Read More >>"> Salted Caramel Machiato (Helene) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salted Caramel Machiato
MENU
About Us  

Dion sedang asyik menyetem gitar ketika perempuan itu datang mendekat.

"Saya boleh menyanyi?" Suaranya terdengar ragu. Dion melirik dan merasa sedikit terganggu. Namun, akhirnya dia mengangkat kepala dan melihat wajah perempuan itu dengan jelas. Dia cantik, bahkan senyumnya sangat manis.

 

"Boleh, nanti tinggal ditulis di kertas setelah itu akan dipanggil." Dion berusaha bersikap ramah.

 

Perempuan itu mengangguk tanda mengerti lalu undur diri. Mau tak mau matanya mengikuti kemana perempuan itu melangkah. Ternyata perempuan itu memilih duduk di tengah ruangan kafe bersama teman-temannya.

 

Dion melihat sekumpulan perempuan memakai kemeja dan blazer, mungkin mereka baru pulang kantor dan memilih nongkrong di kafe ini.

 

Dion kembali dengan kesibukannya semula menyetem gitar, mendengarkan setiap bunyi dawai gitar dengan seksama, lalu menegakkan duduknya menoleh ke arah Davina yang berada di belakangnya. Dia memberi tanda bahwa urusannya sudah selesai dan mereka berdua siap untuk menyanyi.

 

Dion dan Davina atau orang-orang di kafe sering menyebut mereka Dua D, mirip dengan sebutan dua penyanyi di tahun 80-an, bekerja sebagai penyanyi dan pemain musik di kafe. Mereka adalah satu paket yang tak terpisahkan. Bersahabat sejak awal di bangku kuliah karena kesamaan hobi yaitu musik, membuat mereka akhirnya mengisi waktu senggang dengan bekerja sebagai penyanyi dan pemusik.

Setelah nanti lulus dari bangku kuliah mereka bercita-cita tetap meneruskan pekerjaan sebagai penyanyi, berharap mereka berdua punya waktu luang, itu karena mereka sangat mencintai profesi ini.

 

Dion dan Davina menyanyikan I'll Never Love Again sebagai lagu pembuka. Tepuk tangan terdengar riuh ketika mereka berdua mengakhiri lagu itu.

Davina membacakan kertas yang berada di tangannya, "Untuk Helene dipersilakan menyanyi!"

Dion melihat perempuan yang tadi mendekatinya berdiri dari tempat duduknya, tersenyum lebar. Teman-temannya bertepuk tangan memberikan dukungan.

 

"Fly me to the moon," bisiknya di telinga Dion, "iramanya sedikit diberi sentuhan jazz ya," katanya lagi. Dion tersenyum mengangguk. Hmm, seleranya boleh juga. Tanpa sadar Dion berharap dalam hati agar perempuan ini selain cantik juga memiliki suara yang merdu dan bisa menyanyikan lagu Fly Me To The Moon dengan baik apalagi dia meminta irama yang sedikit diberi sentuhan jazz.

 

Perempuan itu memilih duduk di samping Dion daripada berdiri seperti kebanyakan pengunjung kafe apabila menyanyi. Lagu Fly Me To The Moon dibawakan dengan mulus. Tanpa sadar Dion tersenyum matanya melihat ke arah perempuan yang duduk di sampingnya, berharap dia akan menyanyikan satu buah lagu lagi. Menurut Dion suara Helene lebih bagus dari suara Davina.

 

"Boleh nyanyi lagi?" Perempuan itu bertanya, mimik wajahnya sedikit ragu. Dari tengah ruangan terdengar teman-temannya meminta Helene untuk menyanyikan satu lagu lagi. Dion tersenyum mengangguk, "Tapi duet sama kamu ya?" tanyanya lagi, tak lupa senyumnya terus melekat.

 

"Lagu apa?"

