Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

"Ternyata kamu cakep juga kalau dandan ala orang kantoran kayak gini... cakepan begini daripada dulu waktu kuliah." Davina ribut mengomentari gaya Dion ketika mereka bertemu.

 

"Nggak mungkin juga kan, aku kerja masih dengan rambut gondrong dan gaya yang serampangan." Dion tertawa pelan, Davina tidak berubah, dia tetap cerewet.

 

"Dulu kok bisa sih perempuan-perempuan itu naksir kamu? Kalau sekarang...bolehlah, kelihatan cakepnya." Dion merasa gemas, dia memencet hidung Davina dengan jarinya.

 

Setelah lulus kuliah mereka berpisah dan berhenti menyanyi di kafe karena Davina diterima bekerja di luar kota. Mereka berdua melupakan keinginan untuk terus menyanyi. Bagi Dion, tidak ada Davina seperti ada yang kurang. Davina seperti sudah ditakdirkan menjadi pasangannya saat menyanyi. Tetapi mereka masih tetap berhubungan baik sampai sekarang. Masih saling berkirim kabar dan sesekali bertemu kalau Dion sedang ada tugas ke kota Davina bekerja.

 

Siang ini Davina yang datang mengunjunginya. "Ada angin apa yang membuat kamu datang ke kantorku?"

 

"Nih, aku khusus mengantarkan ini ke kamu." Davina memberikan kartu undangan pernikahan. Tertera nama Davina dan kekasihnya yang sudah dipacarinya selama satu tahun.

 

"Wow, selamat ya!" Dion tersenyum lebar, dia tidak menyangka Davina akan menikah.

 

"Terima kasih Di. Kamu sendiri bagaimana? Sudah dekat dengan seseorang?" Davina bertanya pelan. Bagaimana pun juga dia merasa khawatir, sudah dua tahun lebih Dion masih betah sendiri. Sejak hubungannya dengan Helene kandas.

 

Davina mengingat malam itu Dion datang ke kos nya, menceritakan semua pada Davina. Malam itu Davina marah sekaligus bercampur kasihan. Davina marah karena Dion sudah mempermainkan Thalita. Walaupun sebenarnya Dion bermaksud tulus bersama Thalita dan pelan-pelan berusaha menumbuhkan perasaan cinta dalam hatinya. Namun hubungannya dengan Helene belum dia selesaikan. Itu yang membuat Davina sangat marah.

 

"Kamu sangat tidak keren dalam hal ini Dion." Davina melirik Dion yang tertunduk lesu.

 

"Aku tahu," suara Dion hampir tidak terdengar ketika mengucapkannya.

 

***

 

Dua tahun kemudian Davina melihat Dion yang sama, tertunduk lesu ketika Davina menyinggung soal percintaannya. Dion tidak pernah melupakan Helene. Bahkan mungkin di otak dan hatinya, nama Helene sudah tertato permanen, tidak bisa dihapus lagi.

 

Dengan wajah gantengnya, pekerjaan dan status sosialnya, harusnya Dion akan mudah mendapatkan seorang kekasih. Namun laki-laki ini masih betah sendiri. Davina merasa kasihan dengan sahabatnya ini.

 

"Mau sampai kapan kamu begini?"

 

"Entahlah... aku nggak tahu."

 

"Kamu masih sering lewat di kafe itu dan melihatnya dari jauh?"

 

"Hahaha... iya." Dion tertawa tapi terdengar kering.

 

"Kenapa kamu tidak mendatanginya saja?"

 

"Dengan perbuatanku yang dulu, itu tidak mungkin. Aku tidak pantas untuknya."

 

***

 

Suatu kali sepulang kerja Dion melewati kafe itu, dia ada janji untuk bertemu seseorang di dekat kafe itu. Matanya tanpa sengaja melihat Helene duduk di situ, sedang melamun. Tatapan matanya kosong. Wajahnya terlihat begitu tirus. Dion menghentikan langkahnya, menatap Helene dari balik kaca kafe. Namun dia tidak berani berlama-lama, dia tidak ingin Helene menyadari keberadaannya. Dion rindu pada Helene. Ingin rasanya dia memeluk Helene dan mengatakan, "Helene aku rindu... aku rindu... aku rindu."

