Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

Disisi lain, Rekal dan Rara sedang menyantap ice cream.

"Ra," panggilnya. Dan Rara pun berdeham saja.

"Udah cinta sama Ekal berapa persen?" tanya Rekal iseng.

Rara langsung menoleh ke arah Rekal, "Karena udah di beliin ice cream, rasa cintanya jadi 90%. Tapi, kalau Ekal nyebelin cintanya jadi berkurang 90%"

Rekal langsung terkejut, "Kosong dong?" Dan Rara pun langsung tertawa.

"Bercanda."

"Yeuh, dasar!" balas Rekal. "Kalau nanti nggak sama Ekal lagi, Ara sama siapa?"

"Sama bunda."

Ada sedikit perasaan tak enak saat mendapat pertanyaan tersebut dari Rekal.

"Nggak salah sih. Maksud Ekal, cowok. Kalau nggak ada Ekal lagi, nanti cowoknya Ara siapa?"

Rara hanya menaikkan kedua bahunya. Entah kenapa Rara mulai tidak mood dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Rekal.

"Kalau sama Rehan aja, gimana?" tanya Rekal hati-hati.

Rara langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang menyantap ice cream nya.

"Maksudnya? Ekal mau nyerah dan kasih Ara ke Rehan, gitu?" tanya Rara.

"H-hah? E-enggak, kan maksudnya Ekal cuman ngetes doang."

"Ngetes buat apaan, sih?"

Rekal langsung menggeleng, takut Rara mulai tak nyaman dengan pertanyaannya.

"O-oh enggak, nggak jadi."

"Ish, nyebelin." balas Rara yang langsung kembali menyantap ice creamnya.

~~~

"Ada yang mau di beli lagi nggak?" tanya Rekal.

Rara menghela nafasnya, "Ihhh.. emangnya siapa yang minta beliin buku, sih? Ini banyak banget novelnya loh, Kal."

Rekal langsung menatap belanjaan yang Ia bawa, "Ya nggak apa-apa. Kan Ara suka novel kan?"

"Iya, Ara emang suka novel. Tapi kan Ara nggak minta beliin, Ara bakal beli novelnya kalau ada uangnya."

"Siapa yang bilang kalau Ara yang minta? Ini inisiatif Ekal sendiri buat beli novel. Itung-itung buat kenangan, Ra," ucapnya sembari tersenyum.

Rara langsung merasa tak enak, "Ya tapi kan Ara jadi nggak enak, lagian beli novel nya banyak banget. Mana mahal-mahal lagi, nggak ngotak, dih."

Rekal terkekeh, "Nggak apa-apa Ara cantik. Yang penting Ekal bisa liat Ara senang karena punya novel yang Ara mau dari dulu."

Rara terdiam. Ia bingung harus senang, sedih atau marah karena perlakuan dari Rekal.

"T-terima kasih," ucap Rara tulus.

Rekal tersenyum, "Sama-sama cantiknya Ekal."

Blush

Rara langsung membuang muka ke arah samping sambil mengatakan, "Dih."

Dan Rekal hanya terkekeh.

Mereka berdua pun berjalan entah mau kemana lagi.

"Oh iya, Ra. Ara suka banget ya sama novel?" tanya Rekal sembari menenteng paper bag yang isinya buku novel.

Rara mengangguk dengan antusias, "IYA, SUKAAAA BANGETT."

"Udah ah, ayok pulang!" ajak Rara dan langsung di angguki oleh Rekal.

~~~

Motor Rekal pun sudah sampai di kediaman Rara.

"Makasih banyak ya Ekallll," ucapnya sambil tersenyum.

"Sama-sama bidadarinya Ekalll."

Rara pun langsung memberikan helm nya kepada Rekal.

"Oh iya, nggak mau mampir dulu?" tanya Rara.

Rekal pun menolak, "Nggak deh, udah malem."

"Nanti di marahin papah." lanjutnya dalam hati.

