Loading...
Logo TinLit
Read Story - Yang Terindah Itu Kamu
MENU
About Us  

Aku meraup kasar wajahku dengan guyuran air yang mengalir. Entah mengapa hari ini aku tidak fokus dengan pelajaran. Apalagi sejak Ranti pindah duduk di depanku. Apa begini namanya orang jatuh cinta? Ya elah ... kenapa juga aku mau ketawa setiap mengatakan hal itu? Aku selalu menganggap ini hal yang lucu. Aku masih terlalu muda, kenapa juga malah mengenal cinta. Apa ini juga yang dinamakan cinta monyet?

Aku geli sendiri, menertawakan kekonyolanku. Baru kali ini aku merasa aneh dan penyebabnya adalah karena sesuatu yang tak terduga. Yaitu cinta ... monyet.

“Dit, lama banget kamu di toiletnya. Ngapain aja?” tanya Erwin begitu aku tiba di kelas.

“Iya, antri,” bohongku. Aku sengaja berkata seperti itu agar Erwin tidak menaruh curiga padaku. Padahal tadi banyak ngelamunnya dari pada antrinya.

Tiba-tiba Erwin bangkit dari duduknya seakan bersiap hendak pindah. Ia bahkan membawa beberapa bukunya. Tentu saja aku heran melihatnya.

“Kamu mau ke mana, Win?”

Erwin berdecak. “Makanya kalau ke toilet jangan lama-lama. Kamu gak tahu tadi ada pengumuman lagi. Kita disuruh duduk sebangku cewek cowok selama pelajaran Bahasa Indonesia.”

“HAH!!! Lagi?”

“Iya. Aku pindah di situ, duduk ama Nani.”

“Terus aku duduk ama siapa?” tanyaku sambil menunjuk hidung.

Erwin tertawa meringis sambil matanya melirik ke arah Yanti yang duduk di seberangku. Aku menoleh dan melihat Yanti, salah satu temanku yang paling genit di kelas sudah berdiri di sampingku.

“Hallo, Adit Sayang. Mulai hari ini selama pelajaran Bahasa Indonesia, kita duduk bareng, ya!!”

Busyet!!! Pakai manggil sayang segala, emang mau ngapain. Aku hanya mengangguk dengan lemas kemudian menyingkir sebentar agar Yanti duduk di tempat Erwin tadi.

Aku kembali duduk di tempatku dan mengedarkan pandangan ke segala arah. Aku hampir lupa kalau aku sudah tidak melihat Ranti duduk di depanku. Kira-kira dia duduk di mana? Aku celinggukan mencoba mencari sosoknya.

Sontak aku terperangah kaget saat melihat Ranti malah duduk dengan Arik dua bangku di depanku.

HAH!!! Kok bisa Arik duduk ama Ranti?? Lagian kok Ranti mau, kok gak duduk ama aku aja. Wah!!! Wah!! Gak bisa, nih. Pasti ada sekongkolan. Bukannya Andri yang biasanya duduk ama Arik dan mereka berdua memang sahabatan. Apa mungkin juga Andri yang mengaturnya? Sialan!!!

Akhirnya sepanjang pelajaran Bahasa Indonesia, aku hanya bisa diam dan lagi-lagi tidak fokus. Otakku malah sibuk berpikir apa yang sedang dibicarakan Ranti dan Arik. Kenapa juga mereka berdua hanya diam-diaman? Apa mereka sama-sama suka sehingga bersikap seperti malu-malu kucing begitu?

Waduh!!!! Kenapa juga pelajaran Bahasa Indonesia ini terasa lambat jalannya? Kenapa juga aku tadi pakai acara ke toilet? Kalau aku gak ke sana, aku pasti bisa mencegah Ranti duduk bareng Arik?

Lama-lama aku capek dengan hati dan pikiranku. Di usia yang masih dini, aku sudah berasumsi yang aneh-aneh. Sibuk memikirkan sebuah kondisi yang akan terjadi selanjutnya. Duh, kok bisa aku jadi seaneh ini. Aku sendiri gak ngerti. Bisa jadi juga gara-gara makhluk indah di kelasku bernama Ranti Adinda.

