AKU INI MILIKMU
(Tercipta dalam irama lagu simfoni, diaransemen oleh sahabatku Hans Tompo)
Jika seperti bunga,
Berkembang serta mati,
Seberapa perkara baik,
Diberkati dengan karunia,
Di dalam nama-Mu,
Kuserahkan seluruh jiwa raga,
Di dalam kehancuran besar,
Manisnya dalam berdoa,
aku ini milik-Mu!
Jiwaku berada dalam bayang-bayang terali,
Karena semua yang kukenal,
Adalah rumput-rumput liar dan asing
Stigmasi, diskriminasi, konflik keluarga,
Melingkar, melekat,
Menguncup,
Dan kemudian, menggigitku,
Pahit, lagi getir …
Tetesan airmata,
Yang mengalir ke bawah kaki,
Membentuk sungai anakan,
Membanjiri bumi Tanah Papua,
Dan, aku masih sendirian,
Terkucil!
Lalu,
Aku terbelenggu pedih perih.
Rinduku menjadi sesuatu yang hakiki,
Rinduku berselubung airmata.
Ketika mata hati semua orang benar terbuka,
Ada wewangian bunga-bunga surgawi,
Ketika ada secercah sinar uluran kasih,
Sepoi-sepoi angin mengipasi segala luka-luka,
Dan, aku sudah tiada …