****
Dia ingin menyelesaikan masalah sekarang juga, rasanya tidak nyaman bila dia berpacaran dengan adiknya tapi bermusuhan dengan kakaknya. Apalagi mereka harus sembunyi-sembunyi selama ini.
Saka menuntut sebuah jawaban dari Alex, jika jawabannya hanya karena Saka termasuk siswa senang di sekolahnya. Maka itu adalah alasan yang klasik, buktinya sekarang Saka tidak pernah bolos sekolah lagi sejak berpacaran dengan Aluna, dia juga mendapatkan peringkat 10 besar yang sebelumnya tidak pernah dia raih. Tapi bukan berarti setiap orang yang pacaran, akan membawa pengaruh positif bagi semua orang. Pengaruh itu berbeda-beda pada setiap individu.
"Jawab Alex, gue pengen tahu sekarang juga kenapa lo sangat benci sama gue?" tanya Saka kesal. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat dan dia juga rusa sebab mungkin untuk tidak memukul Kakak dari pacarnya ini. Karena dia menghargai Aluna dan Alex.
"Karena lo pemerkosa, lo suka mainin cewek!"
Jawaban Alex membuat Saka terperangah, ketiga temannya yang sudah lama mengenal Saka juga terlihat terkejut mendengar jawabannya. Saka pemerkosa? Dia suka mempermainkan wanita? Sepertinya, Alex salah besar.
"Atas dasar apa lo bilang gue seperti itu? Lo punya bukti?" tanya Saka lagi dengan tenang, dia tidak merasa bersalah, karena dia memang tidak seperti apa yang dituduhkan oleh Alex kepadanya.
"Viola, dia cewek yang pernah lo lecehin."
Mendengar nama Viola disebut, Saka dan ketiga temannya tercengang. Mereka saling berpandangan, begitu juga dengan Aluna yang jadi bingung.
"Kamu kenal yang namanya Viola?" tanya Aluna tertuju pada Saka.
"Ya, aku tau dia. Tapi apa yang kakak kamu omongin itu nggak bener! Aku nggak pernah melecehkan siapapun, Luna. Kamu percaya sama aku kan?" ucap Saka yang berusaha meyakinkan Aluna untuk mempercayainya.
"Aku yakin semua ini ada penjelasannya kak. Saka nggak mungkin melakukan itu," kata Aluna membela Saka dihadapan Alex dan semua orang.
Alex mendekati Aluna, kemudian dia menarik tangan adiknya itu. "Sampai dia bisa ngebuktiin kalau dia nggak ngelakuin itu, kamu nggak boleh deket-deket sama dia!"
"Kak..."
"Balik sama aku, Lun!"
Untuk pertama kalinya Alex memarahi, membentak adik yang sangat disayanginya didepan umum. Aluna kembali meneteskan air mata, tapi kali ini tanpa suara.
"Gue bisa jelasin semuanya Lex, lo salah paham!" Saka memegang tangan Alex, dia ingin segera meluruskan kesalahpahaman ini sekarang juga.
Alex menepis tangan Saka, kemudian dia mengajak Aluna dan Rhea pulang bersama. Karena hari ini Alex membawa mobil. Sepeninggal Alex, Aluna dan Rhea, acara pesta itu tidak bisa seperti biasanya dan malah berakhir berantakan.
Orang-orang yang hadir itu malah membicarakan Alex, Aluna dan Saka. Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi. Hingga ada yang menjawab kalau Alex marah dan melarang Saka dekat dengan adiknya, karena dia sudah melecehkan gadis bernama Viola. Dari sinilah Saka tahu, alasan mengapa Alex begitu membenci dirinya.
"Kenapa si Alex sampe salah paham kayak gini sih? Justru lo itu nolong si Viola , bukan ngelecehin dia," gerutu Riki yang tau tentang permasalahan gadis bernama Viola ini.
"Ka, kenapa lo diem aja? Lo nggak mau ngomong sesuatu sama si Alex gitu?" tanya Calvin pada sahabatnya ini.
"Apa lo bakal ngebiarin hubungan kalian putus gitu aja?" tanya Sandi serius.
Saka menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. "Nggak, gue nggak akan lepasin Aluna. Gue bakal buktiin dan jelasin semuanya ,kalau ini cuma salah paham!"
"Bagus. Mending sekarang kita obatin dulu wajah lo," kata Riki sambil tersenyum.
"Btw Vin, lo balik aja anter si Tiara. Biar Saka sama gue sama Sandi," kata Riki lagi pada Calvin. Calvin melihat ke arah Tiara yang masih ada disana, sudah dua bulan ini Calvin dan Tiara juga menjalin hubungan.
"Oke."
