" Ko emang kita mau kemana sih?" tanya Isma yang sedang dibonceng oleh Koko.
Koko sudah sembuh dari lukanya. Hanya membutuhkan beberapa hari untuk sembuh. Ketika ia merasa sudah sehat badannya, ia mengajak Isma untuk keluar di Hari Minggu ini.
" Udah, nanti kamu tau kok. Kamu pasti senang kalo ngeliatnya", ucap Koko sambil menyetir motornya.
Isma merasa penasaran apa yang akan ditunjukkan oleh cowok itu.
" Duh Ko, jangan bikin gue penasaran deh. Gue nggak suka nebak-nebak kayak gini".
Koko hanya tertawa kecil mendengar gerutuan dari Isma.
" Udah, kamu sabar aja bentar lagi nyampe".
Jalanan Ibukota Jakarta saat itu sedang ramai tapi untungnya tidak sampai macet. Koko mengemudikan motornya dengan perlahan. Agar Isma merasa nyaman jika naik diatas motornya. Beberapa menit, mereka sampai di tujuan. Isma melihat jika ada cafe yang bertema lucu dengan gambar kucing. Ketika Isma melihat nama cafe itu ia kaget, tertera " Cafe Neko" di depan bangunan itu. Neko dalam bahasa Jepang yang artinya adalah kucing. Apakah ada kucing disini?
" Yuk kita masuk!"
Isma mengangguk dan segera membuka pintu cafe untuk masuk ke dalam. Ruangan di cafe itu bercat kuning dan banyak sekali aksesoris lucu yang ditempel di tembok. Ukurannya yang tidak terlalu besar tapi bisa membuat nyaman para pelanggan yang ingin nongkrong disini. Sudah ada beberapa muda-mudi yang sudah bercengkerama disini. Lalu, Isma merasa kaget karena banyak kucing yang ada didalam sini.
" Kita duduk disana yuk! " ajak Koko sambil menarik tangan Isma.
" Wah, Ko ini cafe bagus banget apalagi banyak banget kucing-kucing lucunya, jadi pengen bawa semua", ucap Isma sambil mengagumi desain cafe itu.
Koko mengangguk sambil tersenyum.
" Bener kan, kamu pasti suka sama cafe ini. Tuh ada berbagai ras kucing yang ditaruh disini. Nggak hanya kucing ras, kucing domestik juga ada disini. Mereka kebanyakan dulunya hidup di jalanan, jadi anak-anak yang kerja di cafe ini yang merawat kucing-kucing disini".
" Hebat banget ya mereka, mau nolongin kucing jalanan yang kesusahan sampai jadi kucing cantik kaya gini", kata Isma sambil mengelus kucing yang ada di depannya.
" Eh Ko, kok elo sudah tau cafe ini. Gue aja yang suka sama kucing, nggak pernah tahu sama cafe ini?"
Sebelum Koko menjawab pertanyaan dari Isma, Tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang menjadi pelayan menyapanya.
" Ko. Apa kabar? " tanya gadis tersebut.
Isma mengamati gadis yang ada di depannya, gadis tersebut memiliki rambut panjang yang bergelombang dan memiliki lesung pipit di pipinya.
"Cantik" gumam Isma.
" Iya Al, eh kenalin ini Isma, temen aku. Isma kenalin ini Alia", ucap Koko sambil mengenalkan mereka berdua.
" Pacar barunya Koko ya kak?" tanya gadis itu yang bernama Alia sambil menjabat tangannya.
Isma salah tingkah ketika mendengarnya, sebelum Isma bisa menjawab. Tiba-tiba Koko sudah menyambar pertanyaan tersebut.
" Menurutmu gimana? Kita cocok kan?"
Isma segera menoleh ke arah Koko yang meminta pendapat kepada Alia. Lalu, Alia tersenyum bahagia dengan perkataan Koko.
" Cocok kok. Inget jangan terlalu digantungin, entar dia kerebut sama yang lain".
" Kamu pasti bingung ya Is. Kok aku bisa kenal sama Alia ini. Ini adalah kakaknya Almira. Mereka saudara kembar identik".
Isma yang mendengarnya tertegun. Gadis yang dihadapannya saat ini adalah kembaran dari pacarnya Koko di masa lalu. Kalau begitu, cantik juga mantan Koko.
" Kakak berarti saudaranya Almira, mantan Koko?" tanya Isma dengan ragu-ragu.
Alia mengangguk sambil tersenyum.
" Benar, dulu Almira pernah bilang kalo dia pengen banget myelametin banyak kucing dan bisa dirawat hingga cantik kembali. Sebelum impiannya terwujud, ternyata Almira sudah berpulang lebih dulu. Maka aku sebagai kakaknya yang meneruskan impiannya. Lalu aku punya ide gimana kalo bikin cafe yang bertema kucing pasti lucu. Eh ternyata banyak sekali peminatnya. Aku dateng tiap Minggu aja kalo kesini hanya sekedar main disamping sambil mengecek kafe ini", jelas Alia panjang lebar.
Isma mengangguk setelah mendengar penjelasan dari Alia.
" Isma kalo mau main dateng aja kesini. Kita bisa ngobrol banyak. Tentang apa saja. Tentang aib Koko juga boleh", ucap Alia sambil tertawa lebar.
Koko yang mendengarnya hanya mendengus pelan, ia tidak ingin dirinya dibicarakan oleh kedua gadis ini.
" Boleh kak, kalo waktu luang aku pasti nyempetin buat kesini", kata Isma sambil tersenyum lebar.
" Panggil Alia aja, nggak usah panggil kak. Oh iya aku tinggal dulu ya. Kalian nikmati aja waktu kencan kalian. Aku nggak mau ganggu", kata Alia sambil beranjak pergi.
Isma terlalu malu untuk mendengarnya, ia hanya menundukkan kepala, takut salah tingkah lagi. Karena wajahnya sudah merah merona. Tiba-tiba tangannya merasa ada yang menggenggamnya dengan lembut. Ia langsung menoleh ke arah Koko. Dan Koko langsung memberi senyum termanisnya.
Isma melihatnya sebentar, lalu membalas genggaman tangan Koko dengan erat. Tidak perlu kata-kata jika ia saling menyukai, hanya dengan melihat perhatian yang ia sampaikan. Mereka tahu kalau mereka saling jatuh cinta.
Suasana hari itu terlihat cerah, dan ruangan cafe sudah tampak ramai oleh muda-mudi. Isma dan Koko masih berpegangan tangan dan menyambut benih-benih cinta yang tumbuh diantara keduanya.
---------------