuanya, gue Raina Laura Andrea bisa dipanggil Raina. SALAM KENAL SEMUANYAAA!! Semoga kita bisa jadi teman baik yaa. Terima kasih" ujar Raina yang memperkenalkan diri terlebih dahulu. 

Dan sekarang giliran Rania yang yang memperkenalkan diri. 

"Hi.Gue Rania Laura Andrea dipanggil Rania. Salam kenal semua" ujar Rania dengan muka datarnya. 

'Nggak salah denger nih gue. Mereka dari keluarga Andrea? Wah gokil coyy'

'Hah! keluarga Andrea yang itu kan, keluarga terkaya no 2 '

'Pantes auranya bukan main. Rich money abiss'

'Wahhh gila'

'Tercengang gue'

'Wahhhh'

'Tidak bisa ber word word diri ini'

Dan terjadilah keributan di dalam kelas membicarakan kedatangan si kembar dari keluarga Andrea. Siapa sih yang nggak tau keluarga ini. Keluarga terkaya ke 2 yang mempunyai bisnis sampai luar negeri dan sudah memiliki banyak cabang untuk Andrea Company. 

"Ssssttt.Jangan ribut semuanya" bu Dewi memperingatkan kepada murid muridnya. 

"Dan untuk kalian berdua bisa duduk di dua bangku yang berada di barisan kedua paling belakang" ujar bu Dewi mempersilahkan. 

"Baik bu" jawab Raina dan Rania dilanjutkan dengan berjalan menuju ke bangku mereka. 

Kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran seperti biasa. Dan saat ini sudah memasuki waktu istirahat, sehingga para murid berhamburan keluar dari kelas untuk menuju ke kantin. 

" Hai Raina! Hai Rania! Kenalin gue Elvina Nadira panggil aja Vina" ucap salah satu siswi yang bernama Vina tersebut sambil mengajak bersalaman Raina dan Rania. 

"Hai juga Vina! gue Raina" balas Raina sambil menjabat tangan Vina

"Hai gue Rania" balas Rania sambil melakukan hal yang sama. 

"Dah tau gue, kan tadi udah kenalan di depan" ucap Vina. 

"Oh iyaa. Hehe" jawab Rania sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

"Eh kalian kembar kan? " tanya Vina kepada Raina dan Rania. 

"Iyaa.Gue kakaknya dan Rania adik gue" jawab Raina sambil merangkul Rania. 

"Ihh kak! Nggak usah sokap napa. Pake rangkulan segala. Gue nggak suka dirangkul" ucap Rania sambil melepas tangan sang kakak yang melingkar di lehernya. 

"Ya elah gitu doang ngamok"-Raina.

" Biar apa? Biarin"-Rania

"Udah udah kok jadi berantem sih" lerai Vina yang menyaksikan pertengkaran kakak beradik tersebut. 

"Kebetulan nih, gue juga punya kembaran" ucap Vina memperkenalkan adiknya yang dari tadi terlupakan. 

"Akhirnya nyadar juga lo kak kalo gue juga ada di sini. Dari tadi gue nungguin lo buat kenalin gue ke mereka" ujar adiknya Vina. 

"Hehe maaf ya adikku cayang. Lagian lo kalo mau kenalan ya tinggal kenalan lah ga usah pake nunggu gue segala" jawab Vina kepada adiknya. 

"Kenalin gue Elvira Nadia panggil aja Vira, adiknya kak Vina" ucap Vira memperkenalkan diri. 

"WAAAHHHH!! KALIAN JUGA KEMBARR. KEBETULAN BANGETT. I LIKE ITTT, YA NGGAK DEK? " ucap Raina dengan excited sambil menyenggol lengan Rania. 

"Wihhhh kibitilin bingit. Biasa aja tuh" balas Rania dengan nada meniru Raina. 

"Ck! Nggak asik lo" cibir Raina. 

"Ya udah yuk! Daripada kebanyakan bacot mending kita ke kantin" Ajak Vina. 

"Iya nih, dah laper banget nih perut gue minta diisi" -Vira. 

"GASSSS" jawab mereka berempat kompak. 

Sesampainya di kantin~

"Emang kalo waktu istirahat kantinnya serame ini? Sampe tumpah tumpah tuh manusianya" tanya Raina yang terkejut melihat betapa ramainya kondisi kantin saat ini. 

"Ya jelas rame lah. Pake nanya segala. Emang ada kantin yang sepi pas istirahat? Impossible" jawab Vira menanggapi Raina. 

"Eh itu ada bangku kosong. Kesana yuk! " tunjuk Vina pada bangku kosong di pojok kanan. 

Mereka berempat pun mendaratkan bokongnya di bangku tersebut. 

"Karena kalian baru di sini, jadi biar gue aja yang pesenin. Kalian mau apa? " ucap Vina kepada ketiga temannya. 

"Gue mau nasi goreng sama es jeruk"-Vira.

"Gue bakso sama milk tea aja deh"-Raina.

"Mie ayam sama matcha"-Rania

" Baik, ditunggu ya mbak pesanannya " ujar Vira ala waitress di restoran. 

