SMA Harapan Jaya sudah dipenuhi oleh siswanya yang akan menimba ilmu hari ini. Pak Satpam sudah bersiap berdiri di depan untuk membantu menyeberangkan siswa yang ingin masuk ke gerbang. Aktivitas di luar sekolah sedang padat. Banyak siswa yang menggunakan sepeda motor untuk berangkat ke sekolah.
Isma yang baru saja sampai dengan ojek online segera memasuki gerbang dengan menyapa Pak Satpam yang sedang sibuk mengatur lalu lintas.
" Pagi Pak Sabar", sapa Isma seperti biasa.
" Pagi juga nak", balas Pak Sabar.
Isma kembali melangkah menuju ke kelas, tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah belakang.
" Isma".
Ia menoleh untuk mengetahui siapa yang memanggilnya di pagi hari ini.
" Koko, elo baru dateng juga jam segini? "
Koko menganggukan kepalanya.
" Iya aku berangkat lebih pagi karena lagi males buat macet-macetan di jalan", jawab Koko yang sudah ada di samping Isma berjalan beriringan.
" Ngomong-ngomong, waktu mau pulang dari cafe kemaren kok kamu diem aja. Kenapa? Udah ngantuk? ", tanya Koko penasaran.
" Eh enggak kok, gue enggak kenapa-napa", jawab Isma dengan terbata-bata. Ia tidak ingin rasa penasarannya diketahui oleh cowok tersebut.
Isma sepertinya ingin menanyakan tentang hal yang kemaren tapi diurungkan niatnya karena bisa merusak mood Isma hari ini. Akhirnya mereka sampai di kelasnya. Mereka sudah duduk di bangku masing-masing.
" Eh Is, gimana kencan lo kemaren? Berhasil?" tanya Nina seperti biasanya.
" Ih apaan sih lu Nin. Ngaco deh. Kan gue udah bilang kalo kita itu makan aja", jawab Isma dengan sebal.
" Awas ya kalo tiba-tiba ada gosip di kelas ini ada orang pacaran", ancam Nina dengan menyipitkan matanya yang kecil.
Isma hanya melengos mendengar ancaman dari temannya. Saat pagi tadi, Isma sudah berencana untuk mencari tahu tentang masa lalu Koko, sepertinya dia bakal dateng lagi ke cafe itu sepulang sekolah, semoga dia bisa meminta nomor telepon Roy dari Pamannya.
Sepanjang pelajaran, ia menyibukkan diri untuk berkonsentrasi di mata pelajaran Fisika. Saat itu sedang diterangkan materi baru oleh gurunya, jadi ia harus menyimak dengan sungguh-sungguh. Isma tidak sabar untuk menunggu bel pulang sekolah, agar langsung mampir ke cafe yang kemarin.
*****
Isma sudah berada di depan cafe yang estetik dengan tembok warna pink magenta dengan gaya yang minimalis cocok untuk dibuat foto dan ditaruh di instagram. Paman Roy sepertinya tahu selera anak muda sekarang. Tanpa menunggu lebih lama, Isma mendorong pintu cafe agar masuk ke dalam. Setelah itu ia segera menghampiri meja kasir untuk menanyakan sesuatu.
" Siang kak, mau pesan apa? " tanya penjaga kasir tersebut.
" Maaf kak mau tanya, ada yang tahu nomornya Roy nggak? Saya ada keperluan dengan dia", jelas Isma.
" Tunggu sebentar ya kak, saya tanyakan terlebih dahulu! "
" Terimakasih kak".
Isma menunggu sebentar dan berharap ia berhasil untuk mendapatkan nomor Roy. Beberapa menit ia menunggu, penjaga kasir tadi datang dengan membawa sobekan kertas yang berisikan nomor Roy.
" Ini kak nomernya", ucap penjaga kasir itu dengan menyodorkan secarik kertasnya kepada Isma.
" Terimakasih kak, oh ya kak saya pesen juga brownies cake satu ya kak dibawa pulang", ucap Isma, ia tidak enak hati jika hanya menanyakan nomor telepon Roy. Jadi ia harus memesan sepotong kue untuk cemilan di rumahnya nanti.
