Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Hospital Lokapala (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Wajahnya merekah, dari sorot mata sosok itu sangat terendam dendam yang sangat mengerikan. Alana yang seketika mematung dengan mulut mengaga membuat dokter yang sedang mendorong kursi rodanya pun terkejut.

 

“Mbak Alana, Anda mendengarkan saya? Mbak, tolong jawab pertanyaan saya?” tanya Dokter Arka dengan menyentuh dan menggoyangkan sedikit bahu pasiennya itu.

 

Masih belum tergubris, Alana seperti dihipnotis aura negatif dari sosok tersebut. Sosok yang penuh akan dendam ketika ia menjadi manusia. Kematian yang tidak ia terima sama sekali, takdir yang tidak ia inginkan. Membuat sosok ini ingin membalaskan apa yang dirasakannya kini.

 

Poci, masih berada dekat di samping sahabat manusianya. Ia mengemukakan pendapat, sembari menyondongkan tubuhnya dan berbicara di dekat indra pendengar sahabatnya tersebut.

 

“Alana, apa kamu melihat dendam di sorot mata sosok menyeramkan itu?”

 

Mulut wanita ini begitu kaku, ia tak mampu untuk melontarkan apa yang dipikirkannya saat ini. Namun, telepati melalui pikiran yang ia paparkan kepada Poci dapat dicerna.

 

‘Poci, aku takut dengan sosok itu. Kenapa dia menatapku dengan sangat tajam? Sangat mengerikan dan ia sepertinya memiliki dendam yang membara.’ Banyak sekali pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada sahabat pocongnya tersebut, tapi kini pernapasan Alana semakin tidak beraturan.

 

Ilusi itu pun buyar, Alana kini sedang mengatur napas dengan menekan dadanya menggunakan tangan kanannya.

 

Ia melihat ekspresi dokter sebagai penanggung jawabnya itu sangat khawatir dengan keadaan pasiennya.

 

“Mbak Alana, apakah sekarang Anda sudah bisa mendengarkan saya?”

 

Alana hanya mengangguk dan menerka, situasi rumah sakit yang semakin sepi ini. Setelah itu ia melirik sahabatnya yang ada di samping kanan. Namun Poci hanya menggeleng, mengartikan bila Alana tak usah berbicara saat ini.

 

Sampainya di ruangan, Gips yang masih terpasang di kaki kanannya pun dilepas. Dokter Arka meminta izin untuk keluar beberapa menit, karena ia ingin mengambil sesuatu.

 

Tibalah Alana yang sejak tadi tak sabar ingin menanyakan sesuatu kepada Poci, mengeluarkan unek-uneknya.

 

“Poci, astaga ... aku pikir apa yang kulihat tadi hanyalah mimpi belaka. Syok berat, sungguh! Apakah benar sosok tadi adalah sosok yang baru saya meninggal? Dan benarkah cerita Dokter Arka mengenai dia ditemukan tewas tenggelam di dasar Laut Biru?” Suara Alana sudah tak teratur, sedikit gemetar dan dipercepat. Ia hanya ingin mendapatkan jawaban dari Poci.

 

Sosok yang tergulung oleh kain kafan itu hanya menganggukkan kepala, dengan mata yang sedang memikirkan sesuatu.

 

Merasakan hal itu, Alana kembali bertanya, “Ci, apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu juga berpendapat denganku, jika sosok itu tidaklah nyata?”

 

“Tidak! Ia adalah sosok nyata yang kedua kali aku lihat. Sosok wanita yang memiliki dendam merekah kepada manusia. Sosok yang memiliki aura begitu gelap karena ia tak ikhlas dengan kematiannya seperti itu, sungguh sadis. Masih ada hal yang ingin ia lakukan di dunia ini. Dan sejujurnya aku tidak mau bertemu dengan tipe-tipe arwah gentayangan seperti itu.”

 

Jika tangan Poci seperti manusia normal, mungkin kini gayanya sedang mengerutkan dahi sembari tangan kanan menutupi mulut seperti berpikir keras, yang sedang memikirkan perusahaan yang memiliki banyak hutang piutang. Namun malang, ia hanyalah sosok remahan yang ingin meluruskan jika hantu itu tak semua jahat dan menakutkan.

 

Ia adalah hantu gentayangan yang hanya ingin mencari jawaban atas kematian yang tidak ia ketahui sama sekali.

 

Alana menatap lurus ke arah Poci, ia menerka semua yang dilontarkan sahabatnya itu, baru saja ingin menanyakan lebih lanjut, tapi sahabatnya kembali berucap.

 

“Na, apakah kamu tahu ternyata sosok wanita itu sangat menyeramkan. Dendamnya sangat tajam dan mengerikan dibanding sosok pria. Apalagi ia sudah menjadi arwah gentayangan, pasti ia akan selalu meneror semua orang yang diyakini menyakiti dirinya di saat ia menjadi manusia. Aku merasakan aura yang sangat besar, tapi lebih besar dengan apa yang kulihat pertama.”

 

Alana terdiam, dibenaknya masih menyerap apa yang dikatakan Poci.

 

“Aku malah penasaran, kenapa mereka terbunuh begitu sadis seperti itu sehingga mereka memiliki dendam yang begitu mengerikan,” lanjut Poci.

 

Baru kali ini Alana mendapatkan kesempatan untuk bertanya sepuasnya, “Poci, berikan beberapa aku kesempatan untuk menanyakan suatu hal terkait ini. Yang pertama siapa yang kamu lihat selain sosok yang kita lihat tadi memiliki dendam merekah? Dan yang kedua, kenapa kamu yakin mereka terbunuh, bisa saya mereka bunuh diri.”

