Perasaan cinta pada manusia tetap akan tumbuh meskipun itu bukan Perempuan yang ia duga sebelumnya.
Tepat tiga tahun setelahnya, Carl menemukan Julia di antara sesosok kerumunan yang sedang menunggu di halte bus. Rambut yang di tata sama persis seperti Julia, pakaiannya yang sama seperti Pakaian yang sering dikenakan Julia. Belum lagi, perempuan itu juga tersengal-sengal karena terlambat datang ke halte bus
Ia seolah menemukan seseorang yang memuaskan kerinduan di hatinya. Meskipun mereka berdua tidak mirip, tapi banyak kemiripan lain seperti sikap ceria dan positif yang dipancarkan perempuan tersebut
Mereka berkenalan lebih jauh setelah perempuan itu dengan nekat mengajak Carl berbicara.
Namanya Odelia, nama yang indah mirip seperti salah satu jenis bunga
Tak berselang lama, Odelia mengungkapkan perasaannya pada Carl. Seketika itu pula, tumbuh bunga yang sudah lama layu di hatinya. Seseorang memberikannya air serta pupuk serta menyinarinya dengan sinar matahari
Begitulah yang awalnya dipikirkan oleh Carl.
Namun, rasa bersalah terus-terusan menyerangnya. Ia memandangi cincin yang ia sematkan pada jari manisnya. Terkadang ia berusaha melepaskan cincin tersebut, tetapi ia akan tetap mencari cincin itu dan berakhir untuk tetap melingkarkannya pada jari tengahnya
Kematian Julia bagaikan belenggu kesedihan bagi Carl. Di ponselnya, ia masih menyimpan foto mereka berdua. Ia juga masih menyimpan buku yang ditulis oleh Julia. Semua kenangan tentang mereka tetap melekat di otaknya
Ia tak berani menjawab perasaan Odelia karena rasa bersalah itu. Sesekali ia selalu bermimpi tentang Julia yang datang untuk meminta pertanggungjawaban atas janji yang dibuat oleh Carl sendiri.
Ia akan terbangun dengan rasa bersalah itu. Namun, Odelia selalu memberikannya sinar matahari yang ia butuhkan. Di saat seperti ini, Carl tak bisa menghindari takdirnya untuk bertemu dengan Julia bahkan Odelia
“Kuharap kau juga mencintaiku.” ujar Odelia di dalam bis menuju tempat kerja mereka
“A-aku-
Odelia mengumbar senyumnya, “Tidak apa, kau tidak harus mencintaiku sekarang. Mungkin nanti, kau akan mulai menyukaiku. Perlahan-lahan saja.
Setiap kali Carl ingin menjelaskan tentang situasinya, Odelia pasti akan memangkas habis perbincangan mereka. Carl juga tak mampu menjelaskan dengan sebenar-benarnya tentang situasinya saat ini
“Aku mungkin tak bisa mencintai perempuan lain.” Carl menghembuskan napasnya beberapa kali
“Tidak mungkin! Lihat saja! aku pasti akan membuatmu menyukaiku! Tunggu saja!” seru Odelia sebelum pergi ke tempat kerjanya. Perempuan itu sudah menguatkan tekatnya untuk mendapatkan Carl
Carl merasa degup jantungnya semakin kuat. Bahkan sebelum perempuan itu mencoba, Carl sudah lebih dulu jatuh cinta padanya
--
Bayangan hitam yang mengikat mereka akhirnya melepaskan genggamannya. Uap membumbung tinggi pergi meninggalkan tubuh ketiganya. Lelaki bernama Carl yang sedang bermimpi itu meronta-ronta kesakitan sembari mengelus perlahan lehernya.
Joanne merasakan keseimbangan tubuhnya melemah, ia hampir terjatuh hingga lelaki di belakangnya menahan tubuhnya.
