Klub Kurotake adalah salah satu klub yang ada di SMA Sakura. Klub ini didirikan sebagai wadah untuk murid-murid yang memiliki hobi dan minat terhadap budaya Jepang—khususnya wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya.
Kata Kurotake sendiri berasal dari bahasa Jepang, kuro berarti 'hitam' dan take berarti 'bambu'.
Bagian dalam ruangan Klub Kurotake terbagi menjadi tujuh bagian.
Bagian pertama, ruang tempat berkumpul. Ruang ini mirip dengan aula, hanya saja lebih kecil. dengan lima baris susunan kursi ke samping dan empat baris ke arah belakang. Ruangan ini cukup menampung sekitar 20 orang. Di depan ruangan ada sebuah bangunan yang agak sedikit tinggi, mirip dengan panggung. Ruangan ini biasanya digunakan untuk menyambut anggota baru.
Bagian kedua, ruang rapat. Ruang ini biasanya digunakan untuk rapat khusus para pengurus. Di ruang ini terdapat sebuah meja besar yang dikelilingi oleh 7 kursi. 4 kursi disusun berhadapan, 2 kursi di depan, dan 1 kursi masing-masing di depan dan belakang. Kursi di depan adalah kursi milik ketua dan wakil ketua klub, 4 kursi lainnya masing-masing milik sekretaris dan bendahara klub. Di dekat kursi milik ketua terdapat sebuah papan tulis.
Di dekat ruang rapat ada tiga buah lemari kayu.Lemari pertama berukuran besar, berwarna putih dan memiliki tiga buah pintu. Pintu di tengahnya terbuat dari kaca. Lemari tersebut digunakan untuk menyimpan yukata*,kimono*, juga kostum cosplay*. Lemari kedua memiliki dua pintu dan terbuat dari kayu jati yang dipernis. Konon, lemari kedua itu dibeli dari Jepara dan digunakan untuk menyimpan pedang yang menjadi properti cosplay dan aksesoris milik Klub Kurotake. Lemari ketiga juga terbuat dari kayu jati, digunakan untuk menyimpan barang-barang dan arsip milik klub.
Bagian ketiga, ruang aktivitas. Ruangan ini merupakan ruangan favorit anggota Klub Kurotake. Di ruangan ini ada beberapa rak buku. Masing-masing rak buku diberi tanda sesuai buku yang tersusun. Ada rak khusus manga atau komik, rak khusus buku sejarah Jepang, rak khusus light novel, dan rak khusus majalah tentang anime* dan idola Jepang.
Di dekat rak buku ada tiga buah sofa panjang berwarna coklat muda yang bisa digunakan untuk bersantai. Di dekat rak ada televisi LED 32 inch yang digunakan untuk menonton anime. Di dindingnya terpajang sebuah papan yang ditempeli oleh kertas-kertas bergambar manga* yang merupakan karya anggota klub.
Bagian keempat adalah ruang dapur yang digunakan untuk memasak makanan untuk keperluan kegiatan klub, festival budaya, atau demo ekskul.
Bagian kelima adalah ruangan minimalis ala Jepang yang digunakan untuk acara chanoyu atau upacara minum teh.
Bagian keenam adalah ruangan yang biasa dipakai untuk latihan menyanyi atau menari. Ruangan ini juga dilengkapi dengan alat musik seperti gitar, gitar elektrik, gitar bass, keyboard, drum, cajon, speaker, serta mikrofon. Biasanya anggota Klub Kurotake menggunakan ruangan ini untuk latihan band atau menari menggunakan lagu Jepang/ soundtrack anime untuk acara Bunkasai*.
Saat ini, Klub Kurotake memiliki 7 anggota dari kelas 11 dan 4 anggota dari kelas 12. Klub ini sering mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan pengenalan budaya Jepang, ikut berpartisipasi dalam festival budaya, juga mengikuti lomba yang berhubungan dengan bahasa dan budaya Jepang yang diadakan oleh sekolah lain atau universitas.
Bagi murid SMA Sakura, Klub Kurotake merupakan klub eksklusif yang berisi murid-murid eksentrik penyuka anime dan budaya Jepang. Namun, klub yang lebih dikenal dengan 'Klub Wibu*' atau 'Klub Otaku*' tersebut juga tak kalah populer jika dibandingkan dengan klub atau ekskul lainnya.
Para anggota Klub Kurotake juga memiliki cerita unik tersendiri.
***
Catatan :
*anime : film animasi Jepang, kependekan dari animation
*manga : komik Jepang
*yukata : baju kimono berbahan tipis yang biasa dikenakan saat musim panas
*kimono : baju tradisional Jepang, biasa dipakai pada acara resmi atau perayaan hari-hari tertentu
*cosplay : dari kata costume-play, kegiatan dimana seseorang memakai kostum tertentu yang menirukan karakter anime, gim, dan lain-lain.
*Bunkasai : festival budaya yang biasa diadakan di sekolah setiap tahun
*Wibu : istilah untuk orang dari luar Jepang yang terobsesi dengan budaya Jepang
*Otaku : istilah Jepang untuk orang yang menekuni suatu hobi, biasanya ditujukan untuk pecinta anime, manga, gim, dan lain sebagainya.