Loading...
Logo TinLit
Read Story - Me, My Brother And My Bad Boy
MENU
About Us  

Aluna memegang pipinya yang mendadak terasa panas, saat teman-teman sekelasnya menyoraki dirinya dan Saka. Dia lalu mengajak Rhea pergi keluar kelas, sekalian mereka akan ke kantin sambil mengajak Tiara  dari kelasnya juga.

"Ciye...yang malu-malu haha."

"Rhe, udah dong. Jangan ledekin aku terus," tegur Aluna tanpa yang melihat ke arah Rhea, seakan menyembunyikan wajahnya.

"Haha..." Rhea tertawa, dia tidak berhenti menggoda Aluna seperti anak-anak yang lain. Tapi disisi lain dia khawatir, karena Alex sudah memberikan lampu merah pada kedekatan Aluna dan Saka. Apalagi kalau mereka sampai pacaran, pasti Alex akan marah besar.

'Udah jelas kalau Aluna dan Saka saling suka. Kalau kak Alex tau, dia pasti marah dan menentang hubungan mereka. Sebagai sahabat yang baik, aku akan membantu kamu membujuk kak Alex agar menyetujui hubungan kalian berdua' Rhea bertekad akan membantu Aluna dan Saka agar mendapatkan restu dari Alex. Meskipun mereka belum pacaran, tapi pastinya mereka akan segera pacaran.

"Eh, itu Tiara! Ayo Rhe!" seru Aluna seraya melihat ke arah Tiara yang baru saja keluar dari kelasnya. Aluna pun berlari mendekati Tiara, disusul oleh Rhea dibelakang.

3 sahabat itu pun memutuskan pergi ke kantin untuk jajan seperti biasanya.Namun sebelum masuk ke area kantin, Aluna berpapasan dengan Raka dan kedua temannya didepan pintu kantin yang besar itu.

"Hai Lun."

"Kak Raka, aku mau bicara? Bisa?" tanya Aluna dengan raut wajah serius, dia memandang pria itu dengan intens. Tidak seperti biasanya, santai dan ramah.

"Ka, itu cewek lo tuh!" senggol salah seorang teman Raka padanya.

"Kita duluan Ka. Orang yang baru jadian emang butuh banyak waktu berduaan," bisik seorang temannya lagi seraya menggoda Raka.

"Itu... gue-"

Kedua teman Raka berjalan lebih dulu menuju ke kantin. Rhea dan Tiara yang peka juga langsung berjalan meninggalkan Aluna dan Raka yang ada di sana. Sepertinya mereka akan berbicara serius.

"Lun, kamu mau ngomong apa?"

"Kita bicara ditempat lain ya, Kak." Aluna mengajak Raka berbicara ditempat lain. Sementara itu, jantung Raka berdegup kencang karena menegang, dia tidak tahu apa yang akan Aluna bicarakan sampai gadis itu seserius ini. Apa masalah postingan kemarin? Apa Aluna marah? Itulah pertanyaan saat ini yang sedang bersarang di kepalanya.

Raka mengikuti Aluna pergi dari sana, mereka menjauh dari kantin dan sepertinya Aluna mengajak Raka bicara di lantai dua sekolah itu di ujung lorong yang sepi. Dimana disana jarang sekali ada orang yang lewat.

****

Saka dan teman-temannya sudah berkumpul di kantin, seperti biasanya mereka yang penikmat baso, langsung memesan bakso pada ibu kantin. Sekarang, masing-masing satu mangkok bakso sudah tersaji didepan mereka.

"Ka, kasih tahu gue please. Siapa pacar si Alex? Gue pasti kenal kan?" Dari tadi Riki terus menanyakan pertanyaan yang sama kepada Saka. Namun, lagi-lagi Saka menjawabnya dengan jawaban yang sama juga.

"Nanti lo bakalan tau, tapi siapin aja mental lo!" jawab Saka sambil menyuapkan bakso dan kuahnya yang berwarna merah itu. Saka sangat suka pedas dan sambalnya yang paling banyak daripada sambal dimangkuk bakso 3 orang temannya.

"Mental gue? Memang kenapa?" tanya Riki dengan wajah polosnya. Sementara Saka hanya tersenyum melihat kepolosan Riki.

