Loading...
Logo TinLit
Read Story - From Thirty To Seventeen
MENU
About Us  

“Baguslah kalau begitu. Lakukan saja sendiri!!” ujar Aina dengan ketus.

Ia gegas bangkit dari duduknya dan berlalu begitu saja dari ruang makan. Aina tidak peduli dengan tatapan Rayyan yang mengikutinya. Kebencian masih melanda di hatinya dan Aina tidak bisa menutupinya kali ini.

Aina berjalan cepat menuju kamarnya, tapi tiba-tiba terhenti saat melihat beberapa asisten rumah tangganya terlihat sibuk. Mereka sudah mondar-mandir membawa masuk beberapa koper ke kamar sebelah Aina.

“Bi, itu koper milik siapa?” tanya Aina kemudian.

“Tuan Rayyan, Nona. Mulai hari ini Tuan Rayyan tinggal bersebelahan dengan Nona.”

Mata Aina terbelalak kaget kali ini. Namun, ia segera mengalihkan pandangannya. Napasnya memburu bersamaan dengan beberapa lintasan ingatan di benaknya. Lagi-lagi dia ingat, di kehidupan sebelumnya memang dia yang meminta ke Tuan Farid agar Rayyan tinggal sebelahan dengan kamarnya. Namun, mengapa kali ini hal yang sama juga terjadi? Padahal jelas-jelas dia tidak memintanya.

Aina gegas membalikkan tubuhnya hendak menemui Nyonya Amanda. Ia ingin mengajukan protes kali ini. Namun, langkah Aina langsung terhenti saat melihat Rayyan sudah berdiri di depannya. Remaja tampan itu hanya diam menatap Aina dengan mata dinginnya.

“Apa lihat-lihat?” sergah Aina marah.

Rayyan hanya mengerjapkan mata berulang kemudian tersenyum dengan aneh ke arah Aina. Tanpa berkata apa-apa, Rayyan sudah berlalu pergi. Aina mengikuti geraknya dengan sudut mata.

“Di sini pun sikapmu sama menyebalkan. Kenapa juga aku harus bertemu kamu lagi?” dumel Aina dengan kesal.

Aina melanjutkan langkah menuju kamar neneknya. Setelah mengetuk beberapa kali, Aina masuk ke dalam kamar neneknya.

“Ada apa lagi, Aina?” tanya Nyonya Amanda dengan suara lembutnya.

“Nek, siapa yang mengizinkan anak itu tinggal bersebelahan denganku?”

Nyonya Amanda tersenyum dan menggelengkan kepala melihat ulah Aina.

“Apa yang kamu maksud Rayyan? Memangnya kenapa? Kamu tidak suka?”

Aina mengangguk dengan cepat. “Iya, aku tidak mau dia tinggal bersebelahan denganku. Pindahkan ke kamar lain saja. Ke lantai dua juga gak masalah.”

Terdengar helaan napas panjang keluar dari wanita tua itu. “

“Aina sayang ... bukannya ayahmu sudah mengatakan semuanya semalam dan kamu menyetujuinya. Kamu bahkan antusias dan menawarkan kamar di sebelah kamarmu. Mengapa sekarang berubah pikiran lagi?”

Aina membisu. Mata bulatnya kini berulang mengerjap menatap Nyonya Amanda dengan kebingungan. Aina lupa apa yang terjadi di kehidupan barunya ini tadi malam. Namun, seingat dia. Memang dia yang meminta Rayyan tinggal bersebelahan dengannya.

Aina menarik napas panjang dan menunduk lesu. Sepertinya memang ada beberapa kejadian yang tidak bisa diubah. Namun, Aina yakin kalau takdir buruk yang pernah ia alami di kehidupan berbeda tidak akan dia alami di sini. Jalan satu-satunya mencegah semua itu adalah dengan tidak jatuh cinta ke Rayyan.

“Sudah. Kembalilah ke kamarmu dan bantu Rayyan merapikan kamarnya!” Nyonya Amanda kembali bersuara.

Bagai robot, Aina mengangguk kemudian sudah berjalan keluar dari kamar Nyonya Amanda. Dia berjalan gontai menuju kamar dan langsung menghempaskan tubuhnya di sana.

“Sudahlah, aku ikuti saja alurnya. Satu yang harus kucegah adalah jatuh cinta ke makhluk berengsek itu. Aku tidak mau menyia-nyiakan cintaku untuknya nanti.”

Aina memilih tidur saja kali ini. Bahkan ia sudah mulai memejamkan matanya. Namun, baru saja ia hendak memejamkan mata. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamarnya. Aina gegas bangkit dan berjalan ke arah pintu. Aina langsung terkejut begitu pintu terbuka melihat Rayyan sedang berdiri di sana.

Pria tampan itu terdiam dan menatap Aina dengan bingung.

“Ada apa?” tanya Aina. Dia tidak bicara dengan ketus kali ini, tapi juga tidak berkata ramah.

“Maaf ... aku mengganggumu. Aku tidak tahu cara menyalakan showernya. Apa kamu bisa membantu?”

Aina terdiam, tanpa diminta ia menelan ludah berulang sambil menatap tajam ke arah Rayyan. Mengapa juga dia mengalami hal yang sama dengan di kehidupan sebelumnya? Rayyan juga menanyakan hal yang sama saat itu. Kemudian Aina membantunya dan pada akhirnya mereka berdua basah kuyup di kamar mandi. Shower di kamar mandi Rayyan memang bermasalah saat itu.

