Pagi hari Koko sudah bangun lebih dulu, lalu ia segera membasuh muka dan gosok gigi. Setelah itu ia memakai baju olahraga untuk mencoba berlari di taman yang waktu itu bersama Isma. Koko baru kali ini bisa berolahraga disana. Setelah siap ia segera berangkat dengan earphone yang dipasangkan di telinganya untuk menjadi teman saat jogging.
" Ko, mau olahraga kaya dulu? " tanya Mama Koko yang keluar dari dapur.
" Iya Ma, Koko mau lari pagi dulu di taman ", jawab Koko.
Segera Koko meninggalkan rumahnya dengan hati yang semangat. Sudah lama, Koko tidak mencoba lari pagi saat pindah ke Jakarta. Suasana kompleks saat pagi hari memang menyegarkan, udara masih bersih dan sehat cocok untuk pernafasan. Koko menghirup dalam-dalam dan dihembuskan dengan pelan agar tubuhnya menjadi rileks.
Sepanjang perjalanannya, ia memikirkan apakah hari ini akan bertemu dengan Isma atau tidak, biasanya hari libur begini ia akan mengajak kucingnya untuk jalan-jalan. Dia yakin jika Isma ada disana kali ini. Ketika sudah sampai di taman. Sudah ada beberapa orang yang menghirup udara segar kali ini. Dan banyak juga yang jogging atau berjalan santai mengelilingi taman. Koko masih sibuk mencari Isma dimana ia berada. Akhirnya Koko mencoba untuk berjalan memutari taman berharap bertemu dengan gadis tersebut.
Mungkin masih pagi pikirnya, karena Koko keluar dari rumah ketika langit masih gelap, saat ini langit masih agak terang. Koko meyakini jika ia berangkat terlalu pagi. Segera Koko melakukan pemanasan dengan menggerakkan tubuhnya agar rileks saat dibuat berlari nanti. Beberapa gerakan telah diperagakan oleh Koko. Setelah dirasa cukup panas, ia langsung berjalan lebih dahulu dengan mengelilingi taman yang berbentuk persegi panjang itu. Baru setelah itu ia akan mencoba berlari untuk berkeliling sampai lima kali putaran. Ketika di putaran ke empat, Koko merasa lelah sekali. Karena sudah terlalu lama untuk tidak mengajak kakinya untuk berlari, jadinya hari ini ia dengan putaran yang sedikit sudah merasa capek. Ia segera duduk di bangku taman dengan meluruskan kaki-kakinya agar tidak kaku. Lagipula luas taman memang lumayan untuk dikelilingi. Jadi ia akan istirahat sebentar. Langit sudah mulai cerah dan sudah nampak matahari yang terbit, tapi kenapa gadis itu belum juga muncul. Mungkin ia masih ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, jadi dia tidak bisa mengunjungi taman ini. Koko menghembuskan nafasnya perlahan, ia akan segera balik untuk pulang dan mandi. Udara juga sudah cukup panas.
Akhirnya Koko berdiri dan mulai melangkah pergi. Ia kembali menyusuri jalanan kompleks yang sedang sepi. Ia sekarang berjalan dengan santai karena sedang ingin menikmati udara disekitar. Belum juga sampai di rumah, Tiba-tiba Koko menghentikan langkahnya. Dia seperti mengenali gadis itu dan ternyata adalah Isma, memang sedang apa yang dilakukan di jalan keluar dari kompleks. Koko segera menghampiri gadis tersebut.
" Isma, kamu ngapain disini? " tanya Koko yang sedang menatapnya dengan alis yang terangkat.
Isma terlihat panik karena sedang mencari kucingnya yang hilang.
" Ko, gue lagi nyari Coco nih. Tadi pagi gue berencana buat ngajak dia jalan ke taman. Waktu itu gue tinggalin dia di teras karena mau ngambil tali. Eh setelah gue balik, dia udah nggak ada. Gue panik banget", kata Isma sambil menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencari Coco.
Karena melihat gadis itu sedang ada dalam masalah. Koko segera ikut untuk mencari kucing Isma. Barangkali dia sedang sembunyi di semak-semak.
" Aku bantu cari".
" Makasih ya Ko".
Mereka berpencar untuk mencari di pojok rumah atau di semak-semak di sekitar situ. Isma memanggil Coco agar dia mau kembali. Koko juga memasangkan telinga dengan baik-baik agar bisa mendengarkan suara dari Coco jika hewan tersebut sedang terjebak dalam masalah.
" Duh kemana ya Coco?" ucap Isma sambil ingin menangis.
" Pasti dia bisa ketemu", ucap Koko menenangkan.
Isma segera mencari menyusuri jalanan hingga sampailah di pinggir jalan raya karena sudah keluar dari area perumahan. Ketika melihat di tengah-tengah jalan ternyata Coco sedang bingung untuk menyeberangi jalan. Coco daritadi memang sempat keluar dari area perumahan dan menyeberangi jalan yang sepi tapi ternyata mau kembali dia tidak bisa menyeberang karena jalanan sudah ramai. Isma yang melihat karena tidak mau hewan peliharaannya tertabrak, ia segera menyeberangi jalan dan ingin menangkap kucing itu. Tapi karena Isma tidak hati-hati dengan keadaan jalan raya, ia tidak menyadari jika ada mobil yang melaju cepat ke arahnya. Koko yang melihat itu segera menghampiri untuk menyelamatkan dia.
" Ismaaaaa awass ada mobil", teriak Koko sambil berlari ke arah gadis tersebut.