"Kalau lo udah tahu siapa pacar Si Alex. Bilang sama gue, nanti gue bakal hibur lo."

Riki masih menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung, dia masih belum mengerti apa yang dibicarakan oleh Saka. Siapa pacar Alex itu?

"Lo ternyata nggak peka juga," gumam Saka sambil menyeruput mie dari dalam mangkok dengan garpunya. "Nikmat banget, alhamdulilah."

"Eh! Ada ayang Rhea sama Tiara," sapa Riki saat dia melihat Rhea dan Tiara berjalan melewati tempat Saka dan teman-temannya. Kedua gadis itu berencana memesan makanan duluan sambil menunggu Aluna.

"Apaan sih Rikot? Ayang ayang!" tegur Rhea yang lalu menoyor kepala Riki dengan sebal.

"Hehe, enak banget berasa kayak dipijitin Yang," kekeh Riki sambil memegang kepalanya yang disentuh Rhea. Pemuda itu malah cengar-cengir.

"Ciye...ciye.. Rhea sama Riki nih ye," goda Tiara pada temannya itu. Rhea langsung melotot galak pada temannya itu.

"Tiara!" seru Rhea kesal.

"Btw, nama lo Tiara ya?" tanya Calvin secara tiba-tiba, sembari melihat Tiara. Gadis berambut pendek pemilik pipi tembem itu. Saka, Riki dan Sandi kontan saja menoleh ke arah Calvin. Mereka heran, sebab Calvin sama seperti Saka yang jarang berinteraksi dengan perempuan. Kecuali perempuan yang benar-benar mereka sukai. Tidak seperti Sandi dan Riki yang bisa berdekatan dengan perempuan mana saja, mudah dekat.

"Iya, aku Tiara."

"Aku Calvin, salam kenal ya." Calvin tersenyum manis, kemudian mengulurkan tangannya kepada Tiara.

Tiara menundukkan kepalanya, kemudian membalas uluran tangan Calvin. Gadis muda itu terlihat malu-malu.

"Huhuy aku...mana aku mana?" ledek Sandi yang ditujukan untuk Calvin. Pasalnya, Calvin menggunakan kata aku, tidak seperti biasanya. Bahkan nada bicaranya pun lembut.

"Mana si aku? Mana?" Riki ikut menggoda Calvin.

"Pada diem nggak lo!" ancam Calvin seraya menatap kedua temannya itu dengan bersungut-sungut.

"Ciye yang marah ciye, si aku marah haha." Riki dan Sandi terbahak-bahak mendengar nada bicara Calvin, yang terdengar menggelikan ditelinga mereka.

"Tiara, jangan dengerin dua virus zombai ini. Mending kita tukeran nomor hp aja yuk!" ajak Calvin pada Tiara. Gadis itu pun tidak kuasa menolak dan mengeluarkan ponselnya di dalam saku baju seragamnya.

Selagi Calvin dan Tiara bertukar nomor ponsel, Rhea masih berdiri di sana.

"Rhe, dimana si tantrum?" tanya Saka yang baru menyadari, bahwa Aluna tak ada bersama Rhea.

"Oh, dia lagi pergi sama kak Raka," jawab Rhea.

Saka terperangah mendengarnya. "Kemana?"

"Nggak tau lebih tepatnya kemana sih, tapi tadi sih aku lihat mau ke lantai dua," jawab Rhea seraya melihat pria yang saat ini terlihat tidak tenang itu.

Tanpa bicara apa-apa lagi, Saka beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan bakso yang belum habis di mangkoknya dan pergi begitu saja.

"Woy! Ka, lo mau kemana?" tanya Riki setengah berteriak melihat temannya pergi meninggalkan kantin.

"Ini bakso belum abis, buat gue aja dah." Sandi mengambil mangkok bakso milik Saka, sedangkan bakso miliknya sudah ludes.

"Dasar temen durjana lo! Makanan aja yang lo pikirin," ujar Riki sambil melihat Sandi yang sudah tidak malu-malu lagi menyantap bakso milik Saka. Pria itu malah nyengir tanpa merasa bersalah sambil melahap baksonya dengan nikmat.

"Bodo amat dah, mending gue abisin daripada keburu dingin, nggak kemakan. Kan jadi mubazir, pamali." Alibi Sandi yang mendapatkan kekehan dari Riki.