“Tunggu sebentar!!! Aku panggilkan pelayan saja.” Akhirnya Aina memutuskan berkata seperti itu.

Sepertinya Aina tidak mau hal yang sama dia alami di kehidupan sebelumnya terjadi juga di kehidupan ini. Rayyan hanya mengangguk saat mendengar jawaban Aina. Aina gegas berjalan menuju dapur dan memanggil salah satu asisten rumah tangganya untuk membantu Rayyan.

“Biar saya lihat dulu, Tuan!” ujar salah satu pelayan yang ditugasi Aina.

Pria paruh baya itu sudah masuk ke kamar mandi Rayyan dan siap membantunya. Aina hanya menunggu di depan pintu dan tidak mau masuk. Inginnya dia masuk kembali ke kamarnya, tapi demi sopan santun kali ini Aina terpaksa menunggunya.

“Nona Aina, bisa minta tolong ambilkan obeng di ruang perkakas!! Saya sedang menahan yang di sini,” ujar pelayan itu.

Aina tampak kesal dengan ulah pelayannya kali ini. Namun, memang tidak ada lagi orang yang dimintai tolong. Tadi saja Aina kebingungan mencari asisten rumah tangganya. Sepertinya mereka semua sibuk menyiapkan pesta ulang tahun Aina nanti malam.

“Di mana, Pak? Saya tidak tahu,” seru Aina dari luar. Dia memang sangat awam dengan alat perkakas. Bahkan obeng dan alat yang lain saja dia tidak tahu.

“Biar saya yang pegang, Pak. Bapak bisa cari perkakasnya dulu.” Kini Rayyan bersuara dan bersedia menggantikan tugas pelayan pria tersebut memegang bagian shower yang bermasalah.

Sepertinya itu lebih baik dari pada Aina salah ambil nantinya. Pelayan pria itu menggangguk kemudian sudah meminta Rayyan menggantikan posisinya. Namun, sepertinya tidak hanya di satu bagian saja yang bocor. Ada bagian lain yang bocor dan sudah mulai mengeluarkan air.

“Nona, apa Anda bisa menahan yang sebelah sini? Cukup dipegang seperti ini saja.” Sekarang malah pelayan itu meminta Aina ikut membantu dan memegang bagian lain saluran air di kamar mandi.

Aina tampak kesal, tapi dia juga tak bisa menolak. Dengan bersungut-sungut, Aina terpaksa melakukan apa yang diminta pelayan tadi. Entah mengapa juga shower di kamar mandi Rayyan tidak berfungsi dengan baik?

Mereka berdua kini berdiri di kamar mandi dengan posisi bersebrangan. Padahal awalnya hanya shower yang macet, kenapa juga kini keran di wastafel ikutan rewel? Sepertinya memang sudah saatnya ganti. Aina dan Rayyan berdiri saling membelakangi tanpa bersuara. Mereka sibuk dengan benaknya masing-masing.

Hingga tiba-tiba terdengar suara Rayyan berseru. Aina menoleh dan bersamaan, tangan Rayyan yang menahan selang shower terlepas berbarengan keluarnya air. Air itu langsung menyembur mengenai Rayyan dan Aina.

Aina langsung terdiam saat air di kamar mandi itu membasahi rambut dan bajunya. Ini sama dengan kejadian di kehidupan yang pernah dia jalani sebelumnya dan Aina sangat tidak suka. Ia tidak mau mengalami hal yang sama untuk kedua kali. Perlahan Aina melirik ke arah Rayyan yang berdiri di depannya. Pria itu terlihat makin mempesona saat wajah dan rambutnya basah.

Mungkin di kehidupan sebelumnya, Aina akan semakin terpikat padanya. Namun, tidak di kehidupan ini. Aina buru-buru memalingkan wajah dan tak mau sama sekali melihat ke arah Rayyan. Terjadi hal yang sebaliknya pada Rayyan. Remaja tampan itu tampak menyunggingkan sebuah senyuman ke arah Aina, sayangnya Aina tidak melihatnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Daniel : A Ruineed Soul
580      341     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Perahu Waktu
439      300     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Dia yang Terlewatkan
399      275     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
Guguran Daun di atas Pusara
515      354     1     
Short Story
Shine a Light
816      532     1     
Short Story
Disinilah aku, ikut tertawa saat dia tertawa, sekalipun tak ada yang perlu ditertawakan. Ikut tersenyum saat dia tersenyum, sekalipun tak ada yang lucu. Disinilah aku mencoba untuk berharap diantara keremangan
THROUGH YOU
1347      855     14     
Short Story
Sometimes beautiful things are not seen; but felt.
Samantha
489      354     0     
Short Story
Sesosok perempuan bernama Samantha yang terlalu percaya atas apa yang telah dia lihat di parkiran sekolah, membuatnya mengambil keputusaan untuk menjauhi sosok laki-laki yang dia cintai.
Chrisola
1131      654     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Trust Me
77      70     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Train to Heaven
1237      758     2     
Fantasy
Bagaimana jika kereta yang kamu naiki mengalami kecelakaan dan kamu terlempar di kereta misterius yang berbeda dari sebelumnya? Kasih pulang ke daerah asalnya setelah lulus menjadi Sarjana di Bandung. Di perjalanan, ternyata kereta yang dia naiki mengalami kecelakaan dan dia di gerbong 1 mengalami dampak yang parah. Saat bangun, ia mendapati dirinya berpindah tempat di kereta yang tidak ia ken...