Tak ada bulan malam ini,
Entah di Jakarta, Bekasi, hingga Yogyakarta
Yang ada hanya tapal besi
Dari kuda yang mematuk jalan di tepi kota
Berperang dengan derap lalu lalang manusia
Yang melangkah sejak senja hingga gelita
Menemani lamunan yang tiada ujungnya
Hingga berbentur dengan alam di adimarga
Kala semua membiarkan detik berjalan
Menunggu tuan mengatakan
Sedangkan nyonya melupakan
Dentum rasa dan emosi yang subur di pelukan
Bagaimana kabarnya di Lampung?
Kala hujan menyambut dengan guyur
Hingga tanah tak kuat menampung
Cerita alergi udang hingga layar ponsel hancur
Pertanyaan itu terus berputar di kepala
Hingga setiap langkah senada dengan kata
Mulutku bergumam sajak susunan aksara
Untuk kuhinggapkan kepadamu di pagi buta