Rara pun hanya bisa menghela nafas.

"Ya udah deh, hati-hati ya!" ucap Rara sembari menepuk pundak Rekal.

Rekal pun langsung terkejut, "ADUHH."

Rara terkejut, "Kenapa? Sakit ya? Perasaan cuman nepuk doang."

"Bukan sakit, Ra. Tapi, salting. Aduhhh, hatiku cenat-cenut, Ra." ucap Rekal yang sok dramatis.

Dan Rara pun hanya terkekeh geli karena tingkah laku Rekal.

"Au ah, lebay! Udah sana pulang!"

Rekal langsung mengerucutkan bibirnya, "Baru juga seneng."

Rara kembali terkekeh, "Udah sana pulang, keburu kemaleman."

"Emang udah kemaleman."

"Ya terus mau nginep gitu?" tanya Rara iseng.

Rekal berpura-pura berpikir, "Kalau di izinin, boleh sih." ucapnya sembari tertawa.

Dan Rara pun langsung tertawa, "Ada-ada aja. Ya nggak bakal di bolehin lah."

"Iya-iya, bercanda doang kok," ucap Rekal. "Ya udah, Ekal pulang dulu, ya. Salam buat bunda."

"Iya. Hati-hati!"

"Siap bidadarikuuu..."

Rara pun terkekeh dan Rekal pun langsung melajukan motornya pergi dari rumah Rara.

Setelah itu, Rara langsung masuk ke dalam rumahnya. Tak lupa Ia mengunci gerbangnya.

"Bunda udah tidur kali, ya?" ucapnya sendiri.

Rara pun membuka pintunya dengan kunci cadangan yang Ia bawa.

Dan betapa terkejutnya Ia saat melihat Bundanya yang tertidur di sofa.

"Loh, bunda?"

Rara langsung mendekati bundanya yang sedang tertidur pulas di sofa.

"Kok bunda tidur di sini, ya? Harusnya di kamar aja."

Mau tak mau, Rara pun harus membangunkan bundanya agar pindah ke dalam kamar.

"Bun.. bunda.. bunda cantikk.. bangun yuk! pindah ke kamar aja tidur nya," ucap Rara yang membangunkan bundanya dengan sangat lembut.

Bundanya pun terbangun dari tidurnya, "Eh.. kamu udah pulang, nak?"

"Iya bun.. baru sampe."

"Rekal nya mana? Udah pulang?" tanya Bundanya yang terlihat mengantuk.

Rara mengangguk, "Udah. Dia tadi titip salam buat Bunda."

Bunda pun mengangguk, "Ya udah, bunda pindah ke kamar."

Rara pun berjalan di samping bundanya.

"Bunda kok tidur di sofa? Kan bunda bisa tidur di kamar, lagian Rara kan bawa kunci."

"Bunda pengen mastiin kamu udah pulang apa belum."

Rara tersenyum, "Aaaa sayang banget deh sama bunda." ucapnya sembari memeluk bundanya dari samping.

"Iya nak, iya.." balas bundanya sembari ikut tersenyum. "Eh, kamu beli apa, nak? Kok banyak banget ya keliatannya.

"Oh. Ini Rekal yang beliin padahal Rara nggak minta loh Bunda," ucap Rara sembari menunjukkan paper bag gramedia.

"Apa itu? novel ya?" tanya Bundanya yang langsung di angguki oleh Rara.

"Oh iya bunda. Rekal juga beliin bunda sesuatu, nih."

"Wahh, apa ini?" tanya Bundanya.

"Baju sama kerudung. Kan Bunda suka ikut pengajian, jadi Rekal beliin itu buat bunda. Biar makin cantik katanya."

Bundanya pun terharu, "Ya ampun. Nanti bilang terima kasih ya sama Rekal."

"Udah kok bunda."

"Ya udah, ayok tidur! udah malam."

Rara pun mengangguk, "Iya bunda, tapi Rara mau beresin novel dulu baru tidur."