 

Malam itu dia menelepon Davina dengan perasaan bahagia karena dia sudah melihat Helene.

 

Sekarang kegiatan melewati kafe itu sering dia lakukan, hanya melihat Helene dari kejauhan sudah cukup untuknya.

 

***

 

Helene termenung di sudut kafe, memandangi jalan dari balik kaca. Kegiatan favoritnya kalau berada di kafe sendirian. Dia sedang menunggu pesanannya datang. Peristiwa kemarin membuat hatinya rusuh, hingga dia butuh waktu untuk mencerna semua dan menjernihkan otaknya.

 

Kemarin mama datang ke kos, mengajak Helene kembali tinggal di apartemen. Helene menolak. Dia sudah sangat senang bisa lepas dari cengkeraman mama. Hidup dengan kemampuannya sendiri.

 

"Apa sih yang membuat kamu betah di tempat seperti ini? Jauh lebih bagus apartemen yang mama berikan untukmu." Helene memilih diam, percuma menjelaskan pada mama.

 

"Mama mengusir ku dari apartemen itu, kenapa mama sekarang menginginkan aku kembali?" Akhirnya dia memberanikan diri menyahuti mama.

 

"Karena kamu sudah tidak bersama laki-laki itu. Ternyata dia mendengarkan mama, dia takut terjadi sesuatu dengan kamu." Mama menjawab sinis.

 

Helene menatap mama tajam, "Apa maksud mama?"

 

"Suatu saat kamu akan tahu. Oh ya, mama ingin kamu bertemu dengan seseorang. Mungkin kamu cocok dengan dia."

 

"Aku menolak!"

 

"Kamu terlalu keras kepala!" Helene diam. Dibiarkannya mama terus mengomel hingga lelah dan akhirnya pulang.

 

Malam ini Helene memikirkan kata-kata mama, apa yang sudah mama lakukan kepada Dion?

 

***

 

Kopinya masih mengepulkan uap panas ketika laki-laki itu muncul di hadapannya. Tersenyum sopan, memanggil namanya. "Helene.

"Masih mengingatku?" tanyanya.

 

Helene masih mengenali wajah itu. "Aku tidak akan mungkin melupakan kamu."

 

Laki-laki itu mengambil tempat duduk hadapannya. "Kamu tahu, setelah kita bertemu beberapa tahun lalu... aku menyumpahi kebodohanku tidak meminta nomor ponselmu." Dia tertawa, menertawakan kebodohannya. Helene suka ketika seseorang bisa menertawakan dirinya sendiri.

 

"Selalu ada pertemuan tidak terduga dengan kamu." Laki-laki itu menggeleng, masih dengan senyumnya yang menawan.

 

"Mungkin memang kita ditakdirkan seperti itu." Helene tertawa kecil.

 

"Tapi tidak akan ada kebodohan untuk yang kedua kali, aku harus meminta nomor ponselmu." Laki-laki itu menyodorkan ponselnya, meminta Helene mengetikkan nomor ponselnya. "Aku berharap perempuan cantik yang duduk di depanku tidak menolak memberikannya."

 

Helene tersenyum lebar, "Kalau aku minta imbalan?"

 

"Aku akan memberikannya... apa pun itu." Laki-laki itu tersenyum. Matanya pun ikut tersenyum.

 

Helene tertawa, dia menempelkan telapak tangannya di mulut untuk menahan tawanya. Dia takut tidak bisa menahan diri dan seisi kafe akan menoleh padanya.

Sudah lama dia tidak seperti ini, merasa ringan dan bisa tertawa.

 

"Apa kabar Len?" Laki-laki itu berubah menjadi serius, ekspresi wajahnya menyiratkan sesuatu.

 

"Kabarku baik, seperti yang kamu lihat sekarang."

 

"Aku rasa begitu. Lama aku mencari kamu, sampai aku menjadi sangat religius dan sering berdoa agar bisa bertemu kamu. Mungkin Tuhan mulai lelah mendengarkan permintaanku yang selalu sama. Sampai bisa ketemu kamu malam ini."

 

"Oh, aku bersyukur karena diriku kamu menjadi rajin berdoa." Helene tersenyum menahan geli.