****
Setelah kejadian itu, Aluna tidak diizinkan untuk pergi kemanapun selama liburan akhir semester. Termasuk bertemu dengan Saka, bahkan hp Aluna disita oleh Alex. Pria itu begitu tegas, entah posesif sampai-sampai Aluna merasa dikekang. Mutia juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk melarang Alex, karena dia percaya apa yang dilakukan anak sulungnya itu demi kebaikan Aluna.
Sudah terhitung hari ketiga, Saka belum juga datang ke rumahnya untuk menjelaskan siapa Viola dan benarkah kasus pelecehan itu? Pesan terakhir Saka adalah, meminta Aluna untuk percaya kepadanya.
"Kalau dia serius, dia pasti akan datang kemari. Tapi mana? Dia nggak ada tuh. Berarti bener dia ngelecehin wanita itu," ucap Alex mengompori.
"Kak please...kakak jangan dulu percaya dengan apa yang kakak lihat. Bisa jadi kakak salah paham," kata Aluna yang mencoba mengubah pikiran kakaknya itu.
Ketika adik kakak itu sedang berdebat akan hal yang sama, suara bel rumah berbunyi. Mutia yang sedang ada diruang depan, langsung membukakan pintunya. Dia mempersilahkan tiga orang tamunya untuk masuk. Ada Saka dan dua orang gadis, satu dari gadis itu terlihat sangat pucat dan linglung seperti anak kecil.
"Kedatangan kami kesini ingin menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Kalian salah sudah menuduh Saka melecehkan adik saya. Sebenarnya Saka lah yang menyelamatkan adik saya, tapi seperti inilah keadaan adik saya sekarang." Wanita itu bernama Emma, dia adalah kakak dari Viola yang sengaja datang atas permintaan Saka untuk menjelaskan semuanya pada keluarga Aluna.
Emma menceritakan tentang kejadian 3 tahun yang lalu, ketika Viola masih SMP dan dia adalah primadona sekolahnya. Dia menolak cinta seorang pria ketua geng dan ketua geng itu hendak melecehkannya, akan tetapi Saka datang menyelamatkannya tepat waktu sebelum itu terjadi. Namun saat ini Viola mengalami trauma dan gangguan mental.
Setelah mendengar cerita itu, Aluna, Alex dan Mutia jadi paham semuanya. Bahkan Alex pun meminta maaf pada Saka, karena sudah salah paham padanya. Akhirnya masalah salah paham itu selesai.
"Jadi lo mau ngerestuin hubungan gue sama Luna kan?" tanya Saka dengan tidak sabar.
"Ekhem, karena nggak ada masalah. Gue nggak akan ngelarang."
Saka dan Aluna saling melempar senyuman bahagia, karena Alex sudah merestui hubungan mereka.
"Tapi."
"Jangan sampai keterlaluan, kalian harus fokus sekolah dulu. Dan lo Saka, lo harus bisa masuk tiga besar kalau lo emang serius sama adik gue!" ujar Alex mengingatkan dan Saka mengatakan dengan percaya diri bahwa dia bisa melakukannya.
Tanpa terasa 5 tahun berlalu, disebuah hotel mewah terlihat beberapa orang mendatangi sebuah acara pesta pernikahan yang diadakan di aula hotel mewah bintang lima itu. Di pelaminan, terlihat sepasang pengantin baru tersenyum bahagia menyambut para tamu undangan yang hadir disana.
"Selamat ya Aluna! Bro Saka! Nggak nyangka kalian bakalan langgeng sampai sini," kata Riki sambil berjabatan tangan dengan Saka dan Aluna. Hubungan mereka berdua telah sampai ke pelaminan.
"Selamat ya."
"Makasih udah pada datang dan doain gue sama Luna." Saka berterimakasih pada teman-temannya yang sudah datang dipesta pernikahannya.
Setelah 5 tahun itu, Saka sudah lulus kuliah dan menjadi seorang pengusaha meneruskan bisnis ayahnya. Banyak yang telah berubah, tapi satu yang tidak berubah darinya...cintanya pada Aluna tetap bertahan sampai detik ini, mungkin abadi untuk selamanya.
Wanita yang sering dipanggilnya dengan sebutan tantrum, cewek gila. Tapi siapa sangka sekarang wanita ini menjadi istrinya. Begitupun dengan Aluna, dia tidak menyangka pria yang dipanggilnya sebagai cogil akan menjadi teman hidupnya.
Kehidupan Alex, Rhea, Tiara, Calvin, Riki, Sandi, bahkan teman-teman yang lain sudah berubah. Mereka yang dulu memakai seragam putih abu, sekarang sudah menjelma menjadi orang tua, suami-istri dan masih lajang mengurus bisnis, fokus dengan pekerjaannya. Apapun itu, yang penting mereka mencapai akhir yang bahagia.
****
πππ