Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

Dan sekarang Rekal sudah berada di dalam rumah Rara.

"Diminum dulu nih," ucap Bunda Rara.

Rekal tersenyum, "Oh iya bunda, terima kasih."

"Aduh, maaf ya kamu jadi harus nunggu Rara dandan."

"Oh gak apa-apa kok, bunda."

Lumayan lama Rekal menunggu bidadarinya berdandan. Sampai akhirnya, Rara turun dari tangga. Betapa terkejutnya Ia saat melihat Rara yang memakai baju dengan warna yang sama dengannya.

"Ra?" kaget Rekal.

Rara yang baru turun pun langsung melihat Rekal dan ikut terkejut. Dan spontan Ia melihat bajunya sendiri seperti orang yang kebingungan, kenapa warnanya bisa samaan? padahal mereka tidak janjian untuk mengenakan pakaian dengan warna yang sama.

"Widih.. warna bajunya samaan, nih?" ucap Bunda Rara.

Rekal dan Rara sama-sama terkejut saat Bunda Rara tiba-tiba muncul kembali.

"Janjian ya?" tanya bunda

Rekal dan Rara sama-sama menggeleng, "Enggak kok, Bunda."

"Terus kenapa samaan?"

"Kebetulan," ucap mereka secara bersamaan.

Bundanya langsung senyam-senyum sendiri.

"Owh, kebetulan nih ceritanya? Atau mungkin jodoh kali, ya?" canda Bunda.

Rekal dan Rara hanya bisa tertawa canggung.

"Andai beneran jodoh, bun," batin Rekal.

Rekal masih terdiam. Tapi, sedetik kemudian, Rara langsung berpamitan kepada Bundanya.

"Ya udah bun, Rara sama Rekal pergi dulu, ya!" pamitnya.

"Owh, iya-iya. Hati-hati ya nak."

Rekal dan Rara pun salim kepada bunda. Dan mereka pun keluar dari rumah Rara.

"Sini, Ekal aja yang pasangin helm nya," ucap Rekal sembari memasangkan helm ke kepala Rara.

Tidak ada penolakan dari Rara. Sekarang, Rara sudah perlahan mulai membuka hatinya untuk Rekal.

"Makasih," ucap Rara sambil tersenyum manis.

Rekal terdiam. Dan Rara langsung bingung dengan sikap Rekal.

"Kenapa? Ada yang salah, ya?"

Rekal menggeleng pelan. Ia terdiam karena terpesona dengan senyuman manis dari Rara yang jarang sekali terlihat.

"Terus kenapa tiba-tiba diem dan ngeliatin Ara kayak gitu?" tanya Rara.

"Ekal cuman terpesona dengan senyuman manis Rara barusan. Sumpah ya, manis banget senyuman Ara tuh."

Blush

Rara bingung dengan dirinya sendiri. Ia merasa kalau pipinya panas saat Rekal memuji senyumannya. Dan perutnya seperti ada kupu-kupu.

"A-apaan sih? Udah ah, ayok jalan!" ucapnya yang langsung naik ke jok motor Rekal.

"Kenapa? salting ya?" ledek Rekal.

Rara langsung membolakan matanya, "Hah? ENGGAK! S-siapa yang salting coba?"

Rekal hanya terkekeh pelan dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

...

Di tempat lain sudah ada Hana dan Rehan yang sedang duduk berdua. Mereka berdua sedang berada di cafe.

"Kenapa lo tiba-tiba telepon gue buat dateng kesini, Han?" tanya Rehan kepada Hana.

Hana pun membalasnya dengan tersenyum.

"Pesen makanan atau minuman dulu. Nanti baru gue jelasin."

Rehan pun mengangguk, "Oke"

Dan akhirnya Rehan pun memesan minuman.

"Ada masalah?" tanya Rehan to the point.

Hana mengangguk tapi dia menjawab "Enggak"

"Hah? Gimana? Gimana?" heran Rehan. "Lo bilang enggak, tapi lo ngangguk. Gimana sih?"

Belum Hana menjawab, pelayan cafe membawa minuman yang dipesan oleh Rehan.

"Terima kasih," ucap Rehan.

Rehan pun kembali fokus kepada Hana, "Ayok, lanjut! Tadi mau ngomong apa?"

"Gue mau jujur, Han."

Rehan langsung melepas sedotan yang baru saja ada di mulutnya.

"Jujur soal apa?" tanya Rehan.

Lama Hana terdiam. Ia bingung dan ada rasa gengsi di dalam dirinya untuk berbicara jujur.

"Han? Lo mau ngomong apa?" tanya Rehan sekali lagi. "To the point aja, deh."

Hana pun langsung memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Rehan, sebenernya gue suka sama lo. Suka dalam artian lebih dari teman."

Rehan kembali memasang wajah yang sulit untuk di artikan.

"Ini gue serius dan gak bercanda. Udah lama gue mau confess ke lo, sampai akhirnya gue berani confess ke lo pada malam itu. Tapi sayangnya, lo malah anggap gue bercanda." jelas Hana.

"Seharusnya bukan cewek yang confess duluan. Tapi, gue cuman mau hati gue lega aja. Gue capek pendem semuanya, jadi, gue beranikan diri untuk confess langsung ke lo. Karena, ini hari terakhir kita bertemu." ucap Hana yang langsung membuat Rehan terkejut.

"Hah? Maksud lo?"

Hana tersenyum paksa, "Gue mau pindah ke Jerman, Han. Ikut bokap."

"Kerja?" tanya Rehan yang berusaha untuk berpikir positif.

