Suatu malam berkabut di wilayah kerajaan Arkanapura. Terdengar deru langkah kaki kuda bersepatu yang memecah malam sunyi dan berkabut. Terlihat bayangan hitam yang bergerak bagai kilat, sangat cepat. Bila dilihat dengan jeli dia adalah Pangeran Hanan putra mahkota dari Kerajaan Akanapura yang sedang memacu kudanya dengan sangat kencang menyusuri tebing curam dekat pantai tanpa satu pengawal pun. Seakan ia ingin melepas semua beban hidupnya bersama laju kencang kuda putih yang ia beri nama pegaso itu. Belakangan ini Pangeran cukup tertekan dengan masalah yang merundung kerajaannya, yakni penyerangan dari kerajaan lain yang berusaha memperluas wilayah mereka.
Tanpa sadar ia sampai ke tempat yang ia sendiri pun tak tahu dimana. Tempat itu memang sangat indah karena dari tempat itu Pangeran Hanan dapat melihat gemerlap lampu dari rumah penduduk kerajaan Arkanapura. Ia memutuskan untuk tinggal sejenak guna melihat pemandangan indah itu. Tanpa ia sadari ada musuh yang mengintainya sejak ia keluar dari gerbang istana. Perlahan para musuh bergerak menyerang dari belakang berharap Sang Pangeran sedang lengah. Namun Pangeran yang sudah mempunyai naluri perang yang sangat hebat tidak akan pernah lengah dalam keadaan apapun. Dengan sigap ia keluarkan pedang dari balik tubuhnya. Menghalau serangan dari tiga prajurit musuh sekaligus. Pedangnya begitu indah dengan ukiran naga di bagian tengah yang melambangkan pemiliknya sekuat naga. Pedang yang saling beradu menimbulkan suara nyaring yang memekakkan telinga dan pantulan cahaya bulan dari pedang Pangeran Hanan bila dilihat dari kejauhan mirip seperti pelita kecil di puncak tebing.
Dalam sekejap pangeran berhasil mengalahkan ketiga prajurit musuh. Belum sempat ia menghela napas lega, muncul sekawanan prajurit dari balik semak. Kini jumlahnya lebih banyak dan rasanya tidak mungkin Pangeran dapat mengalahkan semua sedang Pangeran hanya sendiri. Namun sebagai ksatria tangguh ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia mengayun pedangnya dengan lihai membentuk garis horisontal di leher para musuhnya. Liciknya ada seorang prajurit mengambil balok kayu dan memukulkannya di kepala belakang Pangeran Hanan, yang menyebabkan ia kehilangan keseimbangan. Belum sampai disitu, prajurit lain memanfaatkan keadaan itu untuk menghabisi Sang Pangeran dengan menusukkan pedang tepat di dada Pangeran Hanan. Di sisa kesdarannya ia berfikir bahwa jika ia harus mati ia tidak akan mati di depan musuhnya karena itu berarti bahwa ia mengakui keenangan musuh. Pangerah yang terluka parah itu naik ke atas kudanya dengan seluruh sisa daya yang dimiliki. Ia memacu kudanya guna lari dari musuhnya.
Tak sengaja ia terperosok jatuh ke tebing dan tenggelam ke laut lepas. Musuh yang mengejarnya mengira bahwa Sang Pangeran telah wafat. Namun takdir berkata lain, kabut yang tadinya menyelimuti malam itu sirna. Bintang dan bulan menampakkan diri. Ada sebuah bintang yang bersinar sangat terang dan terlihat bahwa bintang itu bergerak mendekat ke laut. Bintang itu jatuh di dekat tubuh Pangeran kemudian berubah menjadi gadis yang cantik jelita. Ia adalah salah satu rahasia alam, berupa bintang bernama Stella Si Peri Bintang ia telah lama mengagumi sosok Pangeran Hanan. Ia tidak pernah satu kalipun melewatkan malam tanpa mengamati Pangeran Hanan yang rupawan dan baik hati itu. Setiap malam ia memandang Pangeran dari tingginya langit bersama bintang lainnya.
