Alana gadis berusia 23 tahun harus merasakan patah hati yang begitu dalam.Tepat pada tahun ke 3 jadian bersama sang tunangan, pria itu malah melakukan hal tak senonoh di apartemennya sendiri bersama wanita lain. Emosi Alana membeludak, sehingga ia mengalami tabrak lari.
Di sebuah rumah sakit tua yang bernama Lokapala, Alana malah mendapatkan petaka yang luar b...Read More >>"> The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO) (16. Arwah Dimas dan Darren) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Alana sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya. Poci terlihat bermain tepuk tangan dengan salah satu sosok anak kecil, yang sangat mirip dengan anak kecil ditemukan wanita ini.

 

Hanya saja ekspresi mereka berdua sangat berbeda. Yang ditemukan Alana sejak tadi menangis, ia seperti memiliki perasaan sendu. Sedangkan yang diajak main oleh Poci, memiliki jiwa yang sangat ceria dan periang. Ia selalu tertawa ketika bermain dengan sosok pocong di rumah sakit ini.

 

Ruangan itu sama sekali tak ada orang, hal ini membuat Alana pelanga-pelongo melihat ke kiri dan ke kanan. “Poci, di mana keluarga anak-anak ini?”

 

Alana mendorong kursi rodanya perlahan mendekati Poci.

 

Kedua anak laki-laki itu tampak begitu mirip, apa mungkin mereka adalah kembar dan yang menjadi pertanyaan hanya satu orang yang berbaring di ruangan ini? Mungkin pertanyaan itu tergulir dalam benak Alana saat ini.

 

Wanita dengan rambut yang agak kusut, karena sudah beberapa hari tidak keramas ini melirik ke arah brankar. Lalu ia kembali menoleh ke arah kedua sosok anak kecil itu yang berdiri secara berdampingan.

 

Poci sepertinya tahu sesuatu, ia berusaha memeluk anak kecil yang terus menangis itu. “Dimas, jangan menangis. Percayalah, aku akan menemanimu.”

 

Kemudian sosok anak kecil yang menampakkan keceriaan itupun memeluk anak yang diyakini bernama Dimas itu.

 

Alana masih terdiam, ia menelisik sebenarnya mereka kenapa? Dan mengapa di brankar hanya ada satu orang?

 

“Iya benar kak, kami akan selalu menemanimu,” ucap anak kecil satunya lagi.

 

Karena merasa sahabatnya kebingungan, tanpa ditanya, Poci langsung menjelaskan sembari menunjuk anak kecil itu satu-satu.

 

“Ini namanya Dimas, ia adalah kakak dari Darren.”

 

Wanita itu hanya mengangguk, tapi dari ekspresinya ia ingin mendengar penjelasan Poci lebih lanjut.

 

“Mereka kakak adik yang berjarak hanya setahun, banyak orang yang mengira mereka adalah anak kembar. Kamu juga begitu kan Alana? Tapi sebuah kecelakaan beberapa jam lalu membuat Dimas kehilangan nyawanya, dan Darren dinyatakan koma untuk beberapa waktu.”

 

Deg!

 

Manik mata Alana mengembang, hatinya sangat hancur ketika mendengar pernyataan itu langsung dari mulut sahabatnya sendiri. Ini sebab mengapa sosok anak kecil itu selalu menangis sepanjang waktu, ia menangis karena dirinya sudah meninggal.

 

Wanita ini tak bisa berkata apa pun, ia pun bingung harus berbuat apa dan tidak mungkin hanya kata-kata bisa membuat sosok itu langsung terdiam. Apalagi ia kini tahu penyebab apa yang membuat sosok tersebut menangis tiada henti.

 

Ia hanya menoleh ke Poci, dan mengangkat dahunya sebeberapa senti ingin menanyakan pendapat ke sahabat hantunya itu.

 

Poci pun juga tak tahu harus berbuat apa, maka dari itu ia izin kepada Alana beberapa jam lalu dan berkata ada urusan mendadak. Jadi ini yang dikatakan urusan mendadak versi makhluk gentayangan seperti Poci, membantu makhluk gentayangan lainnya. Meski sudah menjadi hantu, Poci sangatlah memiliki empati yang tinggi, bagaimana ya ketika ia masih menjadi manusia, apakah dia juga memiliki sikap seperti ini?