Hana menggeleng.

"Bukan sekedar kerja. Tapi, memang akan tinggal di sana karena orang tua gue cerai. Dan gue memilih untuk ikut bokap. Biar abang gue yang ikut nyokap ke paris," ucapnya sembari menahan air mata.

Rehan langsung memegang tangan kanan Hana diatas meja, "Sorry"

"It's okay. I'm fine, maybe."

"Jadi, lo confess ke gue biar hati lo lega, gitu?" tanya Rehan.

"Iya. Lo gak perlu jawab karena gue udah tau jawabannya. Gue tau lo gak akan terima gue karena lo sukanya sama Rara, kan?"

Rehan mengangguk, "Iya, itu bener. Gue cuman anggap lo sebagai adek gue. Maaf ya, Han."

"Nggak apa-apa. Yang penting hati gue lega karena udah ngomong jujur ke lo. Tapi, setelah ini, kita masih bisa tetap temenan, kan?"

Rehan mengangguk mantap, "Teman sekaligus adek."

Hana tersenyum lega.

Setelah ini mereka berdua pun langsung canggung.

"Oh iya, kalau boleh tau. Ortu lo cerai karena apa?" tanya Rehan dengan hati-hati.

Hana menghela napasnya dengan kasar.

"Ortu gue cerai karena mereka udah ngerasa gak cocok lagi. Mereka sering berantem cuman karena hal-hal kecil. Dan gue baru tau kalau mereka berdua sama-sama selingkuh sama temen kantor mereka masing-masing." jelas Hana.

Rehan pun mengangguk.

"Terus, kenapa lo pilih buat ikut bokap lo?" tanya Rehan.

"Abang yang minta. Soalnya abang itu deketnya sama mamih gue. Tapi, kalau gue sebenarnya deket sama dua-dua nya, cuman gue mau jaga papih gue aja." jelasnya.

"Sorry, Han. Gue gak tau kalau lo punya masalah di dalam keluarga lo." ucap Rehan.

"Nggak apa-apa."

Mereka kembali terdiam sampai akhirnya Rehan yang kembali membuka pembicaraan.

"Oh iya, Han. Gue saranin kalau lo jaga Rara dari Mila," ucap Hana memperingati.

"Mila? Siapa Mila?"

Hana mendengus, "Mila, Si Charmila yang anak IPS. Duta cewek tercentil di sekolah, masa lo gak tau?"

"OHHH SI CENTIL."

"Inget?"

Rehan pun mengangguk, "Kenapa emang? Takut Rara nya ketularan centil atau gimana?"

"Ih bukan. Tapi, Si Mila ini gak suka sama Rara karena Rara deket sama Rekal. Jadi, Dia selalu ada rencana jahat buat celakain Rara atau buat Rara ngejauh dari Rekal."

Rehan menganga, "Gila tuh orang."

"Ya memang udah gila. Dia udah terlalu obsesi sama Rekal, bahkan waktu itu gue di ajakin buat ikut celakain Rara. Ya emang gue itu awalnya cemburu kalau lo deket sama Rara, cuman gue pikir-pikir lagi kalau lo berhak bahagia tanpa gue. Jadi, gue tolak ajakan Dia buat celakain Rara."

"Emangnya mau celakain Rara kayak gimana?"

Hana menggeleng tak tahu, "Gue gak tau rencana mereka apa, soalnya kan gue nggak terima ajakan mereka. Yang terima ajakan mereka itu Rere, temen deketnya Rekal."

"Uhuk"

Rehan yang sedang menyeruput minumannya pun langsung terbatuk.

"Seriusan lo?"

Hana mengangguk mantap, "Iya, Rere. Soalnya pas gue mau ketemu mereka untuk kasih jawaban gue yang nerima ajakan mereka atau enggak, nah disitu ada Rere yang lagi di ajak ngobrol sama mereka. Dan gak sengaja gue denger kalau Rere mau untuk ikut rencana mereka."

Rehan terdiam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rindu
386      280     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.
RINAI
405      297     0     
Short Story
Tentang Sam dan gadis dengan kilatan mata coklat di halte bus.
REGAN
8957      2784     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Shut Up, I'm a Princess
819      521     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Untuk Reina
24635      3711     30     
Romance
Reina Fillosa dicap sebagai pembawa sial atas kematian orang-orang terdekatnya. Kejadian tak sengaja di toilet sekolah mempertemukan Reina dengan Riga. Seseorang yang meyakinkan Reina bahwa gadis itu bukan pembawa sial. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada Riga?
Until The Last Second Before Your Death
456      326     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Snow
2952      989     3     
Romance
Kenangan itu tidak akan pernah terlupakan
Renata Keyla
6287      1392     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
PUBER
2035      851     1     
Romance
Putri, murid pindahan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Kisah cinta dan kehidupan remaja yang baru memasuki jiwa gadis polos itu. Pertemanan, Perasaan yang bercampur aduk dalam hal cinta, serba - serbi kehidupan dan pilihan hatinya yang baru dituliskan dalam pengalaman barunya. Pengalaman yang akan membekas dan menjadikan pelajaran berharga untuknya. "Sejak lahir kita semua sudah punya ras...
Annyeong Jimin
28469      3742     27     
Fan Fiction
Aku menyukaimu Jimin, bukan Jungkook... Bisakah kita bersama... Bisakah kau tinggal lebih lama... Bagaimana nanti jika kau pergi? Jimin...Pikirkan aku. cerita tentang rahasia cinta dan rahasia kehidupan seorang Jimin Annyeong Jimin and Good Bye Jimin