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka pun datang. Kedatangan makanan tersebut membuat mereka bertiga yang sedari tadi menunggu dengan muka memelas pun seketika berubah dengan mata yang berbinar menatap makanan tersebut. 

"Hehe sorry. Lama ya? soalnya tadi antriannya banyak banget. Gue aja sampe tenggelam."

"Gapapa, santai aja kali Vin. Ya walaupun dari tadi kita udah kelaparan sih"-Raina.

" Lama banget sih kak. Gue udah laper banget daritadi belum dapet asupan. "-Vira.

"Ya udah ayo dimakan makanya kalo udah laper"-Rania.

Mereka berempat pun menikmati makanan masing-masing. Setelah menghabiskan makanannya, mereka pun membayar makanan tersebut ke ibu kantin. Kemudian dilanjutkan dengan ghibah lagi deh. Biasa ciwi-ciwi sukanya ghibah. 

" Raina. "panggil Vira. 

" Kenapa? " jawab Raina. 

"Kok adek lo daritadi diem terus sih.Tadi juga ditanyain jawabnya nggak ada 5 kata. Kalem banget perasaan. " tanya Vira. 

"Ah enggak kok. Dia mah kalo di rumah pecicilan kek bocil. Dia emang kalo ketemu orang baru sedikit bicara memang. Tapi nanti kalo udah akrab sama orangnya, beuhhhh keluar deh sifat aslinya. " 

Dan manusia yang daritadi digibahin pun tidak menggubris perkataan teman temannya. Ya iyalah orangnya lagi pake headset juga. Mana denger dia. 

"Dek! lo ngomong napa. Diem diem bae daritadi. Sariawan lo? " ujar Raina kepada sang adik. 

hening~

"WOII! "

"ANYINK! "-Rania

" Eh kenapa kak? " tanya Rania dengan wajah tanpa bersalahnya sambil melepas headset nya. 

"Lo tuh dipanggilin dari tadi kagak nyaut nyaut"-Raina.

" Ya sorry, kan gue lagi pake headset jadinya nggak denger.Ada apa sih"-Rania.

"Ngomong kek"

"Lah kan barusan gue tadi ngomong. Affah maksud sih kak"

"Maksudnya, lo jangan diem diem bae. Daritadi kita bertiga ngomong, lo yang diem sendiri. Sariawan lo? "

"Ohhh jadi lo nyuruh gue buat ganti mode cerewet nih? Ya udah oke, tapi jangan nyesel ya nanti kalo gue cerewet melebihi batas. Kan lo yang minta"

"Nahh gitu dong. Itu baru adik gue yang bawel"

Setelah perbincangan tadi, mereka berempat mengobrol dengan Rania yang berubah menjadi super cerewet. Membuat Vina dan Vira terkejut. Kok ada orang berubah 180 derajat dalam sekejab.

"Eh gue dari kemarin mau nanyain ini sama kalian berdua. Tapi lupa terus, baru sekarang inget" ucap Rania yang ditujukan kepada Vina dan Vira. 

"Tanya apa? " jawab Vina dan Vira bersamaan. 

"Tadi pagi waktu gue sama kak Raina lagi berantem di tangga masuk, gue liat ada keributan dari arah parkir. Dan muncullah dua orang cowok. Ternyata mereka ributin dua orang cowok itu. Penasaran gue.Siapa sih mereka sampe pada heboh bener. " tanya Rania. 

"Ah! iya gue baru inget. Gue juga penasaran deh siapa sih mereka? " tanya Raina membahas hal yang sama. 

"Hmmm.. Orangnya gimana? ganteng nggak? atau yang satu kelihatan cool yang satunya lagi kelihatan kaya soft boy gitu? "tanya Vina memastikan. 

"Nahh! iya kaya gitu cirinya"-Rania.

" Ohhh sudah pasti lah. Mereka berdua mwb di sekolah ini."jawab Vina. 

"Hooh.Mereka berdua adalah murid paling terkenal di sekolah ini. Karena muka mereka ganteng pake banget, jadinya cewek-cewek di sini pada ngincar mereka berdua. Intinya mereka primadona lah di sini" jelas Vira. 

"Ouhhh gitu to. Kirain siapa. Ternyata nothing special" ucap Rania menanggapi. 

Sementara Raina mendengarkan sambil mangut mangut saja. 

"Oh iya! Btw mereka berdua juga kembar loh. Namanya tuh Revano sama Rivano. Kakaknya Revano, sedangkan adiknya Rivano. Mereka kelas 12 IPA 1A, tetangga kita." jelas Vina menambahkan. 

"WHATTT! DEMI APA MEREKA KEMBAR JUGA WOIII" teriak Raina dengan excited. 

"Lo kenapa sih kak. Kayanya kalo denger orang kembar langsung semangat empat lima dah" heran Rania. 

"Ya gue tuh kayak seneng banget gitu. Kirain yang kembar cuma kita doang.Tapi ternyata ada orang lain toh"-Raina.

