Pagi-pagi di Hari Minggu, Isma sudah bersiap untuk mengajak Snowi dan Coco bermain di taman area kompleks. Dipasangkan tali pada kalung di leher kucing-kucing tersebut. Dan bersiap untuk keluar dari rumah.
" Ma, aku ngajak kucing-kucing jalan jalan dulu ya", teriak Isma karena mamanya sudah berkutat di dalam dapur. Ketika ia baru membuka pintu, Isma kaget karena sudah ada seseorang yang menunggu di depan pagar.
" Tumben sih pagi-pagi udah ke rumah?".
" Iya aku kayaknya kepagian ya, lagian nanti siang aku ada acara. Jadi lebih baik aku pergi kerumahmu saat ini buat bahas progress lomba karya ilmiah", kata Koko masih belum beranjak dari posisinya ia berdiri.
" Tapi gue masih ngajak jalan-jalan kucingku ini. Mau ikut juga nggak?"
Koko tidak segera menjawab pertanyaan dari Isma, ia nampak ragu-ragu dengan ajakannya. Karena itu ia masih diam seperti memikirkan sesuatu.
" Udah ikut aja aku jalan-jalan. Lumayan kan bisa olahraga juga", ucap Isma sambil tersenyum tipis. Ketika melihat reaksi Koko entah karena apa ide Isma muncul untuk mendekatkan Koko dengan kucingnya, berharap ia bisa berubah cara pandangnya dengan hewan satu ini. Isma langsung berjalan untuk menuju taman tanpa menunggu jawaban dari Koko. Sementara itu Koko yang bimbang ternyata mengikuti langkah Isma. Ia berjalan di belakang Isma dengan jarak yang lumayan jauh.
" Elo kan orang baru disini. Jadi gue berinisiatif buat ngenalin suasana di kompleks ini. Tuh lihat kalo di pagi hari gini masih seger kan", ucap Isma memulai pembicaraan.
" Kamu setiap Hari Minggu pagi selalu ngajak jalan jalan kucingmu ini?" tanya Koko yang masih dibelakang cewek tersebut.
Isma menganggukan kepalanya dengan mantap.
" Gue seneng banget ngajakin mereka jalan-jalan. Lumayan bisa refreshing juga, nyegerin otak yang suntuk".
Koko hanya terdiam setelah mendengar jawaban Isma. Cewek tersebut benar karena suasana hari itu sedang sejuk tidak seperti di siang hari yang selalu saja panas. Sebenarnya Koko waktu masih di Bandung, setiap pagi ia rajin untuk lari pagi. Tetapi entah karena apa setelah sudah pindah ke Jakarta, ia jadi jarang keluar untuk lari pagi. Mungkin ia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan juga orang-orang disekitar sini.
" Ngomong-ngomong, maafin gue waktu itu ya. Gue emang lagi bete siang itu", ucap Isma sambil tetap melihat pandangannya kedepan tanpa menoleh ke arah Koko.
" Iya nggak apa-apa".
" Eh ngomongnya jangan aku-kamu deh kayak gebetan tau . Mending gue-elo biar bisa tambah deket. Tapi gue nggak maksa sih Ko".
Koko tidak menjawab Isma, sedangkan pandangannya menelusuri bangunan rumah yang berjejer indah di kompleks tersebut. Mereka berdua masih berjalan walaupun tidak beriringan. Sejenak keheningan menyelimuti mereka. Sehingga sampailah di taman yang Isma tuju.
" Nih kita udah sampai di taman yang indah ini. Elo pasti jarang kan kesini?" tanya Isma sambil menatap wajah Koko yang ada si sampingnya, karena kucing-kucing Isma sudah berjalan menjauh.
" Kamu sering kesini?"
" Kadang-kadang gue kesini apalagi kalo lagi sumpek sama pikiran atau pelajaran. Gue selalu kesini buat nenangin diri. Beberapa menit duduk sendirian, gue jamin pikiran kita jadi rileks. Gue saranin kalo kesini pas pagi hari kayak gini. Seger banget", kata Isma sambil menghirup udara yang ada di sekitarnya.
