Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 05:50, Koko sudah rapi berseragam putih abu dengan dasi dan sabuk di pinggang. Saat berjalan menuju dapur untuk sarapan, dia mencium aroma mie goreng yang enak. Seketika perutnya pun berbunyi keroncongan, akhirnya dia pun memakan mie goreng buatan mamanya tadi pagi. Koko sangat menyukai masakan mamanya yang lezat.
"Jadi anak baru di sekolah jangan nakal ya, Ko" pinta mamanya sambil menata piring.
Koko yang sedang asyik mengunyah makanan hanya mengangguk untuk memberikan jawaban untuk mamanya yang sedang sibuk menyiapkan masakannya. Koko mengunyah dengan pelan, merasakan masakan mamanya yang tidak ada duanya. Enak, pujinya dalam hati. Setelah makanan yang dihadapannya tandas, ia pun segera meminum air putih hangat hingga setengah gelas.
"Ko, ayo buruan. Nanti papa telat nih" suara Papa Koko yang terdengar samar.
Koko pun segera berdiri ketika mendengar papanya yang sudah siap untuk berangkat. Sambil berjalan ke arah mamanya dan pamit kepada mamanya dan mengecup punggung tangannya.
"Ma aku berangkat dulu ya" pamit Koko.
"Iya ati-ati jangan nakal lho di sekolah barumu" kata Mama Koko.
"Aku udah bukan anak kecil kali ma" gerutu Koko yang masih dianggapnya anak kecil oleh mamanya.
Akhirnya Koko berjalan ke arah pintu depan. Papa Koko sudah terlihat berdiri di sebelah pintu pengemudi yang setengah terbuka, dan masuk ke mobilnya. Koko pun membuka pintu depan mobil.
Melihat anaknya yang sedang duduk di sebelahnya, papa pun tersenyum kecil. Koko masih terlihat runyam karena kepindahan sekolahnya yang terbilang mendadak. Karena tugas papanya yang harus pindah ke luar kota. Mau tak mau Koko harus menyesuaikan lagi terhadap sekolah barunya. Semoga saja teman-temannya tidak ada yang menggangu dia. Papa Koko melirik anaknya yang masih diam membisu, tidak biasanya anaknya jadi pendiam begini. "Jangan terlalu dipikirkan. Asal kamu bersikap ramah sama teman temanmu, pasti kamu dapet banyak teman".
" Pa, nggak gampang buat beradapatasi lagi dengan lingkungan apalagi teman yang baru " jawab Koko yang masih tidak bersahabat.
Papa Koko pun menjawab "Ya sudah, nanti kamu kenalan saja sama teman sebangkumu".
Koko mengatupkan bibir rapat-rapat. Papa Koko pun tahu isi hati anaknya, dan berhenti bicara.
Sekitar dua puluh menit kemudian, mereka sampai di SMA Harapan Jaya. Mobil berhenti di parkiran yang masih sepi. Papa Koko pun segera mematikan mesin mobil dan keluar dari mobilnya. Mereka berjalan memasuki gedung sekolah. Karena papa Koko sudah tahu tata letaknya, pria bersetelan kemeja putih itu tahu letak ruang guru. Ruang guru masih sepi karena masih pagi, hanya beberapa guru yang sudah datang ke sekolah. Papa Koko pun segera mencari seorang ibu guru yang ditemuinya minggu lalu. Papa Koko segera berjalan menghampiri calon guru bagi anaknya yang sedang duduk di meja sudut kiri ruangan dekat pintu.
"Bu Ani" sapa Papa Koko dengan ramah.
Bu Ani pun menoleh dan segera berdiri dari tempat duduknya. "Pak Toni, ternyata sudah datang pagi-pagi begini", Bu Ani pun melihat anak laki-laki yg berdiri di belakang pria tersebut sambil menekuk wajahnya.
"Iya bu, saya mengantar hari pertama Koko sekolah disini. Mohon bimbingannya ya bu selama menjadi wali kelas Koko" kata Papa Koko sambil melirik anaknya.
Sekali lagi, bu Ani pun melihat Koko yang sedang cemberut. Ia tahu pengalaman pertama di sekolah baru memang tidak melulu menyenangkan karena harus beradaptasi lagi dengan guru dan teman-temannya.
"Pak Toni tidak usah khawatir, saya akan menjaga murid saya dengan baik", kata Bu Ani. Ia pun tersenyum manis saat melihat Koko. " Koko, saya Bu Ani yang menjadi wali kelas kamu. Nanti kamu berkenalan dulu ya didepan kelas".
Koko pun mengangguk dan memaksakan seulas senyum agar terlihat ramah didepan gurunya.
"Kamu baik-baik disini sebagai murid baru, jangan berulah ya", kata Papa Koko.
" Iya pa", jawab Koko yang masih lesu.
Papa Koko pun pamit pergi untuk berangkat ke kantornya, sementara karena bel masuk akan berbunyi sebentar lagi. Koko dan Bu Ani segera berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelasnya.
*
Perasaan Koko pun tegang tak karuan, mengingat sebentar lagi akan masuk ke kelas dan pastinya semua siswa di kelas tersebut melihatnya karena dia siswa baru. Tepat saat memasuki ruang kelas, bel sudah berbunyi sehingga siswa-siswa sibuk untuk memasuki kelas dan mengikuti pelajaran. Sekilas ketika Koko masuk ke kelas, dia melihat seluruh siswa yang bergegas duduk di kursi masing-masing. Karena ada siswa baru di kelas mereka, akhirnya suasana kelas pun terdengar gaduh karena penasaran dengan Koko.
"Pagi anak-anak", sapa Bu Ani dengan suara penuh semangat.
"Pagi Bu", seluruh murid menjawab sapaan dengan kompak.
"Hari ini kita punya teman baru. Dia pindahan dari Kota Bandung". Seluruh perhatian pun langsung beralih ke dirinya yang sedang berdiri di depan kelas dengan canggung. "Ayo kenalin diri kamu, nggak usah malu-malu".
Ketika Koko melihat teman sekelasnya dan mengedarkan pandangannya. Memang semua mata sedang tertuju dengan dirinya. Terkecuali dengan gadis berkuncir kuda yang terlihat resah. Apa yang dipikirkannya?
"Perkenalkan namaku Koko", kata Koko dengan canggung.
" Hai Koko", sapa seluruh siswa yang ada di ruangan tersebut.
Bu Ani ikut tersenyum bangga dengan perhatian dari siswanya. Akhirnya Bu Ani segera mempersilahkan Koko untuk duduk di bangku yang kosong. Akhirnya Koko pun menuruti kemauan Bu Ani untuk segera duduk. Dia segera duduk di bangku yang kosong dan di sebelahnya sudah ada anak laki-laki yang terlihat gemuk. Koko mencoba melihat sekilas nama yang tertera di seragamnya, "Roni" ternyata nama anak tersebut.
"Kenalin, namaku Roni. Salam kenal ya" kata Roni memulai pembicaraan. Koko terlihat kaget dengan sikap ramahnya.
"Sama-sama ya", kata Koko yang terlihat ramah.
"Semuanya keluarkan buku paket kalian kita akan melanjutkan pelajaran minggu lalu", seru Bu Ani memulai pembelajarannya. Ketika Koko hendak membuka buku paket, tatapannya berserobok dengan gadis yang berkuncir satu tadi. Gadis itu terlihat manis dan sedang diam-diam memandanginya. Mungkin tadi dia belum sempat untuk melihat anak baru yang sedang perkenalan didepan kelas. Hingga akhirnya kini tatapan mereka saling beradu, hingga gadis tersebut memalingkan wajahnya.
Koko pun tak ingin ambil pusing, mungkin masih banyak teman-tenan sekelasnya yang penasaran dengannya. Lagipula dia belum hafal nama teman sekelasnya, apalagi gadis tadi. Hingga bel istirahat sekolah sedang berbunyi. Serentak para murid beranjak dari kursi untuk segera ke kantin.
" Ko, kamu nggak pingin jajan ke kantin? " ajak Roni yang sudah berdiri dari tempat duduknya.
" Nggak deh Ron, aku masih males" tolak Koko secara halus karena dia memang tidak bersemangat untuk pergi ke kantin.
" Oke, aku pergi dulu ya"
Setelah Roni pergi, Koko hanya memainkan gawai yang menampilkan game online. Sambil sesekali dia menoleh ke depannya dan dengan kebetulan juga melihat tatapan dari gadis yang tadi.
Koko pun tidak peduli, dia segera melanjutkan main game online di gawainya