Hari itu Koko memang sedang menunggu jemputan dari orderan ojek online yang baru dipesan sepulang sekolah. Setelah itu dia berjalan menuju trotoar depan gedung sekolahnya.
Saat berjalan, ia memang sedang sibuk melihat telepon genggamnya untuk berkomunikasi dengan supir ojek online untuk memastikan dimana tempat ia berada. Koko tidak menyadari jika disana sudah ada dua gadis yang sedang duduk untuk menunggu angkot lewat. Saat mendongakkan kepalanya, Koko sudah melihat Isma yang sedang menarik lengan Nina untuk pergi dari sana. Koko tidak tahu apa penyebab Isma melakukan seperti itu, padahal angkot juga belum datang. Sepertinya mereka sedang mencari tempat yang lebih sejuk mengingat hari ini cuaca sedang panas sekali.
Lumayan ada tempat duduk yang kosong, akhirnya ia pun duduk di tempat tersebut. Setelah menunggu beberapa menit. Ojek online yang sudah dipesan sejak tadi pun sudah sampai di depannya.
" Dengan Mas Koko ya?" tanya Bapak supir ojek online tersebut.
" Iya Pak" jawab Koko sambil memasang helm yang sudah diberikan oleh Bapak supir tersebut. Hingga akhirnya mereka pun meluncur untuk menuju ke tujuan.
Disaat Koko sedang memperhatikan jalan, saat itu ia seperti melihat Isma dan Nina yang sedang duduk di samping gerobak es degan.
"Huh, ternyata mereka sedang haus, pantes aja mereka tadi pergi" batin Koko.
Akhirnya setelah menempuh beberapa kilometer, mereka pun sampai dan setelah Koko membayar uang ongkos kepada supir ojek online. Koko pun segera masuk ke dalam rumah.
"Wiuhhhh, ademnya" batin Koko sambil mengganti seragamnya dengan kaus oblong. Koko sudah berada di dalam kamarnya yang dingin, karena ia baru saja menyalakan pendingin ruangan. Koko pun berbaring di kasurnya yang empuk. Tak lama terdengar ketukan dari pintu kamarnya.
" Ko, kamu udah pulang?" kata Mama Koko sambil mengetuk pintu kamarnya.
" Udah Ma, barusan Koko nyampe" jawab Koko sambil tetap berbaring.
Akhirnya Mama Koko pun membuka pintu kamar dan menanyakan perihal sekolahnya.
" Bagaimana sekolahmu kerasan nggak? "
" Kayaknya kerasan sih ma."
“Kok kayaknya? Berarti kamu belum kerasan dong" tanya Mama Koko sambil menaikkan sebelah alisnya.
" Ya masak tadi Koko pas masuk kelas, Anak-anak pada sibuk buat ngerjain PR. Kenapa nggak dikerjain di rumah?"
" Hahaha, kalo itu kan udah biasa anak - anak nyontek PR" kata Mama Koko sambil tertawa. Lalu Mama seperti teringat sesuatu.
" Oh iya kamu udah kenal dong sama Isma?"
" Belom ma. Lagian tuh anak aneh deh"
" Aneh kenapa?" tanya Mama Koko dengan heran.
" Ya aneh, dari pertama Koko masuk tuh cewek tiba-tiba suka banget ngeliatin aku. Terus tiba-tiba tadi kayak orang nggak kenal aja sama aku. Ya sampe saat ini aku belum kenal deket sama Isma" jawab Koko santai.
" Kamu ini gimana toh. Ya kamu sebagai anak cowok, deketin dia buat kenalan. Lagian mamanya Isma sama Mama kan udah kenal banget. Masa anak-anaknya pada ga kenal sih" jawab Mama Koko panjang lebar.
" Lama- lama juga kenal sendiri Ma".
" Kamu ya suka banget kaya gitu. Masih mending masih ada cewe yang mau kenalan sama kamu".
Koko pun hanya terdiam ketika mendengar perkataan dari mamanya.
