-Rara Gleriska.

"Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?"
-Rekal Dirmagja.

▪▪▪

Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang l...Read More >>"> Rekal Rara (48. Penyakit?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

"Lama banget lo!" kesal Rehan.

Dan tak ada jawaban dari Rekal. Ia hanya diam dan langsung duduk di bangku, berhadapan dengan Rehan.

"Biar apa lo pake baju, celana, masker, kacamata, dan topi serba item? Biar dikira keren gitu?" tanya Rehan yang lagi-lagi tidak di jawab oleh Rekal.

Rehan kembali menghela nafasnya, "Susah banget ya ngomong sama orang batu kayak lo. Pakaian lo yang kayak gini malah kayak prem-

"To the point."

"Fine. Gue to the point," ucap Rehan. "Jauhin Rara."

Rekal langsung terkejut tapi Ia tetap berusaha untuk cool.

"Maksud?"

Lagi-lagi Rehan kembali menghela napasnya karena saking menahan rasa kesalnya.

"Gue bilang jauhin Rara!" ucapnya dengan penuh penekanan.

"Biar apa?"

"Biar Rara nggak di sakitin sama fans-fans fanatik lo itu."

Rekal hanya tertawa remeh, "Gue bisa jagain Rara dari para fans-fans stres gue."

"Oh ya? Tapi apa lo nggak akan ninggalin dia? Lo janji bakal terus sama dia?" tanya Rehan.

Rekal terdiam, apakah Rehan sudah tahu penyakitnya sehingga Dia berkata seperti itu.

"See? Lo aja nggak bisa jawab, kan? Gimana lo mau jagain Rara kalau lo aja masih ragu buat bisa terus sama dia."

"Maksud lo apa ngomong kayak gitu?" tanya Rekal yang semakin dingin.

"Apa lagi? Gue cuman nggak mau orang yang gue sayang di sakitin lagi sama cowok modelan kayak lo. Lo itu keliatan banget bad boy nya, harusnya lo sadar kalau lo nggak pantes buat Rara yang good girl."

Rekal kembali terdiam. 

"Iya, gue sadar kalau gue nggak pantes sama Rara. Tapi, Rara adalah wanita pertama yang bisa buat gue merasakan apa itu cinta."

Rehan langsung tertawa remeh, "Cinta? Lo bilang cinta? Ya yang cinta mah elo, bukan Rara," jelas Rehan.

"Sadar, Kal. Rara itu nggak cinta sama lo," lanjut Rehan.

"Rara bukannya nggak cinta, tapi belum cinta. Ngerti lo?" kesal Rekal.

Rehan langsung melipat kedua tangannya di depan dada, "Terus kalau Rara udah cinta sama lo, mau lo apain? Lo pacarin?"

Rekal langsung terdiam. Di sisi lain memang itulah keinginannya jika Rara sudah mencintainya, namun di sisi lain ada satu masalah penyakitnya yang terus menghantuinya.

"Jawab! lo mau pacarin dia? Lo serius nggak sama dia? Kalau lo serius, gue ngalah deh dan biarin gue yang ngejauh dari Rara. Ya asalkan lo harus janji bakal terus jaga dia."

"Tapi kalau lo cuman main-main dan lo nggak bisa janji buat jaga dia, berarti jangan salahin gue kalau gue masih terus deket sama Rara," lanjut Rehan.

Rekal masih terdiam, dan tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya satu patah kata pun.

Rehan mencondongkan dirinya ke depan, "Jawab anj*ng, jangan bikin gue emosi. Ini lagi di cafe," bisik Rehan.

"Lo yang serius kalau ngomong. Gue butuh jawaban yang pasti, bangsat," ucap Rehan yang agak pelan.

Lama Rekal terdiam, dia memang diam tapi pikirannya sedang perang. Ia sangat bingung saat ini, apakah dia harus merelakan Rara kepada lelaki lain atau Ia harus berjuang selamanya untuk Rara walaupun terlihat mustahil.

"Lo budeg?" tanya Rehan yang kesabarannya akan habis.

Dan akhirnya Rekal buka suara.

"Han," panggilnya.

"Hm?"

Rekal sedikit agak mendekat, "Gue mau kasih tau sesuatu ke lo, tapi tolong jangan kasih tau Rara dulu."

"Kasih tau apaan?" tanya Rehan.

Rekal pun mulai menceritakan semuanya.

"Jadi, sebenarnya gue punya kanker otak, Han. Gue nggak tau hidup gue bakal berapa lama lagi. Tapi sumpah gue bener-bener sayang banget sama Rara dari awal gue ketemu sama dia. Dan jujur gue nggak rela kalau Rara harus jatuh kepangkuan lo, cuman keadaan gue saat ini sangat nggak memungkinkan untuk terus bersama dengan Rara selamanya," ucap Rekal panjang lebar.

