Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mari Collab tanpa Jatuh Hati
MENU
About Us  

Sore itu di lapangan futsal dekat rumah Rosul. Langit masih cerah dalam tiga puluh menit ke depan sebelum senja menyapa untuk berpisah. Rena dan Nita menjadi oknum pertama yang mengusulkan pertemuan Siska dan Reza. Bersama-sama tentu saja, karena mereka tidak akan membiarkan Siska seorang diri menghadapi pahitnya percintaan.

“Lo beneran nggak nerima perjodohan orangtua lo, kan, Za?” tanya Nita.

“Reza jawab!” bentak Rena.

Reza mengembuskan napas perlahan, pandangannya masih bertumpu pada Siska yang menunduk bak enggan menatapnya. “Gue nggak bisa, sorry.”

“Brengsek ya lo, Za!” Rena mendorong tubuh Reza hingga laki-laki itu terduduk di bawah. Sepertinya kekuatan Reza melemah hanya karena melihat Siska menangis.

“Kita pulang aja, guys.” Siska berdiri. Ia menyilangkan tas selempangnya dan melangkah menyeruak di antara Restu dan Rosul. Tetapi lengannya lebih dulu ditarik oleh Reza.

“Gue mau ngomong sama lo, Sis. Sebentar aja kok.”

“Heh, Reza—“ Rena siap memaki, tapi Raya lebih dulu membisikinya.

“Biarin, Ren. Mereka perlu ngomong.” Raya meyakinkan Rena lewat tatapan matanya.

“Ngomong baik-baik Za, Siska juga," kata Amel.

Reza mengangguk, lalu beranjak membawa Siska pergi agak jauh dari teman-temannya. Mereka memilih berbicara berdua di bawah pohon flamboyan yang rindang. 

“Lo berhak marah sama gue. Semuanya salah gue, udah jadi laki-laki paling bodoh karena nggak bisa ngungkapin keinginan gue sendiri. Gue cuma bisa nurutin kemauan Mama gue, Sis.”

Siska membiarkan Reza berbicara lebih dulu, lagi pula dia sudah tidak bertenaga untuk mengatakan apa-apa lagi. Marah pada Reza pun rasanya Siska tidak punya hak. Dia bukan siapa-siapa Reza, mereka hanya teman yang saling menyukai. Tetapi rasanya hari ini Siska mengetahui fakta baru, apa memang hanya dia yang selama ini menyukai Reza?

Reza menuntun tangannya untuk menghapus air mata di pipi Siska, tetapi gadis itu menepisnya dengan cepat. Reza tertegun menatap tangannya yang terempas. “Kalau lo ragu sama perasaan gue, lo salah. Gue nggak pernah bohong kalau gue suka dan sayang sama lo, gue juga nggak bohong kalau gue sama Dela udah—“

“Bukan itu yang mau gue dengar dari lo. Gue nggak butuh penjelasan lo, Za.” Siska mulai berani menatap mata Reza. Demi Tuhan, dia jadi ingin menangis lagi ketika menemukan kedua mata laki-laki yang disukainya itu sendu. Kedua mata indah itu, Siska masih menemukan kehangatan di sana.

“Gue bingung harus mulai dari mana, Sis.”

“Lo tadi bilang kalau lo mau memilih Dela, kan? Ya udah, toh kita juga bukan apa-apa.”

“Bukan, gue nggak pilih lo sama Dela, gue nggak pilih siapa-siapa. Cuma… gue milih perasaaan orangtua gue.”

“Sama aja.” Siska tertawa hambar. Kemudian wajahnya kembali bersedih, kontras dengan suasana langit senja yang terlihat sangat bahagia.

“Gimana, Sis? Gue sayang sama lo, tapi gue nggak enak sama mamanya Dela.”

Kedua telapak tangan Siska mengepal kuat. Dia gemas ingin menonjok wajah rupawan di depannya kalau saja sisi hatinya yang lain tidak menahannya. Jujur saja, Siska masih sayang sama Reza, namun dia menyesalinya yang harus menyukai orang yang bahkan rela menyakitinya. 

“Ya udah, gue juga nggak berusaha mati-matian buat pertahanin lo atau ngemis-ngemis sama mama lo buat nyatuin lo sama gue, kan?”

“Maaf, Sis. Maafin gue.”