" Ya sudah kalo gitu Mama mau minta tolong kamu. Coba kamu pergi ke rumah Isma. Mama soalnya sudah pesan kue lagi ke mamanya. Daripada Isma yang kesini kayak tempo hari mending kamu yang kesana ya" kata Mama Koko sambil beranjak dari kasur.
" Hah, lagian Isma belum ada dirumahnya Ma, dia kan naik angkot kalo pulang " jawab Koko.
" Ya kan kamu bisa ketemu sama mamanya, kenapa harus Isma yang nemuin kamu?" tanya Mama Koko dengan tatapan menyelidik.
Koko yang mendengar jawaban dari mamanya pun jadi salah tingkah.
" Iya ya kenapa juga harus nunggu Isma buat ngambil pesanan kue, kan ada mamanya" batin Koko jadi salah tingkah sudah berkata seperti itu di depan mamanya.
" Cepet gih, Mama lagi pingin langsung nyobain kue nya".
Koko pun segera berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk mandi agar lebih segar. Setelah mandi ia pun segera keluar rumah untuk menuju ke rumah Isma yang hanya beberapa meter dari rumahnya. Setelah sampai di depan rumah, Koko nemencet bel rumah. Sesaat kemudian Mama Isma pun muncul untuk membukakan pintu rumah.
" Oh Koko mau ambil pesanannya Mama ya. Tepat banget Ko, kue nya baru sudah jadi. Tunggu sebentar ya. Eh ayo masuk dulu" kata Mama Isma sambil mempersilahkan masuk.
" Nggak usah Te, Koko tunggu disini aja" jawab Koko yang masih berdiri di depan pintu. Ketika Koko melihat ke dalam ruangan tersebut ada dua kucing Isma yang sedang tertidur sofa, karena itu Koko tidak mau masuk ke rumah karena geli dengan kucing.
" Loh kenapa, disitu panas Koko".
Ketika hendak menjawab, ada suara pagar yang berbunyi. Tampaknya Isma dan Nina yang baru saja datang.
" Ma, nggak usah dipaksa kali buat masuk rumah. Kan Koko takut banget sama kucing" kata Isma tiba-tiba yang sudah di depan pintu.
" Oalah kamu nggak suka kucing toh. Nggak bilang jadi tante nggak tau. Maaf ya" kata Mama Isma sambil tertawa.
" Aku sama Nina mau masuk ke kamar dulu Ma" kata Isma sambil masuk ke dalam rumah dan menggendong kucing-kucingnya yang sedang tertidur pulas di sofa.
" Permisi ya tante. Oh iya Ko aku masuk dulu ya" pamit Nina sembari mengikuti Isma menuju kamar.
Koko pun hanya melihat mereka berdua sampe menghilang dari pandangannya. Koko heran hari ini Isma agak berbeda, tadi saat berbicara dia memasang wajah tidak menyenangkan, padahal mereka belum kenal dekat tetapi kenapa dia seperti itu. Beda dengan Nina yang tampaknya ramah kepada Koko sampai dia juga pamit sebelum menuju ke kamar Isma. Koko masih heran dengan sikap Isma. Apakah ada yang salah.Saat asyik melamun, Tiba-tiba Mama Isma sudah membawa kantong yang berisi kue pesanan mamanya. Koko tidak menyadari jika tadi Mama Isma sempat masuk ke dapur untuk mengambil kue pesanan.
" Ini Ko kuenya sudah tante bungkusin. Uangnya sudah dibayar sama Mama kamu tadi" kata Mama Isma sambil menyerahkan kantong.
" Iya te, makasih ya. Koko permisi dulu tante. Oh iya te, salam saya ke Isma dan Nina ya" kata Koko sambil mencium tangan Mama Isma.
" Iya Ko. Nanti tante sampaikan salamku kepada mereka".
Koko pun segera berbalik dan meninggalkan rumah tersebut. Sembari berjalan beberapa meter untuk sampai ke rumahnya. Koko pun sibuk memikirkan apa yang terjadi dengan Isma.