“Hati-hati,” ucapnya lirih berbisik di telinga Joanne
“Terima kasih, tidak apa.” Joanne melepas pegangan lelaki itu
Carl susah payah berbicara, “Ini salahku membiarkan Julia hidup dalam kesepian, ini juga salahku karena mencintai perempuan lain setelah janji kami. Lalu, lalu...” Carl menyeka air matanya yang terus jatuh
Ia menjatuhkan lututnya di atas paving blok, matanya yang sembab terus menatap penuh harap ke arah Joanne
Joanne segera merangkul bahu Carl, memaksanya berdiri. Tapi, perbedaan besar dan berat tubuh mereka jauh berbeda. Ia tidak bisa memapah Carl seorang diri
Lelaki di belakangnya segera ikut andil, ia meraih bahu Carl, menggendongnya dengan satu gerakan ringan. Mereka berdua mendudukkan Carl ke bangku halte lagi
“Lalu, apa salahnya untuk jatuh cinta?” Mata Joanne memandang Carl lekat-lekat
“Jatuh cinta tidak salah, tapi kalau mencintai dua orang sekaligus. Itu adalah perbuatan yang salah.” Carl menggaruk lengannya canggung. “Aku tak pernah menyangka akan mendapati kondisi seperti ini di hidupku
“Kalau begitu, apakah keduanya beban untukmu?
“Tidak! Tentu saja tidak! Mereka berdua sama berharganya. Tapi, salah satunya sudah tidak bisa kugapai. Sedangkan satu orang lagi bagai obat pengganti kehadirannya.” Carl berbicara serius
Lelaki itu buka mulut, “Apakah menurutmu, mencintai Odelia sama saja seperti mengkhianati perasaan Julia?
Carl mengangguk
“Sudah kuduga. Tapi, apakah Julia akan senang melihatmu terus merana karena tidak bisa mencintai orang lain setelah dirinya?
“Tidak mungkin, Julia malah akan membenciku kalau tau diriku mencintai perempuan lainnya.
Joanne menggeleng, “Aku tak percaya kalau Julia akan membencimu karena hal yang tidak bisa kau hindari. Cinta, adalah sebuah jalinan jodoh yang datang tepat pada waktunya. Julia adalah sesosok perempuan yang pernah kau cintai. Dia juga pasti bahagia karena bisa merasakan cinta sebelum ia benar-benar tiada.
“Tidak.” Carl mati-matian menepis
“Lalu, kau akan melepaskan Odelia?
Carl terdiam, matanya bergerak ke samping. Perempuan yang masih tidak tau apa yang terjadi itu tetap seperti biasanya. Ekspresinya tidak berubah
Carl menggigit bawah bibirnya. “Tidak bisa, aku tidak bisa melepaskannya. Aku, ingin membahagiakannya. Meskipun perasaanku tak bisa lepas dari Julia, apakah aku boleh tetap bahagia?
Tatapan Joanne berubah, ia tersenyum. “Boleh, anda boleh bahagia, Julia dan juga Odelia berhak bahagia. Anda adalah kebahagiaan yang pernah Julia dapatkan selama hidupnya. Sedangkan Odelia adalah orang yang akan anda bahagiakan. Untuk selanjutnya berbahagialah. Kalau Julia ada di sini, mungkin dia akan berkata yang sama sepertiku.”
Mata Carl berbinar-binar. “Aku berhak mendapatkannya?
Joanne mengangguk yakin. “Di hidup ini, semua orang berhak memiliki kebahagiannya sendiri. Dan kebahagiaan orang-orang selalu beragam, ada yang datang karena dirinya sendiri, tapi ada juga yang datang beriringan dengan munculnya orang baru dalam hidup mereka. Bukankah itu indah?” Joanne tersenyum penuh harap
Mata Carl terlihat bahagia, lelaki di sebelahnya juga mengeluarkan ekspresi yang tak bisa di tebak Joanne. Ketiganya tiba-tiba tersadar dari mimpi tanpa adanya peringatan dari dunia mimpi
Semuanya terasa kabur dan menghilang mengikuti pergantian malam.