Pria tinggi dengan wajah tampan, berbadan gagah mengenakan pakaian bak kerajaan tersenyum padaku. Dia memegang sebuah pedang yang sangat panjang dan mengkilap dengan puluhan prajurit di belakangnya.
Aku berdiri terdiam, ini bukan tempatku, bukan rumah, sekolah atau tempat yang aku kenali. Tepat ini berada di sebuah halaman besar dan di belakang pria tinggi itu ada sebuah kerajaan emas yang megah dan mewah.
Awan berwarna merah, dari arah belakangku, aku melihat ribuan orang yang sedang bersujud, bukan ke padaku melainkan pria itu, dia seperti raja.
Semua orang memohon-mohon, Pria raja itu melangkah ke arahku, tepat di depanku dia kembali tersenyum. Dengan suara yang begitu berat, tegas dan beraura besar, “Kamu selanjutnya.”
Tepat di kata itu, kupingku berdenging hebat, kepalaku menjadi sangat pusing dan semua gambaran berubah drastis.
Bukan lagi aku dengan suara mohon-mohon dari belakang, melainkan suara teriakan kesakitan di seluruh penjuru tempat ini. Bukan lagi aku melihat orang-bersujud, melainkan aku melihat ribuan orang dengan keadaan mengenaskan dengan banyak darah di tubuh mereka.
Aku tidak lagi melihat istana besar dan mewah, namun aku melihat tumpukan manusia hidup menjadi suatu bangunan, mereka tidak mati, mereka hidup. Mereka berteriak dan meminta tolong, tangisan yang begitu pilu.
“Tolongg.” Suara itu berasal dari bawah kakiku, saat aku menunduk, aku melihat puluhan manusia menjadi alas untuk berjalan.
Au menginjak kepala seorang pemuda yang sedang menangis, meraung kesakitan
Aku menoleh kesegala arah, tempat ini sangat mengerikan, semua tempat ini dibangun dari manusia, bukan semen dan pasir.
“Aku akan menjadikanmu istriku.” Pria mengenakan pakaian kerajaan juga berubah, dia mengenakan pakaian dari kulit manusia yang di jahit-jahit.
Aku terdiam, aku tidak bisa berbicara ataupun teriak. Aku membeku dengan semua ini, suaraku tertahan begitu saja tanpa penyebabnya.
Namun, ada yang menarik tanganku. Dia menarik tanganku dan berlari, dari belakangnya aku hanya mengikuti kemana tanganku di tarik.
Dari belakang, aku tahu dia seorang laki-laki. Tubuhnya tinggi dan kurus, tangannya memiliki beberapa bekas luka.
“PENGHIANAT!!”
BUKK
Aku terjatuh, bukan ke tahan namun ke lantai. Aku jatuh dari kasur. Tubuhku sangat panas, keringat sudah membanjiri kausku. Rasanya mimpi itu seperti kenyataan. Aku menyeka peluh di dahiku, “Untung saja hanya mimpi, tapi tadi itu mengerikan sekali.”
TUK TUK TUK
“KAKK, IBUK KAK Ibu.” teriak Gayatri dari balik pintu. Dia berteriak, itu berarti ada hal yang terjadi pada Ibu.
Aku buru-buru membuka pintu dan berlari ke arah kamar Ibu. Jantung berdegup sangat kencang, aku melihat Ibu yang sedang tertidur. Kuguncangkan tubuh Ibu, “Bu, bangun Bu, ini sudah pagi, ayo kita sarapan.”
Tidak ada respon dari Ibu, tubuh itu kaku dan dingin. Keberanikan mendengarkan detak jantungnya, namun, “Bu, bangun Bu, ayo kita makan bersama Bu.”
Gayatri terus menangis, dia memanggil nama ibu sejak tadi. “Ibuuu bangun Bu.”
“IBUUUUUU.”
lanjut kak...
Comment on chapter PROLOG