Isma yang mendengar teriakan dari Koko terkesiap dan tiba-tiba saja Koko mendorong Isma yang menggendong Coco ke pinggir jalan raya. Alhasil Koko yang terpental mobil di depannya. Isma kaget melihat Koko yang sudah bersimbah darah dan pingsan di tengah jalan karena menyelamatkannya. Ia segera berlari menghampiri Koko.
" Ko, bertahan aku panggilin ambulan", kata Isma sambil terisak.
" Mbak tenang saya yang mengantarkan korban ini ke rumah sakit. Mbak juga ikut saya ya!" ucap pengemudi mobil. Untungnya pengendara mobil mau bertanggung jawab atas kesalahannya.
*******
Isma berjalan mondar mandir di rumah sakit. Ia daritadi sudah menunggu Koko yang dirawat di UGD. Setelah itu tibalah orang tua Koko dan Isma dengan perasaan campur aduk. Isma begitu tahu orang tua Koko yang sudah datang segera menghampiri untuk meminta maaf.
" Om, Tante maafin Isma ya sudah buat Koko kecelakaan seperti ini. Ini semua gara-gara Isma yang nggak merhatiin jalanan karena udah panik sama kucingku", ucap Isma sambil menangis.
" Sudah enggak apa apa. Namanya musibah kita juga nggak bisa menghampiri. Kamu nggak usah merasa bersalah ya! " kata Mama Koko.
" Isma lain kali kamu hati- hati ya Nak. Jangan sampai kejadian terulang lagi", ucap Mama Isma sambil memeluk anaknya yang menangis.
Tidak berapa lama seorang dokter keluar dari ruangan UGD. Orang tua Koko segera menghampiri untuk menanyakan keadaan anaknya.
" Bagaimana keadaan anak saya dok? "
" Pasien atas nama Koko Nugraha sudah saya tangani dengan baik. Ia hanya mengalami luka di dahi dan lengannya, maka dari itu kami tadi sudah melakukan jahitan untuk menutupi luka tersebut. Tidak ada luka serius, Bu", ucap dokter itu dengan beribawa.
Mama dan Papa Koko menghembuskan nafas dengan lega setelah mengetahui kabar terbaru anaknya.
" Makasih, Dok".
Dokter itu segera berbalik dan pergi untuk memeriksa pasien yang lain. Orang tua Koko tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya. Suasana di rumah sakit itu sedang ramai pengunjung. Isma yang sejak tadi bersama orang tuanya segera menghampiri Mama Koko untuk memberi ketenangan.
" Tante, maafin Isma sekali lagi ya".
" Isma, kamu jangan merasa bersalah. Lagipula kamu juga tadi bingung gara gara nyari kucing mu kan?"
" Iya tante, tapi anehnya Koko tiba-tiba ingin membantu Isma buat nyari kucing, padahal selama ini dia anti banget sama kucing. Entah karena apa dia menawarkan diri untuk membantu mencari kucing".
" Isma, kamu tahu kenapa Koko jadi benci sama kucing? "
Isma mengangguk lalu melanjutkan percakapannya.
" Tau tante, waktu itu ia pernah bilang kalo dia trauma kucing karena masa kecilnya waktu menolong kucing di selokan ia malah dicakar, maka dari itu dia jadi benci banget sama kucing".
Mama Koko menghembuskan nafssnya dengan perlahan.
" Sebenarnya bukan itu alasannya ia membenci kucing, Isma".
Isma segera menoleh ke arah Mama Koko dengan pandangan bertanya.
" Sebelum pindah kesini, waktu dia masih kelas satu SMA pernah pacaran sama gadis cantik satu kelasnya. Namanya Almira. Dia sama kaya kamu sama sama suka kucing. Nah tante tau kalo Koko emang sangat sayang sama Almira karena anaknya yang kalem dan juga baik. Tapi suatu hari Almira tidak menjawab telepon dari Koko. Maka dari itu Koko segera menghampiri Almira. Ketika hampir sampai di rumahnya, Koko melihat Almira yang sedang mengejar kucingnya yang lari ke tengah jalan. Karena nggak memerhatikan situasi jalanan yang ramai, ia akhirnya tertabrak. Kejadiannya persis banget seperti yang kamu alamin tadi, Isma", ucap Mama Koko sambil berlinang air mata.
Isma yang mendengar penjelasan dari beliau jadi kaget dan sekarang dia jadi tahu masa lalu Koko yang kelam.
" Keadaannya parah, sampai dia harus dirawat dua minggu di rumah sakit. Almira mengalami koma, saat itu Koko selalu menjenguknya tiap hari untuk menunggu gadisnya sadar. Tapi ternyata Almira tidak bisa melanjutkan hidup. Itulah kenapa Koko jadi benci sama kucing".
Isma tidak bisa berkata-kata lagi. Ternyata alasan Koko tidak menyukai hewan tersebut karena sudah ditinggal mati oleh kekasih yang ia sayangi. Ia merasa bersalah apa yang telah diperbuat selama ini, ia suka memaksa Koko untuk dekat dengan kucing tanpa tahu trauma yang dia alami. Isma hanya bisa berdiam diri karena menyadari kebodohannya. Isma ingin cepat-celat untuk meminta maaf jika Koko sudah sadar. Isma duduk sendirian di kursi sedang tidak ingin diganggu siapapun. Ia hanya ingin segera menemui Koko. Dan berharap ia segera baik-baik saja.