Pukul 3 sore saat jam pelajaran berakhir. Aku bernapas lega terbebas dari si Genit Yanti. Sepanjang perlajaran tadi kupingku terus berdengung karena sibuk mendengar ocehannya. Padahal burung murai di rumahku tidak cerewet seperti dia.

“Aku pulang dulu ya, Adit Sayang. Sampai bertemu lagi besok,” pamit Yanti.

“Iya, pulang yang jauh sana!!”

Aku bergidik geli tiap Yanti memanggilku ‘sayang’. Emang ada hubungan apa dia sampai manggil aku ‘sayang’. Geli bin risih dah pokoknya.

Aku bergegas memasukkan semua buku ke dalam tas kemudian melihat ke arah Ranti yang juga sibuk berkemas. Aku mempercepat gerakanku supaya aku tidak ketinggalan dia. Tiba-tiba dia berdiri, siap meninggalkan kelas, aku juga ikut berdiri siap menguntit. Entahlah aku tiba-tiba ingin jadi bayangannya kali ini.

Ranti sudah berpamitan kepada Ana dan berjalan gegas meninggalkan kelas. Aku juga siap ngeloyor pergi, tapi tiba-tiba ada yang menarik tas punggungku membuat aku berhenti di tempat. Aku merengut kesal dan menoleh ke belakang.

Ada Erwin dan Daniel, teman sekelasku yang sudah tertawa cengengesan.

“Apaan, sih?” protesku kesal.

“Kamu mau ke mana? Pulang? Kamu lupa kalau hari ini ada latihan futsal, Dit?”

Aku terdiam dan mengerjapkan mata berulang. Kenapa juga aku melupakan hal itu. Padahal ini adalah salah satu kebiasaanku dan juga hobbyku. Sekali lagi gara-gara makhluk indah ciptaan Tuhan itu, aku melupakan aktivitasku.

“Eh, iya. Aku inget, kok. Aku mau ke kantin dulu. Laper!!” Sekali lagi aku berbohong.

Dengan bergegas aku berlari keluar kelas, mataku sudah beredar mencoba mencari sosok cantik penghuni kelasku itu. Kemana dia? Kemana Ranti? Apa sudah pulang? Pulang sama siapa? Sama Arik lagi?

Kembali benakku yang berasumsi seenak sendiri dan kini malah menyulut rasa amarah yang aneh di dadaku. Sengaja aku berjalan menuju parkiran. Memang kebanyakan murid di sekolah ini menggunakan sepeda angin untuk berangkat dan pulang sekolah, termasuk aku dan Ranti.

Aku menghentikan langkah begitu tiba di parkiran. Suasana sedang riuh dan ramai sangat sulit rasanya menemukan makhluk cantik itu di sini. Aku menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. Entah kenapa tiba-tiba aku pusing, mataku berkunang-kunang dan aku takut kalau tiba-tiba pingsan.

Aku membalikkan badan begitu cepat dan tak melihat kalau sudah menabrak sosok di depanku.

BRUK!!!

Tak ayal sosok di depanku terkejut dan semua buku yang sedang ia bawa berhamburan jatuh ke tanah.

“Eh, maaf. Aku gak lihat,” ucapku.

“Iya, gak papa, kok,” jawab sosok itu. Sontak aku terbelalak kaget, kenapa aku merasa mengenal suaranya. Pelan aku mendongakkan kepala dan melihat makhluk manis itu berdiri sangat dekat di depanku.

“Ranti!!” seruku lirih.

“Iya.” Sosok cantik itu tampak kebingungan melihatku dan dengan begonya aku hanya terdiam, bengong mengamatinya.

Kenapa juga jantungku malah ngajak marathon sekarang dan napasku tiba-tiba sesak. Sumpah, aku mau mati rasanya kalau tidak ada Erwin yang tiba-tiba menepuk bahuku.

“Dit!!! Buruan ditunggu anak-anak.”

Aku menoleh dan melihat Erwin sedang berdiri di depanku. Sementara Ranti sudah menunduk mengambil beberapa bukunya yang jatuh. Alih-alih menjawab teguran Erwin, aku malah ikut merunduk membantu Ranti mengambil bukunya.