 

Poci menoleh dengan melototkan matanya, hal ini sontak membuat Alana berteriak karena bagi wanita cantik ini ekspresi sahabatnya sangat menakutkan dan membuat ia terkejut.

 

“Kenapa kamu teriak Alana?” Poci pura-pura tak tahu apa yang sudah ia lakukan tadi kepada sahabatnya.

 

“Alah, kamu hanya pura-pura terlihat tak melakukan kesalahan. Ekspresi wajahmu sangat menakutkan Poci, tolong jangan berlagak seperti hantu begitu!” kesal Alana dengan membuang mukanya sembari mengkerutkan dahi.

 

Berbicara seperti itu membuat Poci menjawab dengan wajah yang sama-sama masam. “Na, apa kamu lupa aku ini juga sosok hantu gentayangan. Hanya saja auraku dengan aura mereka berbeda.”

 

Hah!

 

Jika tidak berdebat mengenai hal kecil bukan Alana dan Poci namanya, persahabatan antara seorang manusia dan sosok hantu gentayangan.

 

Karena merasa mengatakan hal salah, Alana pun meminta maaf kepada Poci. Ia merasa ucapannya salah mengatakan Poci jangan seperti sosok hantu, padahal sahabatnya itu adalah hantu yang getayangan juga.

 

“Iya ... iya, maafkan ucapanku yang salah.”

 

“Permintamaafanmu seperti tidak tulus, aku tidak secara langsung memaafkanmu!” ketus Poci yang tak terima ucapan permintamaafan sahabatnya itu.

 

Alana menyilangkan kedua tangannya, dan menatap tajam sahabatnya yang kini ada di depannya itu. “Aku sempat berpikir, jika sosok seperti mu ketika menjadi manusia dulu kayak apa ya? Apakah mungkin kamu seorang pria yang begitu menyebalkan?”

 

Tatapan sinis Poci seperti mengartikan jika ia tak seperti itu. Ia juga meyakini ketika dulu ia menjadi manusia, ia adalah pria yang bisa dikatakan hampir sempurna dan memiliki sifat empati yang begitu tinggi terhadap sesama, apalagi dengan wanita yang dia cintai.

 

“Atau mungkin kamu tidak memiliki kekasih karena sikapmu seperti ini. Mana mungkin ada wanita yang akan jatuh cinta dengan pria sepertimu ini, begitu ketus!” lontar Alana. Ia sebenarnya tak ingin membuat perkara, tetapi setiap kali mendapatkan sikap pria yang menyebalkan ingin rasanya ia meluapkan emosi. Yah, itu tidak lain karena bayang-bayang dengan kekasihnya dulu masih terngiang sampai detik ini.

 

Tidak menyadari, ternyata Dokter Arka sudah sejak tadi berdiri dan menelaah apa yang sedang diucapkan oleh wanita yang menjadi pasiennya itu.

 

Dokter Arka sedang memegangi beberapa peralatan, dengan wajah yang kaku melihat Alana heran. “Mbak Alana sedang berbicara dengan siapa?”

 

Bersambung.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Elevator to Astral World
2894      1463     2     
Horror
Penasaran akan misteri menghilangnya Mamanya pada kantornya lebih dari sedekade lalu, West Edgeward memutuskan mengikuti rasa keingintahuannya dan berakhir mencoba permainan elevator yang dikirimkan temannya Daniel. Dunia yang dicapai elevator itu aneh, tapi tak berbahaya, hingga West memutuskan menceritakannya kepada saudara sepupunya Riselia Edgeward, seorang detektif supernatural yang meny...
Premium
GUGUR
15511      2053     9     
Romance
Ketika harapan, keinginan, dan penantian yang harus terpaksa gugur karena takdir semesta. Dipertemukan oleh Kamal adalah suatu hal yang Eira syukuri, lantaran ia tak pernah mendapat peran ayah di kehidupannya. Eira dan Kamal jatuh dua kali; cinta, dan suatu kebenaran yang menentang takdir mereka untuk bersatu. 2023 © Hawa Eve
Yang Terindah Itu Kamu
12756      3619     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Chrisola
1124      651     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
ZAHIRSYAH
6658      1959     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
Hei, Mr. Cold!
433      341     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Renjana
537      392     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
HURT ANGEL
175      136     0     
True Story
Hanya kisah kecil tentang sebuah pengorbanan dan pengkhianatan, bagaimana sakitnya mempertahankan di tengah gonjang-ganjing perpisahan. Bukan sebuah kisah tentang devinisi cinta itu selalu indah. Melainkan tentang mempertahankan sebuah perjalanan rumah tangga yang dihiasi rahasia.
Janji-Janji Masa Depan
15866      3638     12     
Romance
Silahkan, untuk kau menghadap langit, menabur bintang di angkasa, menyemai harapan tinggi-tinggi, Jika suatu saat kau tiba pada masa di mana lehermu lelah mendongak, jantungmu lemah berdegup, kakimu butuh singgah untuk memperingan langkah, Kemari, temui aku, di tempat apa pun di mana kita bisa bertemu, Kita akan bicara, tentang apa saja, Mungkin tentang anak kucing, atau tentang martabak mani...
SOSOK
152      136     1     
Horror
Dunia ini memang luas begitu pula seisinya. Kita hidup saat sendiri namun bersama sosok lain yang tak terlihat. SOSOK adalah sebuah cerita yang akan menunjukkan sisi lain dunia ini. Sebuah sisi yang tak terduga dan tak pernah dipikirkan oleh orang-orang