 

“Jangan tanya aku Alana, aku juga tak tahu. Aku terus berusaha menghibur Dimas sejak tadi, tapi aku tak tahu jika ia gentayangan dan bertemu denganmu. Aku hanya fokus bermain dengan Darren,” ucap Poci dengan wajah yang melankolis, tumben sekali ia menampakkan ekspresi penuh sendu seperti itu kepada Alana, biasanya hanya wajah sangar yang membuat emosi membeludak.

 

“Tapi kemana kedua orang tua mereka, Poci?” tanya Alana yang tak melihat keberadaan orang tua kedua anak malang ini.

 

Hmm!

 

Poci terdiam, jika diingat kejadian tadi ia ingin mengeluarkan air mata.

 

Beberapa jam yang lalu.

 

“Kamu ingin kemana sih Poci? Jadi kamu tidak ingin menemaniku saat ini?” tanya Alana sebelum meninggalkan ruangan.

 

“Ah, jangan sok manja gitu deh Alana. Sudah kubilang aku memiliki urusan mendadak yang tidak bisa ditoleransi lagi. Bye!”

 

Alana hanya bisa menghembus napas, padahal ada beberapa yang ingin ia ceritakan pada sahabatnya itu di lobby depan. Tapi wanita ini juga tidak bisa memaksa jika sahabatnya memiliki urusan mendadak.

 

“Apa ya kira-kira urusan mendadak seorang Pocong seperti Poci?” gumam Alana yang masih penasaran.

 

Akhirnya Suster Luna sudah siap mengantar Alana ke lobby depan.

 

Begitu cepat Poci dengan kekuatannya menghilang dan ia kini berada di sebuah ruang melati. Ia melihat kejadian yang begitu dramatis, seorang ibu sangat histeris menangis ketika dokter berkata, “Bu, mohon maaf kecelakaan ini membuat salah satu putra Anda kehilangan nyawanya dan kami sudah berusaha untuk menolong putra pertama Anda. Pada saat perjalanan ke rumah sakit, putra Anda mengalami henti jantung.”

 

Wanita itu beberapa kali ingin mencium kaki sang dokter, bersimpuh dan meminta tolong. “Dok, saya mohon selamatkanlah putra pertama kami. Kami tidak bisa hidup tanpa salah satu putra kami, jika dia meninggal dunia maka saya yang sangat merasa bersalah di sini. Seharusnya saya mengantar kedua putra saya sekolah, tapi kenapa saya malah mementingkan pekerjaan saya. Saya adalah ibu yang egosi!”

 

Pria dewasa mengenakan jas lengkap, yang dipercayai suaminya dan ayah dari kedua anak laki-laki tersebut pun berusaha menenangkan wanita yang masih terlihat muda itu. “Ma, ayolah berdiri kita juga tidak tahu semua ini akan terjadi. Ikhlaskan lah Ma. Papa percaya Dimas tidak akan suka melihat orang tuanya menangis seperti ini, meski kejadian ini sangat menyakitkan.”

 

“Tapi ... tapi Pa, Dimas anak kita sudah tidak ada di dunia ini lagi. Bagaimana Mama bisa menjalankan kehidupan tanpa dia, dan bagaimana Darren nantinya ketika sudah sadarkan diri. Apa Papa tidak sedih, ketika dia menanyakan keberadaan kakaknya di mana?”

 

Mereka tidak bisa berbuat apa lagi, pria dewasa itu hanya bisa terus berusaha menenangkan istrinya yang terus menangisi putra pertamanya.

 

Kejadian yang sejak tadi diperhatiakan Poci, membuat sosok ini mengalirkan air matanya lalu segera mengusapnya.

 

Hatinya benar-benar sakit, ia merasa bahwa jika keluarganya pun seperti itu ketika ia tak lagi di dunia ini. Kendatipun ia tak tahu, apakah dirinya sudah meninggal atau masih koma seperti anak yang bernama Darren itu.

 

Tidak menunggu lama, kedua orang tua Dimas dan Darren membawa jazad putra pertamanya ke ruang jenazah. Pada hari ini ingin melakukan pemakaman, yang dilaksanakan di rumah sakit ini.

 

Sejak saat itu Poci tak henti-hentinya membuat Dimas dan juga Darren agar tetap tersenyum, kendatipun ia tak bisa membuat Dimas tersenyum seperti Darren.

 

“Apa yang harus kita lakukan saat ini, Poci? Atau mungkin kita mengikuti upacara duka Dimas di sini agar arwahnya dapat menyatu dan bisa hidup tenang di alam sana?”