“Maaf sekali lagi, ya. Aku gak lihat tadi,” ucapku berbasa-basi sambil menyerahkan buku Ranti.

Ranti tersenyum dan sumpah semut bakalan nyamperin begitu melihat senyumnya. Manis banget dan gak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

“Iya, gak papa, kok.”

Ranti menerima bukunya dan bergegas pergi meninggalkan aku. Aku hanya diam menatap kepergiannya. Kenapa juga aku merasa separuh jiwaku ikut melayang dibawa pergi olehnya? Apa cinta seindah dan seaneh ini bagi seorang anak laki-laki yang menginjak remaja? Sungguh dia memang sangat indah dan menjadi makhluk terindah di mataku.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Pahitnya Beda Faith
473      341     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
Dream
623      457     5     
Short Story
1 mimpi dialami oleh 2 orang yang berbeda? Kalau mereka dipertemukan bagaimana ya?
A Man behind the Whistle
1506      670     2     
Action
Apa harga yang harus kau tukarkan untuk sebuah kebenaran? Bagi Hans, kepercayaan merupakan satu-satunya jalan untuk menemukannya. Broadway telah mendidiknya menjadi the great shadow executant, tentu dengan nyanyian merdu nan membisik dari para Whistles. Organisasi sekaligus keluarga yang harus Hans habisi. Ia akan menghentak masa lalu, ia akan menemukan jati dirinya!
SEPATU BUTUT KERAMAT: Antara Kebenaran & Kebetulan
7091      2156     13     
Romance
Hidup Yoga berubah total setelah membeli sepatu butut dari seorang pengemis. Sepatu yang tak bisa dibuang dan selalu membawa sial. Bersama Hendi, teman sekosnya, Yoga terjebak dalam kekacauan: jadi intel, menyusup ke jaringan narkoba, hingga menghadapi gembong kelas kakap. Di tengah dunia gelap dan penuh tipu daya, sepatu misterius itu justru jadi kunci penyelamatan. Tapi apakah semua ini nyata,...
Apakah kehidupan SMA-ku akan hancur hanya karena RomCom? [Volume 2]
1730      804     0     
Romance
Di jilid dua kali ini, Kisaragi Yuuichi kembali dibuat repot oleh Sakuraba Aika, yaitu ia disuruh untuk bergabung dengan klub relawan yang selama ini ia anggap, bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada untungnya. Karena godaan dan paksaan dari Sakuraba Aika terus menghantui pikirannya. Akhirnya ia pun terpaksa bergabung. Seiring ia menjadi anggota klub relawan. Masalah-masalah merepotkan pun d...
Train to Heaven
1152      734     2     
Fantasy
Bagaimana jika kereta yang kamu naiki mengalami kecelakaan dan kamu terlempar di kereta misterius yang berbeda dari sebelumnya? Kasih pulang ke daerah asalnya setelah lulus menjadi Sarjana di Bandung. Di perjalanan, ternyata kereta yang dia naiki mengalami kecelakaan dan dia di gerbong 1 mengalami dampak yang parah. Saat bangun, ia mendapati dirinya berpindah tempat di kereta yang tidak ia ken...
Little Spoiler
1089      661     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Rumah Arwah
1033      557     5     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
Story of time
2400      947     2     
Romance
kau dan semua omong kosong tentang cinta adalah alasan untuk ku bertahan. . untuk semua hal yang pernah kita lakukan bersama, aku tidak akan melepaskan mu dengan mudah. . .
NADI
6206      1708     2     
Mystery
Aqila, wanita berumur yang terjebak ke dalam lingkar pertemanan bersama Edwin, Adam, Wawan, Bimo, Haras, Zero, Rasti dan Rima. mereka ber-sembilan mengalami takdir yang memilukan hingga memilih mengakhiri kehidupan tetapi takut dengan kematian. Demi menyembunyikan diri dari kebenaran, Aqila bersembunyi dibalik rumah sakit jiwa. tibalah waktunya setiap rahasia harus diungkapkan, apa yang sebenarn...