Read More >>"> Yang Terindah Itu Kamu (Chapter 49 Kita Memang Berbeda) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

Hari ini seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupku. Namun, nyatanya tidak.

Pagi ini aku sudah bersiap, mematut wajah tampanku di depan cermin sambil berulang merapikan dasi kupu-kupu yang menempel di dadaku. Aku sangat tampan dalam balutan tuxedo warna putih ini. Aku yakin yang akan melihatku nanti pasti terpesona padaku. Bukankah sudah kukatakan dari awal visualku memang sebelas dua belas dengan Bright salah satu aktor dari Thailand itu. Ranti sudah mengakuinya kala itu.

Aku menarik napas panjang sambil memejamkan mata mencoba menghalau beberapa lintasan peristiwa yang terekam di benakku.

Sebulan usai pertemuanku dengan Ranti di tempatku bekerja, akhirnya aku memutuskan menyetujui permintaan mama. Aku menyerah pada keadaan dan mengiyakan gadis pilihan mama untuk menjadi pendamping hidupku. Mungkin lebih baik aku move on dan melupakan Ranti. Dia sudah berhasil melupakan aku dan move on. Bahkan aku melihat dia sangat bahagia saat itu. Jadi sudah sepantasnya aku juga menikmati kebahagiaanku sendiri.

“Kamu sudah siap, Dit?” tanya Kak Arin membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk dan tersenyum. Kemudian aku sudah jalan beriringan keluar. Aku berdiri di depan altar menunggu gadis pilihan mamaku itu masuk. Cukup lama aku menunggu hingga akhirnya pintu terbuka. Suara alunan musik khas pernikahan sudah bergema melantun memenuhi seisi ruangan ini.

Aku membisu saat melihat sosok di seberang sana yang sedang tersenyum menatapku. Aku belum ingat jelas dengan wajahnya, aku baru bertemu dia satu bulan yang lalu. Namanya juga kadang aku sering salah menyebut. Namun, lagi-lagi aku tidak mau membuat mama bersedih. Tepat seperti kata Kak Doni kalau aku memang anak yang berbakti. Aku bahkan bersedia menikah dengan wanita yang sama sekali tidak kucintai dan baru kukenal. Anggap saja ini pengabdian terbesarku sebagai seorang anak.

Musik terus mengalun mengiringi langkah calon istriku di sana. Aku mengerjapkan mata berulang mencoba memastikan wajahnya. Namun, mengapa malah wajah ayu Ranti yang terekam di benakku. Senyum manisnya, mata buah almodnya, semua gerak gemulai gestur tubuhnya bermain di anganku.

Aku memejamkan mata mencoba menghalau bayangan cantik gadis pujaanku itu. Tidak etis rasanya aku menikah dengan wanita lain, tapi malah sibuk membayangkan Ranti. Sekali lagi aku fokus menatap wajah mempelai wanita yang perlahan mendekat.

Namun, lagi-lagi aku melihat wajah imut yang menggemaskan minta tolong saat mengenakan helm. Lalu aku juga ingat saat aku sentuh bibirnya untuk pertama kali. Aku masih ingat rasanya, aku masih bisa mencecap salivanya. Aku bahkan masih mengingat saat tangan kecilnya memeluk erat pinggangku di boncengan motor.

Ini tidak adil. Kenapa hanya aku yang merasakan hal ini? Apa karena aku merasa bersalah telah meninggalkannya tanpa sebab? Aku memang terlalu bodoh dan sekali lagi sok jagoan, hingga mencoba menyelesaikan masalah seorang diri. Andai saja aku katakan alasanku pergi saat itu, pasti dia akan menunggu.

“Dit!!” seru Kak Arin.

Memang kali ini aku hanya mematung tak bergerak sementara calon istriku itu sudah berdiri tepat di depanku. Gadis yang namanya masih sulit kuingat itu tersenyum ke arahku. Raut polosnya sedang menatapku dengan binar gembira di wajahnya sangat berbanding terbalik denganku. Terpaksa, aku membalas senyumannya. Lalu setelah itu kami melakukan prosesi demi prosesi dengan khidmat. Hingga saatnya pendeta meresmikan kami sebagai pasangan suami istri.

Itu pertama kali aku membuka veil untuk melakukan ciuman pertama sebagai suami istri. Namun, lagi-lagi kembali wajah Ranti yang aku lihat sedang mendongak menatap ke arahku dengan senyum malu-malunya. Aku terdiam, mengerjapkan mata berulang mencoba mengusir bayangan Ranti. Tidak mungkin juga aku mencumbu istriku sementara otakku membayangkan wanita lain.

Namun, pesona Ranti memang sudah melekat di jiwaku. Dia begitu indah sehingga sulit aku lupakan. Aku dekatkan kepala dan melakukan ciuman pertamaku dengan istri yang namanya masih sulit kuingat. Mataku terpejam saat melakukannya dan lagi-lagi membayangkan gadis bermata almond pujaan hatiku itu yang sedang melakukan denganku.

Lirih bibirku berdesis, “I love you, Ranti.”

Semoga saja istriku tidak akan pernah protes dengan ucapan bodohku kali ini. Ya, aku si Pria Goblok bin bodoh yang merasa jagoan pergi tanpa pesan meninggalkan wanita pujaanku.

Mungkin sampai saat ini Ranti tidak pernah tahu alasanku meninggalkannya tempo hari. Biar saja dia tidak tahu, karena pasti akan banyak rasa sakit jika sampai dia tahu.

Aku dan Ranti memang selamanya tak bisa bersatu meski kami saling mencintai satu sama lain. Harusnya aku sudah mengetahui sejak awal. Namun, aku hanya menganggap cinta monyet kala itu dan tidak menyadari kalau cinta monyet bisa sedalam ini. Aku berbeda keyakinan dengan Ranti. Tidak hanya itu yang membuat jarak kami semakin terbentang.

Banyak hal sangat prinsip yang dituntut keluargaku padaku. Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Mungkin itu juga alasan Kak Doni pergi dari rumah. Hingga aku yang harus menanggung imbasnya. Bodohnya aku tidak pernah membicarakan hal ini kepada Ranti. Aku berpikir saat itu, aku bisa menyelesaikan semuanya. Aku bisa menyakinkan ke keluargaku dan berharap perbedaan kami bukan penghalang kami bersatu.

Aku menyesal tidak mengatakannya pada Ranti. Lagi-lagi aku tidak ingin dia berpikir macam-macam. Aku hanya ingin dia tetap fokus pada studynya dan sukses dalam hidupnya. Bukankah aku akan sangat bahagia jika melihat dia hidup dengan kesuksesannya. Ya, itulah pemikiranku waktu itu hingga memendam sendiri permasalahanku.

Namun, ternyata itu kebodohan terbesarku. Baru aku tahu jika dua orang saling mencintai dan menjalin ikatan harusnya mereka berdua yang berjuang dan berkorban. Bukan hanya satu orang saja, sementara yang lainnya tidak tahu menahu. Mungkin cintaku begitu besar padanya sehingga tidak tega jika meminta dia yang harus berjuang dan berkorban. Aku yakin jika suatu saat aku mengatakan alasanku ini, dia pasti akan menangis dan membenciku.

Memakan waktu cukup lama untuk menyakinkan keluargaku tentang pilihanku. Aku sedang berusaha kala itu dan hampir berhasil saat aku tiba-tiba bertemu Ranti yang sudah menikah.

Hatiku hancur, berserakan, berantakan, tapi aku tidak bisa menyalahkannya. Aku selalu yang bodoh dan ceroboh juga pengecut seperti katanya. Aku yang membuat dia membuka hati untukku, aku yang selalu menjadi pertama baginya dan kini aku juga yang pertama membuat hancur semuanya. Wajar jika dia membenciku dan melupakanku. Aku tidak pantas mendapatkannya. Dia begitu indah. Bahkan lebih indah dari apa pun.

“Adit ... .” Lirih wanita di sampingku memanggil. Aku menoleh dan menatapnya sekilas.

Aku hampir lupa kalau sudah menyandang status sebagai suami dan wanita di sampingku ini adalah istriku. Istri pilihan mama. Entah apa aku bisa mencintainya sebanyak dia mencintaiku. Andai saja yang bersanding di sampingku ini kamu, Ranti. Andai saja perbedaan itu tidak ada. Ya ... lagi-lagi banyak pengandaian yang selalu aku harapkan dalam hidupku. Padahal jelas-jelas aku tahu kalau kami berbeda.

Aku manusia biasa dan dia makhluk ciptaan Tuhan yang begitu indah. Iya, kamu Ranti Adinda. Yang terindah itu kamu.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tetesan Air langit di Gunung Palung
396      267     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi
Perfect Love INTROVERT
9444      1732     2     
Fan Fiction
Katanya Buku Baru, tapi kok???
434      288     0     
Short Story
SERENA (Terbit)
16576      2826     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Balada Valentine Dua Kepala
271      161     0     
Short Story
Di malam yang penuh cinta itu kepala - kepala sibuk bertemu. Asik mendengar, menatap, mencium, mengecap, dan merasa. Sedang di dua kamar remang, dua kepala berusaha menerima alasan dunia yang tak mengizinkan mereka bersama.
REMEMBER
3984      1207     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
Lost in Drama
1732      658     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Dream of Being a Villainess
949      536     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
PENTAS
969      591     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
Nona Tak Terlihat
1646      1053     4     
Short Story
Ada seorang gadis yang selalu sendiri, tak ada teman disampingnya. Keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh sekitar. Ia terus menyembunyikan diri dalam keramaian. Usahanya berkali-kali mendekati temannya namun sebanyak itu pula ia gagal. Kesepian dan ksedihan selalu menyelimuti hari-harinya. Nona tak terlihat, itulah sebutan yang melekat untuknya. Dan tak ada satupun yang memahami keinginan dan k...