Demi apa pun Rehan sangat terkejut dengan kenyataan ini. Bagaimana perasaan Rara jika tahu keadaan Rekal sekarang seperti ini?

"Kal, lo nggak bohong, kan?" tanya Rehan yang memastikan.

"Gue serius. Dan gue mau minta tolong sama lo, boleh?"

Rehan mengangguk mantap, "Boleh, apa?"

"Tolong jaga Rara kalau gue udah nggak ada lagi di dunia."

Rehan sangat tidak suka saat Rekal berbicara seperti itu.

"Lo ngomong apaan, sih?" tanya Rehan yang agak meninggikan suaranya.

Dan seluruh pengunjung cafe langsung menoleh ke arah Rehan. Dan Rehan hanya bisa menahan malu.

"Lo ngomong apaan, sih? Ngapain ngomong kayak gitu, hah?" tanya Rehan yang sekarang sudah mengecilkan suaranya.

"Kali aja hidup gue cuman sebentar, kan ada lo yang udah tau semuanya. Makanya gue minta tolong buat jaga Rara kalau gue udah nggak ada di dunia. Gue bener-bener sayang sama dia, tulus."

Rehan menghela napasnya, "Tanpa diminta juga gue bakal jagain Dia kali. Cuman bukan keadaan ini yang gue mau."

Rekal tertawa hambar, "Kalau udah takdir kita bisa apa? Gue mau sama Rara, tapi kayaknya takdir nggak mengizinkan kita berdua untuk bersama."

"Belum terlambat kan, Kal? Lo masih bisa sembuhin penyakit lo, kan?"

Rekal hanya menaikkan bahunya tanda tak tahu.

"Gue udah capek. Mungkin udah saatnya gue nyerah untuk hidup. Sebenarnya motivasi gue untuk tetap hidup cuman Rara, tapi semenjak gue makin capek sama penyakit gue, gue udah kehilangan motivasi hidup gue."

"Lo gila? Banyak orang yang mati tapi pengen hidup lagi, Kal."

Rekal mengangguk, "Iya tau, tapi enggak untuk gue."

"Gue mohon sama lo, Han. Gue mau sama Rara dulu untuk menghabiskan sisa waktu hidup gue, jangan di ganggu dulu ya, Han. Nanti kan kalau gue udah nggak ada, lo bisa ambil Rara dan bahagiain Dia," ucap Rekal dengan dada yang begitu sesak saat mengucapkan kalimat yang terakhir.

Rehan menggeleng, "Lo harus tetep hidup, Kal. Walaupun gue memang sayang dan cinta sama Rara. Tapi, bukan gue yang Dia mau."

"Ya berjuang lah, jangan nyerah!"

Rehan hanya bisa diam dan tak menanggapi. Dan tak lama dari itu, ada notif di hp Rekal dan ternyata itu adalah pesan dari Sang bidadarinya.

Dan Rekal pun mulai siap-siap untuk pergi dari cafe tersebut.

"Gue cabut dulu. Pembicaraan kita sampai sini aja, dan gue mohon tolong jangan kasih tahu siapa siapa soal penyakit gue, terutama Rara."

Rehan mengangguk, "Iya. Emang lo mau kemana?"

"Rara minta jemput di toko baju. "

Rehan hanya mengangguk, "Oke, hati-hati."

Dan Rekal pun mengangguk. Saat Rekal sudah berdiri, Ia melupakan sesuatu. Seharusnya ada yang Ia berikan kepada Rara, namun Ia merasa kalau lebih baik di berikan saja kepada Rehan.

Rekal langsung merogoh saku celananya untuk mengambil sesuatu.

"Oh iya, Han. Ini!" ucap Rekal yang sembari menyerahkan sebuah amplop putih.

"Apaan nih? duit?"

Rekal menggeleng, "Jangan di buka! Itu buat Rara sebenarnya, cuman gue ragu bisa kasih itu ke dia. Makanya gue titip aja ke lo. Entar kasih ke Rara ya!"

Rekal mulai melangkah tapi langkahnya terhenti saat Rehan berdiri dan bertanya, "Kapan gue kasih ke Rara nya?"

Rekal menoleh ke belakang, "Nanti, pas gue udah nggak ada."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Diary
592      388     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
Perfect Love INTROVERT
9444      1732     2     
Fan Fiction
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
SERENA (Terbit)
16576      2826     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Oh, My Psychopaths CEO!
485      348     2     
Romance
Maukah kau bersama seorang pembunuh gila sepertiku?
My Teaser Devil Prince
5564      1337     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Hei, Mr. Cold!
265      219     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Romance is the Hook
2911      1150     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
The Reason
9158      1681     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
From Ace Heart Soul
542      318     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.