 

"Lucky," sebutnya. Dion mengangguk menyanggupi, kebetulan dia menguasai lagu ini. Dion akan berterus terang apabila dia tidak bisa memainkan musiknya atau menyanyikan lagunya. Helene tersenyum sumringah.

 

Mereka berdua menyanyikannya dengan baik, Dion melihat ke arah Helene setelah duet mereka berakhir.

 

"Terima kasih, kakak dulu pernah jadi vokalis?" Entah mengapa Dion punya dorongan dari dalam hati untuk bertanya, dia merasa belum rela perempuan ini beranjak begitu cepat dari sampingnya.

 

Helene menggeleng, "Saya cuma penyanyi kamar mandi." Kemudian perempuan itu berjalan meninggalkan panggung.

Teman-temannya bersorak menyambut kehadiran Helene. Dion ikut tersenyum melihat tingkah mereka.

 

Helene? Seperti nama seorang perempuan dalam mitologi Yunani. Helene dari Troya, Dion membatin. Setelah itu matanya sesekali diarahkan ke meja yang berada di tengah ruangan tempat Helene dan teman-temannya berkumpul. Perempuan itu seperti menariknya.

 

"Di, konsentrasi," Davina berbisik ketika berdiri di dekatnya. Dion melihat sekejap dengan pandangan tak mengerti. Davina mengarahkan pandangannya ke arah meja Helene, seolah memberitahu perempuan itu merusak konsentrasi mu. Dion tersenyum lebar, lalu mengangguk. "Di, kita selesaikan tugas kita dengan baik!"Davina menepuk punggung Dion perlahan.

 

Dionisius, hanya Davina yang memanggilnya dengan Di. Kata Davina itu lebih ringkas.

 

"Yang penting aku tidak merusak namamu dan memanggilmu dengan panggilan yang aneh-aneh."

 

Saat itu Dion menanyakan mengapa Davina memanggilnya dengan Di bukan Dion seperti biasa orang-orang memanggilnya. Dion mengangguk saja, lebih baik setuju daripada harus berdebat panjang dengan Davina yang kadar cerewetnya mengerikan menurut Dion.

 

"Itu bisa-bisanya kamu aja yang bilang aku cerewet, kamu itu terlalu pendiam makanya standar cerewet yang kamu pakai itu standarnya kamu. Di kalangan cowok-cowok lain aku golongan perempuan yang standar bicaranya sedikit irit."

 

Hari itu Davina mutung, tidak mau bicara dengan Dion. Untungnya Davina masih bersikap profesional dengan tetap menyanyi di kafe bersama Dion.

 

"Di, kamu suka dengan perempuan yang tadi?" Davina bertanya sambil menyeruput frappuccino . Mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan dan memilih beristirahat sebentar sebelum pulang ke tempat kos.

 

"Perempuan yang mana, ya?"

 

"Nggak usah berlagak bloon deh! Kalau perempuan itu belum pulang, matamu pasti masih melirik perempuan itu. Siapa tadi namanya?" Davina seperti mengingat-ingat sesuatu.

 

"Helene." Dion menjawab cepat sambil tersenyum simpul.

 

"Nah itu! Gila! Sampai namanya aja kamu masih ingat!" Davina melebarkan bola matanya, kemudian mulutnya berdecak.

 

"Dia cantik dan terlihat menarik."

 

"Setiap malam selalu ada perempuan cantik dan menarik yang berkunjung ke kafe ini, bahkan ada beberapa yang seperti lebah mengerubungi kamu, tapi kamu nggak pernah peduli."

 

Dion hanya mengangkat kedua bahunya, menepuk punggung tangan Davina,"Ayo, pulang!"

 

"Pembahasan ini belum selesai!"

 

"Kenapa sih? Aku laki-laki wajar dong kalau ada seseorang yang menurutku menarik, aku akan melihat perempuan itu terus. Hanya sekedar itu, nggak perlu diperpanjang Davina. Kamu cemburu?" Dion tersenyum lebar. Dia tahu pertanyaannya hanya akan memancing kemarahan Davina. Terkadang Dion suka mengganggu Davina.