“Maaf doang mah gampang, Za. Kalau gue udah lupa kejadian ini, gue juga bisa maafin lo. Kuncinya cuma waktu doang kok, gue cuma masih nggak enak aja sama orang yang udah gue sakiti cuma buat nunjukin rasa sayang gue sama cowok kayak lo!”

“Fazri? Lo bisa balik ke dia kayak gue balik ke Dela—“

Plak!

Wajah Reza tertoreh ke sisi kiri akibat tamparan Siska, keras dan menyakitkan. Tapi Reza buru-buru menatap gadis itu, bukan karena dia marah, tapi karena dia baru saja mendengar isakan Siska yang tertahan.

Siska menangis, cukup membuat dada Reza sesak.

“Lo gampang banget ngomong kayak gitu, mikir dulu bisa, kan? Gimana caranya gue bisa kayak lo yang tanpa tahu malu balik lagi sama orang yang jelas-jelas udah kita campakkan!” Selesai dengan kalimatnya, Siska membalik badan hendak kembali ke lapangan futsal menemui kami. Namun, tangan Reza dengan cepat kembali menahan gadis itu.

“Kita… bisa tetap temenan, kan? Collab YouTube kita masih berlanjut, kan?”

“Kenapa?”

“Gue nggak mau masalah kita membuat yang lain merasa canggung.”

“Pikir aja sendiri! Kalau gue, sorry ya, Za. Gue tipe orang yang nggak bisa temenan sama spesies buaya kayak lo!”

Sekali entakan, Siska berhasil menepis lengan Reza, kemudian berlalu ke arah di mana senja tersenyum menguatkannya. Senja yang sangat cerah itu mendadak sangat kelabu saat Siska menjatuhkan air matanya.
 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
9997      2984     12     
Horror
"Kamu mengkhianatiku!" Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari. Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar biasa. Ia har...
Desire Of The Star
1369      883     4     
Romance
Seorang pria bernama Mahesa Bintang yang hidup dalam keluarga supportif dan harmonis, pendidikan yang baik serta hubungan pertemanan yang baik. Kehidupan Mahesa sibuk dengan perkuliahannya di bidang seni dimana menjadi seniman adalah cita-citanya sejak kecil. Keinginannya cukup sederhana, dari dulu ia ingin sekali mempunyai galeri seni sendiri dan mengadakan pameran seni. Kehidupan Mahesa yang si...
Well The Glass Slippers Don't Fit
1405      638     1     
Fantasy
Born to the lower class of the society, Alya wants to try her luck to marry Prince Ashton, the descendant of Cinderella and her prince charming. Everything clicks perfectly. But there is one problem. The glass slippers don't fit!
Archery Lovers
4668      2004     0     
Romance
zahra Nur ramadhanwati, siswa baru yang tidak punya niat untuk ikut ekstrakulikuler apapun karena memiliki sisi trauma saat ia masih di SMP. Akan tetapi rasa trauma itu perlahan hilang ketika berkenalan dengan Mas Darna dan panahan. "Apakah kau bisa mendengarnya mereka" "Suara?" apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Furimukeba: Saat Kulihat Kembali
477      331     2     
Short Story
Ketika kenangan pahit membelenggu jiwa dan kebahagianmu. Apa yang akan kamu lakukan? Pergi jauh dan lupakan atau hadapi dan sembuhkan? Lalu, apakah kisah itu akan berakhir dengan cara yang berbeda jika kita mengulangnya?
Behind The Scene
1338      593     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
Returned Flawed
273      220     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Caraphernelia
987      520     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Without Guileless
1143      656     1     
Mystery
Malam itu ada sebuah kasus yang menghebohkan warga setempat, polisi cepat-cepat mengevakuasi namun, pelaku tidak ditemukan. Note : Kita tidak akan tahu, jati diri seseorang hingga kita menjalin hubungan dengan orang itu. Baik sebuah hubungan yang tidak penting hingga hubungan yang serius
Baret,Karena Ialah Kita Bersatu
727      434     0     
Short Story
Ini adalah sebuah kisah yang menceritakan perjuangan Kartika dan Damar untuk menjadi abdi negara yang memberi mereka kesempatan untuk mengenakan baret kebanggaan dan idaman banyak orang.Setelah memutuskan untuk menjalani kehidupan masing - masing,mereka kembali di pertemukan oleh takdir melalui kesatuan yang kemudian juga menyatukan mereka kembali.Karena baret itulah,mereka bersatu.