Airmata di Ujung Timur
Airmata di ujung Timur adalah kumpulan puisi tentang kemanusiaan, tentang manusia yang menderita, khususnya di ujung Timur, yaitu Tanah Papua. Airmata di Ujung Timur terinspirasi dari pengalaman penulis ketika menjadi sukarelawan di Tanah Papua, khususnya bagi mereka yang menyandang HIV/AIDS. Mereka yang miskin, khususnya kaum wanita dan anak-anak adalah golongan yang rentan. Penulis menggubah puisi-puisi ini untuk mengetuk nurani dan kesadaran setiap insan untuk tidak mendiskriminasi mereka. Mereka yang perlu ditolong adalah mereka yang diberikan Tuhan sebagai tanggung-jawab mereka yang kuat. Mari saling bertolong-tolongan menanggung beban kehidupan di dunia ini tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada di antara kita.
antonvwBIARKAN KASIH MENGALIR LEPAS
(tercipta dalam irama lagu simfoni, diaransemen oleh Hans Tompo)
Merasa telah memberikan kebaikan,
Merasa telah menolong sesama,
Merasa telah berkorban,
Merasa telah memberikan yang terbesar,
Alangkah naifnya dan munafik,
Jika perasaan mengatakan merasa,
Dan merasa,
‘Kan menggelincirkan ke kegelapan.
Di manakah sesungguhnya kasih itu?
Bila di sana ada pamrih,
Bila di sana ada tuntutan,
Bila di sana ingin imbalan,
Karena kasih itu murah hati,
Karena kasih itu jujur mutlak,
Ketika kasih itu berwujud,
Biarkan ia mengalir lepas …
Background puisi:
“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran,
sehingga kamu dapat mengamalkan persaudaraan yang tulus ikhlas,
hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu,
karena kamu telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang tidak fana”
|
How do you feel about this chapter? |
|||||
|
|
|
|
|
|
| 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Similar Tags
