LADANG HATI KITA
Jika engkau menanam kaktus,
Bagaimanakah engkau dapat memetik mangga?
Pikirkan sendiri,
Jangan terombang-ambingkan pikiran,
Menari-nari mengikuti irama hidup.
Wahai, Jiwa!
Engkau menderita,
Kesedihan di sekelilingmu,
Itu aku tahu!
Engkau telah menderita,
Padahal,
Di dalam tubuh,
Ia sendiri bersemayam,
Tahukah kalian akan itu?
Namun,
Yang tak terlihat itu – tak mungkin dapat dilihat,
Karena diombang-ambingkan pikiran-pikiranmu sendiri,
Hanya mereka yang bodoh – tidak mengenal ‘kebenaran’,
Dan mencari dia di luar,
Ke mana-mana?
Namun,
Engkau tetap terikat pada tubuh,
Terjerat oleh kesenangan inderawi,
Terlena oleh nikmatnya kesenangan badani.
Warisan sejati kita ada di dalam diri,
Kebenaran, ketenangan dan kebahagiaan, kasih akan Sang Kekal,
Penolong, penunjang sejati,
Di dasar ladang hati kita masing-masing,
Jauh di dalam!