PERMATA
Sebuah lilin akan menyala,
Ketika sumbunya ada di dalam,
Sinarnya menerangi kegelapan,
Walau hanya sementara,
Yah, cukuplah sudah!
Oh, lilin itu,
Lilin kecil yang butuh tangan ‘tuk menyalakannya,
Duh, Gusti,
Tangan-Mu kah itu?
Sebuah kotak,
Terisi permata di dalamnya,
Kotak itu jadi bernilai karena permata,
Namun, ketika permata diangkat,
Kotak itu tak bernilai sama sekali!
Ketika Gustiku masih bertubuh,
Murid-muridnya, tergantung pada bimbingan lahiriah-Nya,
Ketika Gusti meninggalkan mereka,
Yang tinggal,
Hanyalah kerinduan membara kepada-Nya,
Yang demikian ini,
Dengan sendirinya membawa kepada bentuk Nurani-Nya,
Di dalam diri masing-masing:
“Lalu kamu akan bersatu dengan-Ku, dan Aku membawamu kepada Bapa,
dan kita berdua akan bersatu dengan Bapa,
Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu,
Selama terang itu ada padamu,
Percayalah kepada-Nya,
Supaya kegelapan jangan menguasai kamu.
Barangsiapa berjalan dalam kegelapan,
Ia tidak tahu ke mana ia pergi”
(Yohanes 12:35)