Bunda pun tersenyum dan mengangguk, "Ya udah, jangan kemaleman ya nak, ya!"

"Siapp bundaku yang cantikkk."

Bunda hanya membalasnya dengan senyuman dan langsung pergi menuju kamarnya.

Dan di sisi lain, ada Rara yang masuk ke dalam kamar dan mengeluarkan novel-novel yang baru saja di beli oleh Rekal.

"Wahhh, gilaa banyak bangett," ucap Rara yang memandangi novel yang sengaja Ia serakan di atas kasurnya.

"Sumpah, Rekal baik banget, jadi pengen cinta lebih dalam lagi."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebelas Desember
5037      1428     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Kisah Kemarin
7549      1755     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Akhi Idaman
1235      767     1     
Short Story
mencintai dengan mendoakan dan terus memantaskan diri adalah cara terbaik untuk menjadi akhi idaman.
How Precious You're in My Life
14321      2569     2     
Romance
[Based on true story Author 6 tahun] "Ini bukanlah kisah cinta remaja pada umumnya." - Bu Ratu, guru BK. "Gak pernah nemuin yang kayak gini." -Friends. "Gua gak ngerti kenapa lu kayak gini sama gua." -Him. "I don't even know how can I be like this cause I don't care at all. Just run it such the God's plan." -Me.
LAST MEMORIES FOR YOU ARAY
590      433     5     
Short Story
Seorang cewe yang mencintai seorang cowo modus,php, dan banyak gebetannya. Sejak 2 tahun Dita menyukai Aray, tapi Aray hanya menganggapnya teman. Hingga suatu hari di hari ulang tahun Aray ia mengungkapkan perasaan yang selama ini bernama cinta, yang tak pernah ia sadari. Tapi semua sudah terlambat dihari ulang tahunnya juga hari dimana kepergian Dita untuk selama-lamanya.
Communicare
12334      1746     6     
Romance
Menceritakan 7 gadis yang sudah bersahabat hampir lebih dari 10 tahun, dan sekarang mereka dipersatukan kembali di kampus yang sama setelah 6 tahun mereka bersekolah ditempat yang berbeda-beda. Karena kebetulan mereka akan kuliah di kampus yang sama, maka mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Seperti yang pernah mereka inginkan dulu saat masih duduk di sekolah dasar. Permasalahan-permasalah...
Melting Point
5912      1282     3     
Romance
Archer Aldebaran, contoh pacar ideal di sekolahnya walaupun sebenarnya Archer tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Sikapnya yang ramah membuat hampir seluruh siswi di sekolahnya pernah disapa atau mendapat godaan iseng Archer. Sementara Melody Queenie yang baru memasuki jenjang pendidikan SMA termasuk sebagian kecil yang tidak suka dengan Archer. Hal itu disebabkan oleh hal ...
Kala Senja
35793      4985     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...
Cecilia
499      274     3     
Short Story
Di balik wajah kaku lelaki yang jarang tersenyum itu ada nama gadis cantik bersarang dalam hatinya. Judith tidak pernah menyukai gadis separah ini, Cecilia yang pertama. Sayangnya, Cecilia nampak terlalu sulit digapai. Suatu hari, Cecilia bak menghilang. Meninggalkan Judith dengan kegundahan dan kebingungannya. Judith tak tahu bahwa Cecilia ternyata punya seribu satu rahasia.
Soulless...
5507      1285     7     
Romance
Apa cintamu datang di saat yang tepat? Pada orang yang tepat? Aku masih sangat, sangat muda waktu aku mengenal yang namanya cinta. Aku masih lembaran kertas putih, Seragamku masih putih abu-abu, dan perlahan, hatiku yang mulanya berwarna putih itu kini juga berubah menjadi abu-abu. Penuh ketidakpastian, penuh pertanyaan tanpa jawaban, keraguan, membuatku berundi pada permainan jetcoaster, ...