Dan yang terjadi malam ini sangat membuat dia sedih. Dia tidak akan membiarkan pria pujaannya ini mati. Diselamatkannya Pangeran Hanan, dibawalah Pangeran Hanan ke istana langit. Kemudian ia pun memohon pada Sang Penguasa langit untuk menyelamatkan pria yang dicintainya itu. Penguasa langit terkejut mengetahui bahwa Stella diam-diam mencintai makhluk bumi karena memang itu tidak seharusnya terjadi karena dunia mereka berbeda. Sejenak dirinya ragu untuk mengatakan cara menyelamatkan Pangeran Hanan, namun Stella terus saja mendesaknya. Akhirnya Sang Penguasa langit berkata “Hanya cahayamu yang dapat mengembalikan nyawanya, tetapi jika kau serahkan cahayamu kau tidak lagi menjadi bagian dari jutaan bintang di jagat raya lagi.” Stella berfikir sejenak karena kehilangan cahaya bagi seorang peri bintang itu berarti rela meninggalkan kehidupan indahnya di langit. Stella memalinkan wajahnya, ia pandang rupa pria pujaannya itu kemudian berkata, “Aku rela serahkan semua yang kumiliki demi cintaku.” Pernyataan itu membuat Sang penguasa langit merasa sangsi kemudian berkata, “Walau kau serahkan cahayamu sekalipun pria itu tidak akan mengingatmu, sebab keberadaan peri bintang adalah sebuah rahasia alam.” jelas Penguasa Langit. Stella berseru “Aku terima segala resikonya asalkan aku tetap bisa melihatnya di dunia. Termasuk apabila aku hanya akan hidup sebagai manusia yang tidak berusia selama bintang. Atau bersinar seindah bintang. Aku rela!”.
“Kamu memang akan hidup sebagai manusia dan hidup selama kurang lebih 60 tahun. Dengan syarat jika kamu dapat membuat pria ini jatuh cinta padamu. Tetapi sebaliknya, kamu akan mati jika pria ini menyerahkan hatinya pada gadis lain, karena kamu tidak akan bisa hidup lama jika kamu berjauhan dengan cahayamu, sekalipun kamu sudah jadi manusia.” Penguasa Langit memperingatkan Stella yang, ia pikir sedang merasakan cinta buta, ia pun sebenarnya tidak rela bila Stella harus menyerahkan cahayanya. Karena itu adalah pengorbanan terbesar untuk seorang peri bintang dan Stella masih terlalu muda untuk melakukannya terlebih hanya untuk seorang manusia yang belum tentu mencintainya. “Sudah kukatakan aku terima segala resikonya. Jadi tolong ambil cahayaku dan berikan pada pria ini.” ucap Stella dengan tegas. “Baiklah, semoga kamu tidak menyesali keputusanmu.” Sang Penguasa langit Mulai mengambil cahayanya dan memindahkan ke tubuh Pangeran Hanan. Stella terlihat sangat bahagia karena dia bisa berkorban besar demi cintanya. Walaupun saat ini dia harus menanggung rasa sakit dan konsekuensi atas apa yang dia lakukan.
Dalam sekejap semuanya berubah hari tak lagi malam. Pagi telah menjelang, sorot sinar matahari menyelip diantara rimbunnya dedaunan di tempat Stella terbangun. Dia dibuang ditengah hutan belantara yang cukup jauh dari laut. Masih segar diingatannya apa yang terjadi semalam. Peristiwa besar yang telah merubah hidupnya. Walaupun ia sudah tidak lagi bagian dari rahasia alam, dia tetap harus menjaga rahasia besar itu karena apabila rahasia itu diketahui oleh manusia seluruh jagad raya ini akan hancur. Setelah dia memperoleh seluruh kesadarannya gadis cantik itu segera pergi mencari Pangeran Hanan untuk memastikan bahwa pria itu benar-benar selamat.
Sedangkan kedaan kerajaan sudah aman karena raja dan prajuit kerajaan telah berhasil menghabisi seluruh musuh termasuk yang telah melakukan penyerangan terhadap Sang Pangeran. Namun prajurit belum berhasil menemukan Pangeran Hanan. Hingga banyak berita simpang siur mengenai kematian Sang Pageran karena salah satu musuh bertutur bahwa Pangeran telah tertusuk pedang pada dadanya hingga tidak mungkin Pangeran masih hidup. Karena Sang Raja Arkana mempercayai penuturan tersebut ia kemudian mengumumkan berita kematian Pangeran Hanan kepada rakyat, berita cepat menyebar. Bahkan seluruh rakyat sampai telah melakukan ritual untuk memohonkan ampun untuk roh Pangeran.
