Loading...
Logo TinLit
Read Story - ASA
MENU
About Us  

            Tidak menunggu waktu lama untuk tim kepolisian melakukan tindakan penangkapan kepada Bastian dan komplotannya. Semua bukti kuat sudah mengarahkan pada tidak pidana yang mereka lakukan dan mereka tidak dapat melakukan perlawanan apapun. Itulah kabar yang aku dengar dari pembicaraan Pengacara Eza dengan Dokter Joshua. Meski demikian, aku sedikit lega karena Bastian dan komplotannya berhasil tertangkap.

            Sebuah telepon masuk tidak lama setelah Pengacara Eza selesai berbicara. Telepon dari ‘kawanku’. Aku pun segera memanggilnya agar ia menyadari kalau teleponnya berdering. Kenapa sih Dokter ini punya HP tapi gak pernah standby?

            “Halo, bro!” sapa Dokter Joshua pada orang diujung telepon.

            [Josh, kamu tahu Anya teman Cecilia dan Rachel?]

            “Hmm.. sepertinya dulu Rachel pernah menceritakan kalau Anya adalah makcomblang antara dirinya dan Bastian. Kenapa?”

            [Sepertinya ia shock karena mendengar kabar Bastian. Jadi sekarang ia tidak sadarkan diri dan sedang dirawat di rumah sakit. Aku sudah menghubungi Tuan Hermawan dan beliau bilang ingin menemui Anya dan Robin langsung.]

            “Aku akan kesana. Terima kasih sudah memberiku kabar.”

            [No problem. See you!]

            Anya pasti kaget mendengar kabar itu. Ya itu karena kami bermaksud menyembunyikan penyelidikan sampai bukti-bukti yang kami miliki kuat. Karena itu, kami tidak melibatkan pihak lainnya selain Ayah dan Dokter Joshua. Kalaupun Andrew dan Cecilia bisa terlibat didalamnya, itu karena Andrew punya pengetahuan di bidang bisnis yang melibatkan rencana bisnis Ayah dengan Bastian. Itupun karena kebetulan yang tidak disengaja.

            Ketika aku tiba di rumah sakit, Andrew, Cecilia, dan Robin sudah menanti di depan kamar inap. Ayah meminta izin untuk masuk dan menjelaskan kasus ini agar tidak terjadi kesalahpahaman. Aku yang ingin tahu, mengikuti Ayah masuk ke ruangan.

            “Om, maafkan saya.” Tangis Anya pecah melihat Ayah memasuki ruangan bersamaku. Bahkan Robin yang nampak tegar di depan ruangan kini ikut menangis. “Saya tidak tahu kalau ternyata Bastian memiliki bisnis berbahaya dan malah menjodohkannya kepada Rachel hingga mereka nyaris bertunangan.”

            “Saya yang lebih menyesal, nak. Sebagai seorang Ayah, saya bahkan tidak mampu melindungi putri satu-satunya dan malah mempercayakannya kepada pria seperti Bastian. Saya tertipu dengan topeng baiknya yang mau membimbing bisnis yang akan saya jalankan dan perhatiannya pada Rachel. Apalagi pertemuan mereka sangat mulus jadi saya tidak berpikir yang macam-macam.”

            “Seandainya om, saya tidak-..” Anya belum selesai berkata-kata dan Ayah menyuruhnya untuk diam.

            “Sudah nak, tidak perlu menyalahkan diri. Sekarang fokuslah untuk kembali sehat. Mengenai Bastian, saya meminta maaf karena tidak memberi tahu kalian terlebih dahulu padahal kalian sahabat baik anak saya.”

            “Tidak apa om, kami mengerti. Kasus pidana seperti ini harus dilakukan berhati-hati. Justru kami bersyukur baru mengetahuinya saat ini, karena kalau tidak, mungkin kami juga sudah melakukan upaya untuk menolong Bastian tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya.” ucap Robin.

            Syukurlah, tidak ada drama panjang yang terjadi. Nyatanya, Robin dan Anya memahami tindakan Ayah untuk tidak memberitahukan terlebih dahulu kasus Bastian hingga waktu yang tepat. Andrew mengajak kami makan siang, namun Robin memilih menemani istrinya. Kami makan siang di kafetaria rumah sakit dan memesan menu nasi campur. Khusus aku, hanya bisa makan sepotong paha ayam goreng. Nasib!

            “Bagaimana perkembangan kasus ini?” tanya Ayah di sela-sela santapan siang itu.

            “Menurut saya, fase penyidikan ini sangat penting bagi kita. Selama penyidikan berlangsung tersangka, saksi, dan bukti-bukti akan diperiksa lebih lanjut untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.”ucap Dokter Joshua. “Saya rasa penyidikan ini akan berlangsung cepat karena bukti yang kita berikan sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan.”

            “Benar kata Josh, Tuan. Setelah itu, jaksa penuntut umum akan mempertimbangkan kekuatan bukti itu dan kesesuaian hukum sebelum memutuskan untuk menuntut atau menghentikan perkara.” imbuh Andrew.

            “Saya sangat gelisah menanti hari persidangan tiba.” Ayah mengusap-usap telapak tangannya dengan cemas. Aku menenangkan Ayah dengan menyodorkan kepalaku di tangannya.

            Meow! (Jangan cemas Ayah! Kebenaran selalu akan menang!)

            “Apa yang dikatakan Jasumin, Dok?” tanya Ayah kepada Dokter Joshua yang sedang memasukkan sesendok nasi campur ke dalam mulutnya. Otomatis membuat Dokter Joshua tersedak. Oh, kasian sekali. Bukannya membantu, para orang dewasa ini malah saling menertawakan.

            “Ehem! Sepertinya Anda salah mengira saya sebagai orang sakti.” Dokter Joshua berusaha mengembalikan wibawanya kembali.

            “Tentu saja, Josh. Kulihat kamu cukup memahami Jasumin. Apa yang dikatakannya?” goda Andrew sambil mencolek lengan Dokter Joshua.

            “Jasumin bilang Anda tidak perlu cemas karena kebenaran pasti akan menang. Kira-kira seperti itu.” Tiba-tiba saja Dokter Joshua mendelik ke arahku yang membuatku pura-pura membuang muka darinya. Untung saja wujudku seekor kucing kalau tidak bisa bahaya kalau ketahuan aku menertawakannya.

            “Sudah kubilang kan, om. Teman suami saya ini memang berbakat.” seloroh Cecilia yang sedari tadi hanya diam saja mengamati pembicaraan berat di siang itu. Tanpa kami sadari, kami seperti saling menopang satu sama lain untuk memberi kekuatan. Firasatku kasus ini akan berhasil terselesaikan dengan baik.

            “Intinya, Tuan tidak perlu khawatir. Berikan saja kesaksian sesuai dengan permasalahan yang Anda hadapi. Sesuai dengan isi berkas-berkas itu. Saya percaya, jika Bastian masih memiliki hati nurani, ia tidak mungkin melakukan sesuatu yang lebih menyulitkan Anda.” ucap Dokter Joshua seraya menghibur Ayah.

            “Saya juga berharap demikian. Sejujurnya, saya sangat berterima kasih karena kalian mau mendampingi saya menghadapi kasus ini. Bagaimana keadaan Nona Tika, Dok?”

            “Menurut Pengacara Eza, kondisinya jauh lebih stabil. Mungkin tekadnya untuk membuktikan kesalahan Bastian semakin kuat sehingga tidak perlu menunggu lama untuk membuatnya sembuh dari trauma pasca kematian Rachel.”

            Pihak rumah sakit memperbolehkan Anya untuk pulang karena tidak ada masalah kesehatan lainnya. Dalam perjalanan pulang, Ayah mendapat telepon dari Bu Alisha.

            [Halo, Tuan Hermawan. Perkenalkan saya editor mendiang Rachel. Apa Anda mengingat saya?]

            “Tentu saja, Bu Alisha! Ada yang bisa saya bantu?” jawab Ayah cepat.

            [Saya ingin memberi tahu bahwa novel kompilasi yang ditulis oleh Rachel dan ketiga rekannya berhasil mendapat nominasi di ajang penulis bergengsi The S.E.A Write Award se Asia Tenggara. Kita berdoa saja supaya karyanya bisa lolos dan mendapatkan penghaargaan!]

            “Semua juga berkat bimbingan Anda, terima kasih Bu Alisha. Kabar bahagia ini seperti oase yang menyegarkan di tengah permasalahan yang terjadi.”

            [Saya dan anak-anak sudah mendengar beritanya. Jujur saya juga tidak percaya awalnya namun melihat kejadian ini menimpa anak didik saya, membuat saya menjadi marah padanya. Tuan, harus tetap kuat demi Rachel. Jangan sungkan kepada saya, saya bersedia membantu apapun yang Anda butuhkan.]

            “Terima kasih Bu. Saya titip salam untuk Agung, Doni, dan Silvia, ya.”

            [Baik, Tuan. Saya pamit. Terima kasih.]

            Seusai menerima telepon, Ayah tersenyum sangat lebar hingga membuatku dan Dokter Joshua bertanya-tanya ada apa gerangan.

            Meow? (Ada apa Ayah?)

            “Jasumin, novel kompilasi Rachel mendapat nominasi di ajang internasional. Kalau tidak salah namanya The S.E.A Write Award. Semoga karyanya bisa menang! Aku bangga sekali padanya!”

            “Selamat Tuan!” puji Dokter Joshua yang ikut senang mendengar pencapaianku. “Saya tahu, Rachel memiliki potensi besar saat menulis dan suatu saat karyanya akan go international. Hehehe..”

            “Anda terlalu melebih-lebihkan. Putri saya menjadi penulis mungkin juga karena saya suka membaca buku. Itulah yang menjadi landasan baginya semangat menulis.”

            “Benar-benar anak yang berbakti. Nonamu hebat ya Jasumin?” sambil mengelus kepalaku.

            Meow! (Tentu saja!)

            Wow! Karyaku masuk nominasi internasional?! Wah, masuk nominasi saja aku sudah sesenang ini apalagi jika sampai memenangi penghargaan. Benar kata Ayah, berita ini seperti oase di padang gurun. Menyegarkan walau hanya sementara saja. Saat ini kami akan fokus menghadapi kasus Bastian terlebih dahulu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ludere Pluvia
1079      612     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
The Black Heart
1287      735     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Wanita Di Sungai Emas (Pendek)
469      317     3     
Fantasy
Beberapa saat kemudian, aku tersandung oleh akar-akar pohon, dan sepertinya Cardy tidak mengetahui itu maka dari itu, dia tetap berlari... bodoh! Akupun mulai menyadari, bahwa ada sungai didekatku, dan aku mulai melihat refleksi diriku disungai. Aku mulai berpikir... mengapa aku harus mengikuti Cardy? Walaupun Cardy adalah teman dekatku... tetapi tidak semestinya aku mengikuti apa saja yang dia...
Seharap
6696      2402     1     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
AUNTUMN GARDENIA
139      121     1     
Romance
Tahun ini, dia tidak datang lagi. Apa yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia pikirkan? Apakah dia sedang kesulitan? Sweater hangat berwarna coklat muda bermotif rusa putih yang Eliza Vjeshte kenakan tidak mampu menahan dinginnya sore hari ini. Dengan tampang putus asa ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada di dalam tasnya, kemudian menaiki jembatan Triste di atas kolam ikan berukura...
Ketos pilihan
677      472     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Aku Menunggu Kamu
146      128     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Asoy Geboy
5180      1484     1     
Inspirational
Namanya Geboy, motonya Asoy, tapi hidupnya? Mlehoy! Nggak lengkap rasanya kalau Boy belum dibandingkan dengan Randu, sepupu sekaligus musuh bebuyutannya dari kecil. Setiap hari, ada saja kelebihan cowok itu yang dibicarakan papanya di meja makan. Satu-satunya hal yang bisa Boy banggakan adalah kedudukannya sebagai Ketua Geng Senter. Tapi, siapa sangka? Lomba Kompetensi Siswa yang menjadi p...
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
4600      1701     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Dear N
4474      1634     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...