 

"Apa kabar Ares?" Helene menahan bibirnya untuk tidak tersenyum, berusaha bersikap serius.

 

"Aku baik-baik saja... sangat sehat kalau kamu ingin minta tolong aku melakukan sesuatu."

 

"Ya ya ya... bisa aku lihat.. tunggu dulu! sepertinya kamu bisa membawakan tas ku." Helene bercanda.

 

***

 

Malam ini Helene tersenyum dan tertawa, sesuatu yang sudah lama hilang dari kehidupan pergaulannya.

 

Aristides, laki-laki yang tidak pernah diduga bisa membuatnya begini.

Mereka membuat janji pertemuan selanjutnya, saling bertukar nomor ponsel. Dan berat mengucapkan perpisahan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
LOVEphobia
411      273     4     
Short Story
"Aku takut jatuh cinta karena takut ditinggalkan” Mengidap Lovephobia? Itu bukan kemauanku. Aku hanya takut gagal, takut kehilangan untuk beberapa kalinya. Cukup mereka yang meninggalkanku dalam luka dan sarang penyesalan.
Oh My Heartbeat!
382      268     1     
Romance
Tentang seseorang yang baru saja merasakan cinta di umur 19 tahun.
Apartemen No 22
484      334     5     
Short Story
Takdir. Tak ada yang tahu kemana takdir akan menuntun kita. Kita sebagai manusia, hanya bisa berjalan mengikuti arus takdir yang sudah ditentukan.
Havana
867      435     2     
Romance
Christine Reine hidup bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya di New York. Hari-hari yang dilalui gadis itu sangat sulit. Dia merasa hidupnya tidak berguna. Sampai suatu ketika ia menyelinap kamar kakaknya dan menemukan foto kota Havana. Chris ingin tinggal di sana. New York dan Indonesia mengecewakan dirinya.
HABLUR
682      344     6     
Romance
Keinginan Ruby sederhana. Sesederhana bisa belajar dengan tenang tanpa pikiran yang mendadak berbisik atau sekitar yang berisik agar tidak ada pelajaran yang remedial. Papanya tidak pernah menuntut itu, tetapi Ruby ingin menunjukkan kalau dirinya bisa fokus belajar walaupun masih bersedih karena kehilangan mama. Namun, di tengah usaha itu, Ruby malah harus berurusan dengan Rimba dan menjadi bu...
CLBK: Cinta Lama Belum Kelar
5316      1618     20     
Romance
Tentang Edrea Lovata, yang masih terjebak cinta untuk Kaviar Putra Liandra, mantan kekasihnya semasa SMA yang masih belum padam. Keduanya dipertemukan kembali sebagai mahasiswa di fakultas yang sama. Satu tahun berlalu dengan begitu berat sejak mereka putus. Tampaknya, Semesta masih enggan untuk berhenti mempermainkan Rea. Kavi memang kembali muncul di hadapannya. Namun, dia tidak sendiri, ada...
Desire Of The Star
1372      885     4     
Romance
Seorang pria bernama Mahesa Bintang yang hidup dalam keluarga supportif dan harmonis, pendidikan yang baik serta hubungan pertemanan yang baik. Kehidupan Mahesa sibuk dengan perkuliahannya di bidang seni dimana menjadi seniman adalah cita-citanya sejak kecil. Keinginannya cukup sederhana, dari dulu ia ingin sekali mempunyai galeri seni sendiri dan mengadakan pameran seni. Kehidupan Mahesa yang si...
A & A
292      214     2     
Romance
Alvaro Zabran Pahlevi selalu percaya bahwa persahabatan adalah awal terbaik untuk segala sesuatu, termasuk cinta. Namun, ketika perasaannya pada Agatha Luisa Aileen semakin dalam, ia sadar bahwa mengubah status dari teman menjadi pacar bukanlah perkara mudah. Aileen, dengan kepolosannya yang menawan, seolah tak pernah menyadari isyarat-isyarat halus yang Alvaro berikan. Dari kejadian-kejadian ...
Coldest Husband
1572      807     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
Puisi, Untuk...
20094      3262     10     
Romance
Ini untuk siapa saja yang merasakan hal serupa. Merasakan hal yang tidak bisa diucapkan hanya bisa ditulis.