Koko juga ikut menghirup udara seperti cewek tersebut. Memang benar udara segar sekali di waktu seperti ini. Kenapa ia baru menyadari jika ada tempat yang indah di dekat kompleksnya.
" Lihat, tanaman-tanaman yang ada disini lagi tumbuh lebat. Daun-daun banyak yang jatuh tapi tidak mengurangi keindahan dari taman ini. Cocok sekali jika punya hewan peliharaan. Kucing-kucing gue betah banget kalo diajak ke sini", kata Isma sambil tersenyum simpul.
Koko menyadari jika Isma adalah cewek yang suka sekali berbicara. Ia pintar untuk membuka percakapan dengan tema yang ada, sehingga Koko merasa tidak mati gaya saat di dekatnya. Tiba-tiba ia menyadari jika Isma adalah cewek yang hangat karena terlihat dari tatapannya yang ramah. Koko sempat salah mengira jika cewek itu adalah tipe cewek yang jutek, tapi ternyata tidak seperti yang selama ini ia pikirkan. Koko semakin yakin untuk ingin mengenal lebih dalam lagi.
" Itu ada bangku kosong di sebelah sana, kita duduk dulu yuk!" ajak Isma sambil menunjuk tempat yang kosong.
Akhirnya mereka duduk bersebelahan. Isma tidak menyangka jika akan bisa sedekat ini dengan Koko. Isma tidak kepikiran untuk mengajaknya duduk, tapi karena ia sedang capek untuk berdiri, jadi ia memutuskan untuk duduk dan mengajak Koko ke bangku taman ini. Suasana di taman itu memang tidak ramai. Tapi ada banyak orang yang lari pagi, sekedar jalan santai memutari taman atau mengajak anaknya untuk bermain di taman. Burung-burung berterbangan kesana kemari seakan-akan mendukung orang yang duduk untuk menikmati syahdunya suasana di taman ini.
" Pemandangan yang indah ", gumam Koko sambil pandangannya melihat keseluruhan yang ada di taman itu.
" Benar kan apa kataku", ucap Isma sambil tersenyum senang.
Koko hanya melirik Isma yang ada di sampingnya. Senyum gadis itu terlihat menawan. Koko menyadari itu saat ini. Tiba-tiba Koko juga tersenyum tipis saat menyadari itu. Kenapa tidak dari awal dia menyadarinya.
" Ada yang kutanyakan?" tanya Koko secara tiba-tiba.
" Apa itu?" ucap Isma dengan penasaran apa yang akan dikatakan oleh cowok tersebut.
" Waktu aku pertama kali jadi siswa baru di kelas. Kok kamu kelihatan tidak merhatiin aku saat perkenalan. Kenapa?".
Isma yang mendengar dari pertanyaan itu pun hanya bisa mengerjapkan matanya, karena ia sama sekali lupa dengan kejadian itu. Akhirnya sambil mengingat waktu itu, ia menjelaskan kepada Koko.
" Oh itu gue sedang gelisah banget sama hasil ulangan yang diadakan saat hari sebelum elo jadi siswa baru di kelas. Apalagi, gurunya bilang kalo banyak banget yang nilainya jelek. Jadi gue sibuk belajar jika tiba-tiba gue ikut remidi ".
Koko akhirnya tahu penyebab Isma tidak memerhatikan saat ia sedang sibuk berkenalan di depan kelas.
" Jujur, gue kaget ada siswa baru di kelas. Soalnya wali kelas nggak ngasih kabar kalo bakal ada siswa baru".
" Iya lagian aku emang buru-buru buat pindah ke SMA itu. Mungkin wali kelas kita nggak sempet buat ngasih kabar itu ke kalian semua".
" Tapi gue seneng kalo ada siswa baru, karena ya kita biar bisa tambah temen, gue harap elo kerasan ya Ko di kelas kita", ucap Isma sambil menoleh menatap ke arah Koko.
Yang ditatapnya pun juga balas menatap langsung ke mata Isma sambil tersenyum dan mengangguk. Isma yang melihat itu jadi salah tingkah dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hati Isma tiba-tiba berdebaran tidak karuan setelah bertatapan. Isma tidak mau ini terjadi begitu cepat. Bagaimanapun ia masih baru mengenalnya.