Setelah menerima pesanan kue tersebut, ia langsung pulang untuk segera menanyakan perihal Koko. Semoga Roy mau menjelaskan. Baru beberapa langkah ia berjalan, ada sebuah nada getar yang berdering di teleponnya, diangkatnya telepon itu.
" Halo Ma, ada apa?"
" Isma kamu kemana, jam segini belum pulang. Ini lho ada Koko nyariin kamu mau ngembaliin bukumu yang ketinggalan tadi di kolong meja. Gimana sih kok bisa lupa?" kata Mama Isma tanpa jeda.
" Hah, Koko ada disitu Ma? " tanya Isma balik.
" Iya lagian kamu dimana sih, cepet pulang nanti keburu sore! "
" Iya Ma".
Isma segera kembali memasukkan hapenya di dalam tas. Lalu, ia berfikir sejenak bahwa ia lupa jika meninggalkan buku tulisnya di kolong meja, karena Isma sedang terburu-buru untuk menuju ke cafe ini. Isma kaget jika Koko mau melihat kolong mejanya karena merasa melihat buku yang ketinggalan, padahal ia sedang sibuk untuk mencari tahu tentang gadis masa lalu Koko.
Segera setelah sadar dari lamunannya, ia cepat-cepat segera pulang agar tidak ditanyai macam-macam oleh mamanya, semoga Koko juga sudah pulang. Masa iya dia mau nunggu Isma sampai pulang kerumah.
Beberapa menit kemudian, Mama Isma yang sedang mengobrol berdua dengan Koko segera menyambut anaknya yang baru pulang.
" Isma, kemana aja sih kamu, tuh Koko sampai dibelain buat ngembaliin buku kamu yang ketinggalan. Lain kali teliti sebelum pulang", kata Mama panjang lebar.
Isma hanya terdiam karena tak habis pikir karena Koko masih belum pulang dari rumahnya.
" Isma, kok diem aja sih. Kamu habis kemana? " tanya Mama Isma membuyarkan lamunan anaknya.
" Mmm anu Ma habis mampir ke toko buku sebentar , lagian banyak diskon sekarang, jadi Isma sepulang sekolah langsung pergi kesana", jawab Isma berbohong.
" Oh alah gara gara di belain buat ngejar diskon kamu sampai lupa sama buku kamu yang ketinggalan, untung ada Koko yang mau ngembaliin ".
" Kok tumben Koko belum balik kerumah?" tanya Isma sambil memandang cowok yang duduk di sofa rumahnya.
" Iya mama yang masih ngajak ngobrol sama Koko. Jadi ya dia nggak langsung pulang".
Koko segera beranjak dari sofanya untuk segera pamit undur diri.
" Tante, saya pulang dulu ya nanti dicari sama mama saya", pamit Koko seraya sambil mencium tangan Mama Isma.
" Iya makasih Ko, udah nyempetin buat ngobrol sama tante, salam buat mama kamu".
" Iya tante nanti saya sampaikan salam tante. Isma aku pulang dulu ya", pamit Koko kepada Isma.
Isma hanya mengangguk pelan karena ia sendiri terlalu gugup untuk bertemu dengannya. Hari ini ia sudah berbohong kepada dua orang tersebut. Apalagi usahanya itu juga menyangkut dengan cowok tersebut.
" Katanya kamu ke toko buku, kok ditanganmu ada kantong kresek berisi brownies?" tanya Mama yang memandang kue ditangan Isma.
Isma kembali panik karena ia telah berbohong.
" Iya Ma habis dari toko buku aku jadi laper, ya udah aku beli kue brownies ini buat dibawa pulang. Mama mau?" tawar Isma sambil menenangkan dirinya takut kebohongannya dibongkar oleh mamanya.
" Nggak deh udah kenyang. Buat kamu aja", ucap Mama Isma sambil kembali lagi ke dapur.
Isma mengembuskan nafasnya dengan lega setelah menghabiskan beberapa menit yang terasa dengan suasana ketegangannya. Ia lalu buru-buru untuk masuk ke dalam kamar sebelum ia dipergoki jika ia sudah berbohong.