Stella yang sedang mencari Pangeran Hanan tadi bertemu dengan salah seorang penduduk tua, dia bertanya “Mengapa kalian melakukan ritual ini? Siapa yang meninggal?”. Penduduk itu menjawab “Pangeran Mahkota kerajaan ini telah wafat.” Stella berseru “Apa? Tidak mungkin. Semalam aku telah….” Dia menghentikan kalimatnya karena dia tidak ingin bercerita mengenai rahasia alam. “Pangeran memang sudah meninggal dalam penyerangan oleh musuh semalam di istana. Mungkin pemakamannya akan dilaksanakan sore ini.” Penduduk itu berkata berita yang tidak benar, ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi namun ia dengan seenaknya menarik kesimpulan semacam itu.
Setelah mendengar berita itu Stella sangat sedih, ia merasa bersalah karena gagal menyelamatkan Pangeran. Dia kemudian mengurungkan niatnya mencari Pangeran di tepi pantai. Stella memutuskan untuk pergi ke istana untuk menghadiri pemakaman pujaan hatinya yang sebenarnya tidak akan pernah terjadi.
Di sisi lain Pangeran Hanan terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Ia masih belum sadar karena tubuhnya masih sangat lemah. Di tengah laut sedang berlayar sebah kapal besar milik kerajaan sahabat bernama Johandipura. Dengan putri kerajaan tersebut bernama Putri Jihan. Putri Jihan sedang melihat-lihat pemandangan dengan teropongnya dan melihat ada seseorang tergeletak di tepi pantai, dia memerintahkan para awak kapalnya untuk menepi. Dia turun dan menghampiri pria yang tidak lain adalah Pangeran Hanan. Dibawanya Pangeran Hanan yang masih pingsan ke kapalnya. Putri Jihan yang memang sejak dulu sudah mencintai Pangeran Hanan merasa sangat khawatir, ia terus memeluk dan berusaha menyadarkan Sang Pageran. Tak lama Pangeran Hanan pun sadar dipelukan Putri Jihan. Pangeran Hanan mengira Putri Jihan yang telah menyelamatkan nyawanya hingga ia kemudian jatuh cinta pada Sang Putri. Ia membawa Putri Jihan ke istana untuk dikenalkan pada raja dan ratu dan Pangeran Hanan berkata bahwa akan menikahi Putri Jihan.
Stella yang tengah melewati hutan untuk menuju istana merasa tubuhnya sangat lemah, dan terjatuh. “Apa yang terjadi padaku? Apa aku juga akan mati bersamanya? Kalaulah begitu Tuhan ambilah nyawaku dan satukan aku dengannya .” Peri Bintang yang malang, dia telah berkorban banyak demi cinta namun dia tak memperoleh apapun. Bahkan dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan tubuhnya mulai menghilang dan sampai nafas terakhirnya hanya kata ‘Hanan’ yang muncul dari mulutnya. Tubuh Stella menghilang dan berubah menjadi debu yang berkilauan.
Di sisi lain seluruh rakyat di Arkanapura sangat bahagia karena Pangeran Hanan masih hidup dan kemudian ia melangsungkan pernikahan dengan Putri Jihan. Sungguh, ini tidak adil bagi Stella yang dalam satu hari telah kehilangan hidupnya yang indah demi cinta.
Penguasa Langit yang mengetahui hal ini sangat sedih dan marah pada Pangeran Hanan, namun apa daya ini sudah takdir hidup si peri bintang yang malang itu. Untuk memberikan sedikit keadilan pada Stella, Penguasa Langit memberi tahu Pangeran Hanan apa yang sebenarnya terjadi termasuk tentang keberadaan Peri Bintang seperti Stella. Ia berkata, “Wahai pangeran jika kau masih hidup saat ini, itu bukan karena putri yang saat ini telah menjadi istrimu. Melainkan karena sebuah bintang yang telah memberimu sinar kehidupan. Bintang itu bernama Stella yang saat ini telah mati kaena kamu memilih wanita lain dan bukan dia. Namun kau tidak perlu merasa bersalah dan jangan menyalahkan istrimu karena ia tidak tahu apa-apa. Biarlah semua terjadi sebagaimana adanya. Dan hiduplah dengan bahagia karena dengan begitu Stella akan tenang. Jika disekitarmu ada cahaya dari serbuk-serbuk yang berkilau, janganlah kamu takut itu adalah perwujudan Peri Bintang Stella”. Sejak saat itu Pangeran berusaha hidup bahagia, dan sesekali melihat serbuk berkilau di sekitarnya, karena Stella memang akan selalu mendampinginya.