Airmata di Ujung Timur
Airmata di ujung Timur adalah kumpulan puisi tentang kemanusiaan, tentang manusia yang menderita, khususnya di ujung Timur, yaitu Tanah Papua. Airmata di Ujung Timur terinspirasi dari pengalaman penulis ketika menjadi sukarelawan di Tanah Papua, khususnya bagi mereka yang menyandang HIV/AIDS. Mereka yang miskin, khususnya kaum wanita dan anak-anak adalah golongan yang rentan. Penulis menggubah puisi-puisi ini untuk mengetuk nurani dan kesadaran setiap insan untuk tidak mendiskriminasi mereka. Mereka yang perlu ditolong adalah mereka yang diberikan Tuhan sebagai tanggung-jawab mereka yang kuat. Mari saling bertolong-tolongan menanggung beban kehidupan di dunia ini tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita.
antonvwLESU
Lesu aku karena mengeluh,
Setiap malam aku menggenangi tempat tidurku,
Dengan airmataku, aku membanjiri ranjangku.
Di bilangan tempat,
Di berbagai kota-kota megah,
Kepalsuan, tipu muslihat – merajalela.
Di pelosok kota,
Di berbagai pedalaman,
Sakit penyakit, kelaparan, sedu sedan,
Airmata-airmata itu ‘lah melangit,
Karena mereka tak membicarakan damai,
Dan terhadap orang-orang yang rukun di negeri,
Janganlah mereka di kota-kota berkata:
“Syukurlah, itulah keinginan kami!”
Janganlah pula berkata:
“Kami telah menelannya!”
Mereka memburu dengan mulutnya lebar-lebar:
“Syukur, syukur, mata kami telah melihatnya!”
Utuslah Roh Kudus-Mu dan para kudus:
“Pergilah dan beritahukanlah Kerajaan Surga sudah dekat,
sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati,
Tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan,
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,
Karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma”
(Matius 10:7–8)
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