"Lo kira kita spesies langka apa. Yang cuma ada satu di dunia ini. Ya pastinya ada yang lainnya dong kak Rainaaa. Hiiihhh lo tuh yaaa. Heran gue sama pemikiran lo itu. "-Rania.

" Kirainn"-Raina.

KRRIIIINNNGGGG

"Eh udah bel masuk tuh. Yuk balik kelas! " ajak Vira kepada ketiga temannya. 

"Hayukkk! " jawab mereka bertiga. 

Setelah sampai di kelas, mereka pun duduk di bangku masing-masing. Dan setelah ada guru yang masuk, mereka pun melanjutkan pelajaran selanjutnya, yaitu Matematika pelajaran yang tidak disukai kebanyakan umat. Tetapi tidak dengan Raina dan Rania. Entah mengapa mereka sangat menyukai pelajaran mematikan ini. 

                                      β—β—‰β—Žβ—ˆβ—Žβ—‰β—

Tak terasa, bel pulang sudah berbunyi, membuat semua murid bersemangat dan langsung mengemasi barang masing-masing kemudian berhamburan keluar kelas dan menuju ke rumah masing-masing. Begitu juga yang dilakukan si kembar saat ini. Mereka juga bersiap untuk pulang ke mansion mereka. 

"Raina! Rania! Kita duluan ya, sampai ketemu besok lagi! " ucap Vina sambil melambaikan tangan pada si kembar dan berlalu meninggalkan kelas bersama Vira. 

"Oke kalian berdua. Sampai ketemu besok! " balas Raina melambaikan tangan juga. 

"Yuk kak! kita juga pulang" ajak Rania pada sang kakak. 

"Oke! Lets go! "

Si kembar pun berjalan menuju ke parkiran.Belum sempat sampai parkiran, ada saja yang menganggu. 

"Eh dek!" ucap Raina memberhentikan langkah mereka. 

"Kenapa kak? "

"Kakak kebelet BAB nih, hehe. Nggak bisa ditahan lagi soalnya udah sampe ujung, mau keluar dia udah nggak sabaran"

"Ya elah kak! Ya udah sana ke toilet dulu, gue tungguin di dalam mobil. Awas kalo lama nanti gue tinggal. Bodo amat lo pulangnya mau kaya gimana. Gue nggak peduli. Intinya kalo lama gue tinggal. TITIK! Gue duluan! " -Rania. 

"Iya iya ah bawel .Lo tau kan gue kalo BAB secepat kilat. Ya udah gue ke toilet dulu yaa" ucap Raina yang langsung ngacir ke toilet. 

"EH KAAKK! KUNCI MOBILNYA MANAA. GUE NANTI MASUKNYA GIMANAA WOIII! " teriak Rania sambil mengejar kakaknya yang sudah jauh di depan. 

Raina yang mendengar teriakan super nyaring itu pun kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik badan. 

"EH IYA DEK! KAKAK LUPAA! NIH TANGKAAPPP! " ucap Raina sambil melemparkan kunci mobilnya. 

HAP! LALU DITANGKAP! 

Tepat sasaran. 

Kunci mobil tersebut mendarat sempurna di tangan Rania. 

Setelah berhasil mendapat kunci mobil tersebut, Rania bergegas menuju ke parkiran sedangkan Raina melanjutkan kegiatannya di toilet. 

30 menit kemudian~

"GILAA! Nih kak Raina lama banget sih. Katanya sebentar tapi apa ini udah setengah jam woi gue nungguin di sini. Sampe ketiduran gue. Ya udah gue tinggal aja. Siapa suruh lama banget" oceh Rania yang kemudian melajukan mobilnya keluar dari parkiran SMA Tunas Bangsa dan meninggalkan kakaknya tersebut yang sedang bersemedi di toilet. Lama bener tuh bocah satu. 

Sementara di dalam toilet... 

"Pasti si Rania dah ninggalin gue nih. Udah setengah jam ini soalnya. KENAPAA JUGA INI PUP SUSAH BANGET KELUARNYA SIHH. Bodo amat gue ditinggal yang penting perut gue udah plonggg tidak ada beban" ucap Raina di dalam toilet. 

Setelah kurang lebih 40 menit Raina di dalam toilet, akhirnya ia keluar juga dan langsung menuju ke parkiran. 

"TUH KAN! Gue bilang juga apa! Rania ninggalin guee. Mana mobil gue dibawa juga lagi. Ya udah deh gue ke halte bus dulu" ucap Raina setelah melihat bahwa mobilnya sudah tidak ada lagi di parkiran karena sudah dibawa sang adik. 

Kemudian Raina berjalan menuju halte bus dan mendaratkan bokongnya di bangku halte tersebut. Lalu Raina segera menghubungi Pak Udin, supir pribadinya. 

"Gue suruh pak Udin ajalah buat jemput gue"

Kemudian Raina pun seorang diri menunggu pak Udin untuk menjemputnya. 

Saat Raina sedang termenung di halte bus, ada seseorang yang menghampirinya. 

"Permisi, kamu yang namanya Raina kan? " tanya seseorang tersebut.

Mendengar suara tersebut, Raina pun menoleh. 

"Eh kamu? "

To be continue~

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags