Read More >>"> ASA (Chapter 9 : Sebuah Kesempatan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - ASA
MENU
About Us  

Sudah beberapa hari aku menangis hingga air mataku kering dan suaraku habis. Kini aku tidak memiliki harapan apapun. Bagiku kematian ini adalah hukuman atas kesalahanku semasa hidup. Namun percuma untuk menyesalinya sekarang. Toh ini sudah terjadi dan aku harus menanggungnya. Aku memejamkan mata mencoba untuk mencari ketenangan.

Rachel, anakku ! Kemarilah !

Ah! Ada suara lembut seorang wanita yang memanggil namaku. Namun tidak ada sosok apapun yang kulihat. Hanya kabut pekat. “Jasumin kamu mendengarnya?” bisikku.

Jasumin hanya mengangkat telinga tanpa mengatakan apapun.

Ikutilah burung berwarna emas itu.

Suara wanita itu hilang seiring dengan pudarnya kabut. Seekor burung berwarna emas menghampiriku dan mengajakku mengikutinya. Kakiku yang seperti melayang tiba-tiba menemukan tempat berpijak. Pandanganku beralih ke sumber mata air yang menyembur deras tidak jauh dari tempatku berdiri. Burung emas mengepak-kepak sayapnya sambil mengitari sumber mata air itu. Jasumin melompat ke dalam sumber mata air dan aku berusaha menggapainya. Namun tubuhku tidak mencapai keseimbangan yang baik dan ikut tercebur di dalamnya. Awalnya kupikir akan tenggelam, ternyata aku hanya terapung-apung.

Anakku, bagaimana perasaanmu sekarang? Sudah jauh lebih baik?

Ah! Suara wanita itu kembali. Aku mengeluarkan diri dari sumber mata air itu. Wajah dan tubuhku terasa segar. Mataku juga tidak lagi bengkak. Beberapa tetesan embun menghiasi rambut dan gaunku tapi tidak sampai membuatnya basah kuyup. Sebaliknya Jasumin sudah bermain dengan burung emas sambil mengitari mata air. Beberapa kali Jasumin mengibaskan bulu-bulunya. Terhibur melihatnya, aku pun tersenyum sambil menghirup dalam-dalam udara yang sangat segar ini. Tiba-tiba sebuah tangan terulur padaku. Aku mendongak dan melihat sosok wanita tersenyum lembut. Aku menerima uluran tangannya dan berjalan mengikutinya hingga menuju sebuah balkon yang dikelilingi awan.

“Uhm.. Anda mengenal saya?” tanyaku ragu-ragu. Suara serakku sudah hilang.

Tentu saja. Selamat datang, Rachel. Aku sudah menunggu kedatanganmu. Seorang anak kecil berambut ikal panjang menyuguhkan teko teh dan dua cangkir kosong untuk kami berdua. Wanita itu mengelus rambut anak kecil itu yang kemudian ia meninggalkan kami dengan berlari kegirangan.

Aroma tehnya harum. Ada aroma rempah seperti kayu manis. Bahkan teh itu akan berubah warna menyesuaikan suasana hati orang yang akan meminumnya. Suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja sehingga teh ku berwarna merah pekat. Aku menyesapnya sedikit namun rasanya tetap enak dan manis. Aku memberanikan diri bertanya hal yang mengganjal di benakku. “Apa tempat ini surga? Saya benar-benar sudah meninggal?” Aku menanti jawaban darinya. Namun wanita itu memulainya dengan helaan napas yang dalam.

Tidak ada kematian yang terjadi. Di tempat ini kamu justru mendapatkan hidupmu kembali. Kesakitan dan kesedihan hanya ada di dunia, yang ada disini hanya kebahagiaan. Bukankah selama di dunia kamu harus bekerja keras untuk mendapatkan kebahagiaan?

Benar yang dikatakannya. Disini aku merasakan damai dan tenang. Bahkan sakit kepala yang sudah lama kuderita, menjadi segar dan ringan saat ini. Burung saling bersahut-sahutan, berbagai macam buah mahal bisa dinikmati di tempat ini sesuka hati, dan tidak perlu bingung membayar sewa tempat tinggal. Pasalnya, setiap rumah sudah menjadi hak milik orang-orang yang ditentukan. Bebas untuk memilih lokasi strategis yang diinginkan. Rachel, pilihlah sebuah rumah dengan lokasi yang kamu inginkan.

“Tidak.. saya minta belas kasih Anda. Mohon izinkan saya kembali.” Ingatan akan kesedihan Ayah dan Bastian di lorong rumah sakit terus terngiang di pikiranku. Aku rindu mereka. Anehnya, air mataku tidak keluar. Mungkin benar yang dikatakannya, di tempat ini tidak ada kesedihan.

Apa yang sudah menjadi garis takdir, tidak bisa diubah. Jika kamu memaksa untuk mengubah takdir, maka kamu tidak akan luput dari hukuman.

“Saya bersedia menerima hukuman itu asalkan saya bisa berpamitan dengan layak pada orang – orang yang saya sayangi. Kepergian saya terlalu mendadak. Ayah dan Bastian pasti sangat menderita. Hanya berpamitan, saya ikhlas jika takdir saya harus kembali ke tempat ini.”

Mee-o-uww

Jasumin melompat ke arah wanita itu. Tampaknya Jasumin nyaman berada di dekatnya. Bahkan Jasumin menatap wanita itu lama sekali seolah memendam kerinduan yang mendalam. Wanita itu bahkan mengusap punggung Jasumin dengan sangat lembut. Bahkan ia tahu nama Jasumin sebelum aku memperkenalkannya.

“Anda mengenal Jasumin? Lalu mengapa Jasumin bisa berada di tempat ini bersamaku?” Aku baru menyadarinya ketika melihat tempatku berpijak sekarang adalah tempat di mana orang yang sudah meninggal berada. Jasumin bukankah ia ada di rumah saat aku berangkat untuk fitting gaun?

Jasumin adalah kucing kesayanganku dulu sekali. Mungkin ia menemukan sosok diriku melalui kamu Rachel. Makanya Jasumin sampai mengikutimu ke alam ini. Entah bagaimana caranya bisa menemukanmu.

Hah?! Teori apa lagi ini? “Sudah berapa lama Jasumin hidup?” tanyaku penasaran.

Hahaha… Tidak perlu memikirkan usia Jasumin. Yang jelas Jasumin sangat menyayangimu. Dia meminta supaya aku memberikanmu sebuah kesempatan. Apa kamu bersedia menerima dan menanggung segala risikonya? Aku terkejut melihat wanita itu tertawa untuk pertama kalinya.

“Bagaimana dengan Jasumin? Ia akan ikut kembali bersamaku?” tanyaku.

Hanya ada 1 kesempatan dan Jasumin memberikan kesempatannya untukmu, nak.

“Hiks.. Terima kasih Jasumin, terima kasih Nyonya.” Aku pun jatuh tersungkur namun wanita itu buru-buru menangkap lenganku lalu memelukku. Aku merasakan hangatnya pelukan seorang Ibu. Ibu mungkin ada di salah satu rumah yang kulihat. Namun aku belum siap untuk bertemu dengannya. Aku berharap bertemu dengan Ibuku suatu saat bersama dengan Ayah kelak. Aku ingin Ibu bahagia bertemu denganku bukan dengan keadaanku yang sekarang.

Apakah kamu tidak ingin menyapa Ibumu?

“Tidak saat ini. Aku belum siap bertemu Ibu dengan kondisiku yang sekarang. Lebih tepatnya, aku masih ingin melihat wajah Ayah saja.”

Jika sangat merindukan seseorang, mungkin saja ada kenangan yang belum bisa kamu lepaskan. Perpisahan adalah karya terbaik dari semesta. Bukankah kehidupan kali ini jauh lebih baik dari sebelumnya?

“Benar. Namun, saya merindukan Ayah. Apalagi bersama Bastian, sebentar lagi kami akan melangsungkan pertunangan. Saya tidak bisa membayangkan betapa sedihnya mereka kehilangan saya.

Apakah kerinduan yang kamu rasakan itu cinta atau kebencian?

“Apa maksud perkataan Anda?” Aku bingung dengan maksud wanita itu.

Hanya dirimu yang bisa menilainya, sayang. Bila kamu sudah selesai memilih maka aku akan mewujudkan 40 hari kerinduanmu itu. Hadapilah takdir ini dan pilihlah hidup terbaik dari hadiah yang aku sediakan.

“Saya telah memilihnya. Lalu apa maksudnya 40 hari yang Anda katakan?”

Waktumu untuk berpamitan di dunia adalah 40 hari. Setelah itu kamu harus kembali di tempat kamu berada seharusnya. Kamarmu disini sudah tersedia Rachel jadi kamu harus pulang. Aku mengizinkanmu berpamitan kembali ke dunia hanya karena cinta Jasumin kepadamu begitu dalam dan tulus. Kamu beruntung, nak!

“Lalu apa konsekuensi yang harus saya terima?” tanyaku.

Wanita itu hanya tersenyum. Ia memelukku dan mengucapkan selamat tinggal. Ia berpesan supaya di kesempatan terakhir ini, aku bisa menemukan apa yang kucari. Jaga dirimu baik-baik, anakku, Rachel. Ia pun melambaikan tangan padaku dengan tersenyum. Aku juga meminta kesempatan terakhir untuk memeluk dan mencium Jasumin.

“Sekali lagi terima kasih Jasumin. Aku sayang kamu.”

Meow !

Sejujurnya, aku belum mengerti maksud perkataan wanita itu. Apa maksudnya aku harus memilih antara cinta atau kebencian? Tidak ada kebencian yang kurasakan selama aku hidup. Malah setelah merasakan kematian, aku merindukan untuk bersama-sama dengan keluarga dan teman-temanku. Wanita itu juga tidak menjelaskan konsekuensi apa yang kuterima karena melawan takdir ini. Namun, aku sudah bertekad untuk menerima semua keputusan semesta. Dengan aku diberi kesempatan untuk berpamitan saja, aku sudah sangat bersyukur. Meskipun suatu hari nanti aku harus pergi dari mereka. Setidaknya, aku sudah memberikan kenangan manis untuk mereka.

Anak kecil yang mengantarkan teko tadi menggandeng tanganku. Ia memberikan sebuah tanda berbentuk hati di telapak tanganku. Anak kecil itu mengantarku sampai di halaman sumber mata air itu berada lalu ia melambaikan tangannya kepadaku, mengucapkan selamat jalan. Aku berjalan sendiri hingga menuju ujung tempat itu. Disitu sudah ada sebuah gerbang besar menanti. Gerbang inilah yang akan membawaku kembali ke dunia. Setelah menarik dan menghembuskan napas untuk beberapa kali, aku pun melangkah maju. Seketika kabut putih tebal menyelimuti diriku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Dunia Tanpa Gadget
7845      2335     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Seharap
4413      1962     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Jelek? Siapa takut!
2109      1006     0     
Fantasy
"Gue sumpahin lo jatuh cinta sama cewek jelek, buruk rupa, sekaligus bodoh!" Sok polos, tukang bully, dan naif. Kalau ditanya emang ada cewek kayak gitu? Jawabannya ada! Aine namanya. Di anugerahi wajah yang terpahat hampir sempurna membuat tingkat kepercayaan diri gadis itu melampaui batas kesombongannya. Walau dikenal jomblo abadi di dunia nyata, tapi diam-diam Aine mempunyai seorang pac...
The Skylarked Fate
4097      1508     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
541      420     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
3702      1080     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
MAMPU
4154      1844     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...
DI ANTARA DOEA HATI
703      343     1     
Romance
Setelah peristiwa penembakan yang menewaskan Sang mantan kekasih, membuat Kanaya Larasati diliputi kecemasan. Bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. "Siapapun yang akan menjadi pasanganmu akan berakgir tragis," ucap seorang cenayang. Hal tersebut membuat sahabat kecilnya Reyhan, seorang perwira tinggi Angkatan Darat begitu mengkhawatirkannya. Dia berencana untuk menikahi gadis itu. Disaa...
Rembulan
645      342     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Gunay and His Broken Life
4551      1852     0     
Romance
Hidup Gunay adalah kakaknya. Kakaknya adalah hidup Gunay. Pemuda malang ini telah ditinggal ibunya sejak kecil yang membuatnya secara naluri menganggap kakaknya adalah pengganti sosok ibu baginya. Hidupnya begitu bergantung pada gadis itu. Mulai dari ia bangun tidur, hingga kembali lagi ke tempat tidur yang keluar dari mulutnya hanyalah "kakak, kakak, dan kakak" Sampai memberi makan ikan...