Di tengah suasana pasar yang ramai dan banyak lalu lalang para pengguna jalan yang seraya sibuk dengan kegiatan jual belinya, disitu terdapat kucing betina yang berwarna hitam dengan perutnya yang agak membesar. Ternyata kucing itu sedang mengandung beberapa janin yang ada di dalam rahimnya. Dia merasa kesakitan karena ini sudah memasuki waktu yang tepat untuk melahirkan anak-anaknya. Mencari tempat yang dirasa aman dan nyaman seorang diri. Entah jantan mana yang berhasil menghamili kucing tersebut, akan tetapi kucing betina itu tidak mau memikirkan. Yang ia pikirkan saat ini untuk cepat-cepat bertemu dengan anaknya dan mencari tempat yang aman dari marabahaya.
Akhirnya ada tempat yang hangat yang cocok untuk digunakan melahirkan. Tempat itu adalah kardus yang berukuran sedang tergeletak di pinggir pasar. Ia segera melompat untuk masuk ke dalam kardus tersebut sebelum ada yang menempati. Beberapa menit dia berusaha untuk melahirkan. Akhirnya keluarlah tiga kucing kecil yang masih merah dan menangis. Warna bulu mereka hampir sama dengan induknya, hitam-putih, hitam polos, lalu yang satunya abu-abu loreng.
"Anak-anak ku, ini Ibumu", kata induk kucing tersebut sambil menyusui. Ia sebenarnya tidak tega melihat anaknya yang masih kecil itu sudah merasakan kerasnya kehidupan. Induk kucing itu merasa bersalah karena tidak dapat menyediakan tempat yang bagus bagi anak-anaknya. Ditatapnya dengan kasihan dan penuh kasing sayang, dia berharap agar anaknya kelak bisa menjalani hidup yang lebih layak daripada dirinya.
Disamping itu induk kucing merasa kelelahan karena sudah mengejan tiga kali dan harus memotong ari-arinya dan membersihkan darah hingga bersih. Entah sudah berapa kali ia merasakan pengalaman melahirkan, di usia nya yang sudah tua mungkin ini adalah yang terakhir kalinya dia merasakan melahirkan.
"Huh kenapa harus selalu begini?" keluh induk kucing tersebut.
Anak-anak kucing merasa nyaman di dekapan induknya yang berbulu pendek khas kucing domestik. Induk kucing sejak dari lahir ia selalu menjadi kucing jalanan. Berjalan kesana kemari untuk bertahan hidup. Dari pengalaman hidup itu pula ia menjadi kucing yang tangguh.
"Meoongggg, meoongg, meongggg", seru anak kucing itu sambil berebut ASI yang ada di depannya.
"Sudahlah nak jangan berebut, ibu masih capek sekali melahirkan kalian, biarkan ibu tertidur sebentar", ucap induk kucing tersebut dengan memejamkan matanya.
Sejujurnya ia merasa kelaparan dan kehausan, apalagi sekarang ditambah ia harus menyusui ketiga anaknya. Itu artinya ia harus mempunyai asupan energi untuk bisa memenuhi kebutuhan ASI nya. Tapi sekarang terlihat lelah untuk hanya berjalan saja. Biarkan dia tertidur dulu.
Induk dan anak kucing itu tertidur pulas ditengah tengah orang yang sibuk dengan aktivitasnya. Manusia tidak peduli akan keberadaannya, siapa yang mau memelihara kucing domestik lusuh yang kurus dan sudah tidak lucu lagi. Memang sepantasnya mereka bernasib seperti itu, hanya Yang Maha Kuasa yang selalu mengatur rezeki setiap umatnya agar bisa bertahan hidup.