****

Bahu Raka merosot lesu, setelah mendengar perkataan Aluna yang mengatakan kalau dia ingin fotonya dihapus di akun Raka. Tapi, yang lebih menyakitkan hati Raka, kenapa Aluna ingin dia mengklasifikasi hubungan mereka kepada semua orang. Terutama warga sekolah yang sudah salah paham hubungan mereka.

"Kak, aku minta maaf. Aku benar-benar nggak nyaman, semua orang bilang kalau aku pacaran sama kakak. Padahal itu nggak benar dan foto itu secara mggak langsung udah buat semua orang salah paham. Jadi, aku minta sama kakak untuk hapus fotonya. Dan bilang sama semua orang, kalau kita nggak pacaran!" tutur Aluna dengan sopan.

Namun hati Raka sakit, dia berpikir Aluna tidak menyukainya. Sampai Aluna memohon klarifikasi segala. Apakah Aluna, takut menyinggung seseorang yang disukainya karena postingannya? Apa orang itu Saka?

"Lun, sebelumnya aku minta maaf karena udah buat kamu nggak nyaman dengan foto yang aku ambil secara diam-diam. Aku minta maaf juga, aku memang udah gak sopan ngambil foto kamu tanpa minta izin sama kamu lebih dulu. Tapi, apa kamu paham apa yang aku lakuin Lun?"

Aluna mengerutkan keningnya, dia berusaha untuk mencerna perkataan Raka yang baginya membingungkan. Lantas dia pun bertanya, "Maksud kakak, apa ya? Memangnya apa yang kakak lakuin ini atas dasar apa?"

Sudah Raka duga, Aluna memang tidak peka.

Raka mengambil napasnya, kemudian dia pun berkata, "Atas dasar, aku suka sama kamu Lun."

Aluna tersentak kaget mendengar pengakuan Raka, kedua matanya melebar. Dia menatap pria didepannya sampai tak berkedip. Benarkah yang dia dengar ini? Raka menyukainya?

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Singlelillah
1326      637     2     
Romance
Kisah perjalanan cinta seorang gadis untuk dapat menemukan pasangan halalnya. Mulai dari jatuh cinta, patah hati, di tinggal tanpa kabar, sampai kehilangan selamanya semua itu menjadi salah satu proses perjalanan Naflah untuk menemukan pasangan halalnya dan bahagia selamanya.
Salted Caramel Machiato
13558      4308     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu
GAUNG SANGKARA
1625      742     0     
Action
Gaung Sangkara, mendapatkan perhatian khusus mengenai pengalamannya menjadi mahasiswa Teknik paling brutal di kampusnya. Dimana kampusnya adalah sebuah universitas paling top di Indonesia, ia mendapatkan banyak tekanan akan nama-nama besar yang berusaha menindas bahkan membunuh dia dan keluarganya. Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial dan psikologis-nya. Lahir dari kalangan keluarga d...
SURGA DALAM SEBOTOL VODKA
9377      2072     6     
Romance
Dari jaman dulu hingga sekarang, posisi sebagai anak masih kerap kali terjepit. Di satu sisi, anak harus mengikuti kemauan orang tua jikalau tak mau dianggap durhaka. Di sisi lain, anak juga memiliki keinginannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan usianya. Lalu bagaimanakah jika keinginan anak dan orang tua saling bertentangan? Terlahir di tengah keluarga yang kaya raya tak membuat Rev...
Warisan Kekasih
1013      676     0     
Romance
Tiga hari sebelum pertunangannya berlangsung, kekasih Aurora memutuskan membatalkan karena tidak bisa mengikuti keyakinan Aurora. Naufal kekasih sahabat Aurora mewariskan kekasihnya kepadanya karena hubungan mereka tidak direstui sebab Naufal bukan seorang Abdinegara atau PNS. Apakah pertunangan Aurora dan Naufal berakhir pada pernikahan atau seperti banyak dicerita fiksi berakhir menjadi pertu...
Dinikahi Guru Ngaji
793      564     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Chrisola
1047      618     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Peri Untuk Ale
5420      2258     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang
Yang Terindah Itu Kamu
11773      3478     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Janji-Janji Masa Depan
15077      3504     12     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...