 

"Memangnya kalau aku nanya kayak gitu langsung masuk kategori cemburu? Nggak ada ya dalam kamus persahabatan ku untuk jatuh cinta dengan sahabat sendiri. Aku selalu bilang kamu juga bukan tipeku!"

 

"Aku tuh cuma merasa heran, baru kali ini kamu begitu. Di kampus juga nggak ada perempuan yang membuatmu tertarik."

 

"Ya sudah, kita akhiri saja pembahasan soal Helene dan kita pulang! Aku sudah ngantuk!"

 

"Ciee, masih inget aja dia sama namanya!" Davina tertawa. Dion menoleh, melihat tajam ke arah Davina, pandangannya menyiratkan bahwa Davina harus berhenti bicara tentang Helene.

 

"Eh, namanya unik ya? Aku seperti familiar dengan nama itu, Helene. Sebentar....sebentar, ya perang Troya!Aku ingat karena nggak suka dengan Helene waktu nonton film Troy. Semoga Helene mu ini menyenangkan ya?"

 

"Apa-apaan dengan kalimat Helene mu?"

 

"Ya, itu karena baru kali ini kamu tertarik dengan perempuan." Davina menggamit lengan Dion, tersenyum cerah.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SarangHaerang
2037      806     9     
Romance
(Sudah Terbit, sebentar lagi ada di toko buku dekat rumahmu) Kecelakaan yang menimpa saudara kembarnya membuat Hae-rang harus menyamar menjadi cewek. Awalnya dia hanya ingin memastikan Sa-rang menerima beasiswanya, akan tetapi buku harian milik Sa-rang serta teror bunga yang terjadi memberikan petunjuk lain kalau apa yang menimpa adiknya bukan kecelakaan. Kecurigaan mengarah pada Da-ra. Berb...
Menghukum Hati
405      233     0     
Romance
Apa jadinya jika cinta dan benci tidak bisa lagi dibedakan? Kau akan tertipu jika salah menanggapi perlakuannya sebagai perhatian padahal itu jebakan. ???? Ezla atau Aster? Pilih di mana tempatmu berpihak.
IMPIAN KELIMA
430      319     3     
Short Story
Fiksi, cerpen
Acropolis Athens
4292      1784     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
Aranka
3979      1337     6     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Summer Whispering Steam
2603      1047     1     
Romance
Mereka menyebutnya Nagisano Shizuka, sebuah kedai kopi yang berlokasi di garis pantai Okinawa, Jepang, permata tersembunyi di tepian Samudera Pasifik yang menawarkan tempat peristirahatan sempurna dari hiruk-pikuk duniawi. Perpaduan sempurna antara estetika tradisional Jepang dan suasana pantai membuatnya dikenal sebagai “Mimpi Panjang di Musim Panas Semesta.” Seorang Manajer bernama Yuki ...
CEO VS DOKTER
228      190     0     
Romance
ketika sebuah pertemuan yang tidak diinginkan terjadi dan terus terulang hingga membuat pertemuan itu di rindukan. dua manusia dengan jenis dan profesi yang berbeda di satukan oleh sebuah pertemuan. akan kah pertemuan itu membawa sebuah kisah indah untuk mereka berdua ?
I\'m Too Shy To Say
418      279     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.
CHERRY & BAKERY (PART 1)
3821      984     2     
Romance
Vella Amerta—pindah ke Jakarta sebagai siswi SMA 45. Tanpa ia duga kehidupannya menjadi rumit sejak awal semester di tahun keduanya. Setiap hari dia harus bertemu dengan Yoshinaga Febriyan alias Aga. Tidak disangka, cowok cuek yang juga saingan abadinya sejak jaman SMP itu justru menjadi tetangga barunya. Kehidupan Vella semakin kompleks saat Indra mengajaknya untuk mengikuti les membuat cu...
Belum Tuntas
4498      1570     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...