 

Poci menyetujui pendapat sahabatnya. Poci pun seperti seorang ibu, yang sengaja melepas kain kafannya setengah agar ia bisa menggandeng kedua anak laki-laki yang menggemaskan itu.

 

Melihat hal tersebut, Alana menutup mulutnya menggunakan tangan sembari tertawa nyengir karena penampakan itu sangat lucu baginya.

 

“Kamu sudah cocok jadi ibu para arwah gentayangan Poci.”

 

Heh!

 

Dengan tatapan sinisnya, Poci pun berceletuk, “Jangan julid deh, Alana. Ayo kita fokus mencari di mana tempat duka keluarga ini.”

 

Alana merasa bersalah, ia hanya mengangguk dan menuruti kata-kata sahabatnya.

 

Ketika beberapa kali bertanya kepada pihak rumah sakit, akhirnya mereka menemukan tempat duka itu rumah sakit ini memang sangat lengkap, maka dari itu rumah sakit ini masih digandang menjadi rumah sakit elite dengan fasilitas lengkap.

 

Namun, langkah Alana berhenti ia melihat ada seseorang yang dirinya kenal. Bahkan kini ia tak ingin melihat wajah sosok yang ia kenal itu.

 

Menyadari sahabatnya berhenti jauh darinya, Poci menoleh ke belakang dan memanggil sahabatnya dengan suara yang agak dikeraskan, “Alana kenapa kamu berhenti di situ? Ayo kemari, kita berdoa demi kedamaian Dimas.”

 

Alana dengan ekspresi wajah yang tegang, ia menggeleng. Dengan cepat ia memutar kursi rodanya untuk menjauhi tempat itu.

 

Siapakah yang dilihat Alana?

 

Bersambung.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ayugesa: Kekuatan Perempuan Bukan Hanya Kecantikannya
6913      1985     204     
Romance
Nama adalah doa Terkadang ia meminta pembelajaran seumur hidup untuk mengabulkannya Seperti yang dialami Ayugesa Ada dua fase besar dalam kehidupannya menjadi Ayu dan menjadi Gesa Saat ia ingin dipanggil dengan nama Gesa untuk menonjolkan ketangguhannya justru hariharinya lebih banyak dipengaruhi oleh keayuannya Ketika mulai menapaki jalan sebagai Ayu Ayugesa justru terus ditempa untuk membu...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
2136      1116     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Semu, Nawasena
4933      2314     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Story Of Chayra
7395      2518     9     
Romance
Tentang Chayra si cewek cuek dan jutek. Sekaligus si wajah datar tanpa ekspresi. Yang hatinya berubah seperti permen nano-nano. Ketika ia bertemu dengan sosok cowok yang tidak pernah diduga. Tentang Tafila, si manusia hamble yang selalu berharap dipertemukan kembali oleh cinta masa kecilnya. Dan tentang Alditya, yang masih mengharapkan cinta Cerelia. Gadis pengidap Anstraphobia atau phobia...
HURT ANGEL
102      79     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
5550      1781     13     
Romance
Usai gagal menemui mahasiswi incarannya, Yoga menenangkan pikirannya di sebuah taman kota. Di sana dia bertemu seorang pengemis aneh. Dari pengemis itu dia membeli sebuah sepatu, yang ternyata itu adalah sebuah sepatu butut keramat, yang mana setiap ia coba membuangnya, sebuah kesialan pun terjadi.
Dinikahi Guru Ngaji
427      319     1     
Romance
Hobby balapan liar selama ini ternyata membuat Amara dipindahan ke Jakarta oleh Kedua orang tuanya, Rafka begitu kahwatir akan pergaulan bebas yang selama ini terjadi pada anak muda seperti putrinya. Namun, saat di Jakarta ternyata Amara semakin tidak terkendali, Rendra akhirnya akan menjodohkan cucunya dengan seorang duda anak satu. Shaka adalah guru Ngaji di TPA tidak jauh dari rumah ...
Renjana
336      243     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Meteor Lyrid
285      209     1     
Romance
Hujan turun begitu derasnya malam itu. Dengan sisa debu angkasa malam, orang mungkin merasa takjub melihat indahnya meteor yang menari diatas sana. Terang namun samar karna jaraknya. Tapi bagiku, menemukanmu, seperti mencari meteor dalam konstelasi yang tak nyata.
Salted Caramel Machiato
7279      3530     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu