-Rara Gleriska.

"Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?"
-Rekal Dirmagja.

▪▪▪

Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang l...Read More >>"> Rekal Rara (44. Mencintai tak harus memiliki) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

"Bang Rekal abis dari mana?" tanya Reva yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Rekal.

Rekal yang sedari tadi sedang memperhatikan obat di tangannya pun langsung terkejut.

"Reva? Kenapa kamu gak ketuk pintu dulu, sih?" tanya Rekal yang agak risih.

Reva pun cengengesan, "Maaf bang... Reva mau cepet-cepet menghindar dari mamah, makanya langsung masuk ke kamar abang tanpa ketuk dulu."

Rekal pun mengangguk dan langsung melempar obatnya ke bawah kolong tempat tidur dengan gerakan yang cepat sembari berbicara dengan Reva agar Reva tidak curiga.

"Owh gitu. Emang mamah kamu itu kenapa lagi?"

Reva mendengus, "Aku di suruh ikut pergi arisan nanti malam sama mamah. Ya aku nggak mau lah, males, banyak ibu-ibu rempong yang memamerkan kekayaan mereka."

"Bener tuh, padahal yang kaya kan suaminya, merekanya mah cuman kecipratan aja," ucapnya sembari tertawa hambar.

Reva terdiam. Ia berpikir kalau mamah nya juga termasuk.

"Mamah aku juga kayak gitu ya, bang?"

"Menurut kamu?" ucap Rekal yang bertanya balik, "Tanpa perlu abang jawab, kamu pasti udah tau jawabannya, kan?"

Diam. Reva mendadak diam. Dan pada akhirnya, Reva berjalan mendekati Rekal.

"Abang"

Rekal hanya menaikkan kedua alisnya sembari memegang ponsel.

"Reva minta maaf karena kelakuan mamah yang jahat banget sama keluarga ini. Jujur, Reva juga kaget setelah tau ini semua sendiri. Reva ngerasa bersalah sama abang, karena mau bagaimana pun, Reva ini anak kandung mamah Reva yang abang benci." ucap Reva panjang lebar.

Rekal yang mendengar permintaan dari Reva pun terkejut.

"Hey.. kenapa Reva yang minta maaf? Kan Reva nggak salah, yang salah itu mamah kamu, bukan kamu, Reva." jelas Rekal.

Reva menunduk malu sembari memainkan jari-jari nya.

"Justru itu. Karena Dia mamah Reva, makanya Reva minta maaf sama abang. Bahkan kayaknya nggak cukup kalau belum minta maaf sama Almh. mamah Abang."

Rekal menghela napasnya, "Denger ya Reva! Kamu itu nggak salah, kamu nggak pernah salah disini. Yang salah adalah papah abang dan mamah kamu. Jadi, kamu nggak perlu minta maaf dengan kesalahan yang di perbuat sama mamah kamu."

"Tapi bang, karena mamah Reva, abang sama papah gak pernah akur. Mamah Reva selalu menghasut papah supaya benci dan tambah nggak suka sama abang. Dan aku tuh malu banget bang. Aku nggak bisa berbuat apa-apa supaya hubungan abang dan papah baik-baik aja."

"Sebenernya sih tanpa di hasut mamah kamu juga papah udah nggak suka sama abang. Secara kan abang adalah penyebab mamah kandung abang meninggal saat melahirkan abang."

Reva menggeleng, "Abang gak salah. Harus berapa kali sih aku bilang kalau abang gak salah? Itu udah takdir, bang. Dan lagi pula sikap papah yang membenci abang nggak akan ada gunanya, karena itu gak akan bisa ngebuat mamah kandung abang hidup lagi."

Rekal mengangguk. Jujur, berat sekali jika harus mengungkit soal kematian mamahnya.

"Iya, kamu benar. Tapi, apakah papah berpikiran sama kayak kamu? Enggak, kan? So, nggak ada gunanya kamu ngomong itu ke abang. Kalau kamu berani, silakan sampaikan itu langsung ke papah."

"Itu masalahnya. Reva belum ada keberanian yang penuh untuk ngomong kayak gitu ke papah. Karena, di mana-mana selalu ada mamah di samping papah. Aku gak bisa ngomong berdua doang sama papah," ucap Reva.

"Dan lagi pula, Reva nggak deket sama papah. Jadi susah buat ngomong," lanjutnya.

"Ya udah, gak usah ngomong. Lagian gak ada gunanya kamu ngomong kayak gitu ke papah."

"Iya sih," ucap Reva yang mendengus.

Mereka kembali terdiam. Rekal yang sibuk dengan ponselnya sedangkan Reva yang sibuk dengan isi pikirannya.

 Sampai akhirnya, Reva menatap Rekal yang terlihat berbeda.

"Kok abang hari ini kayaknya pucat banget?" tanya Reva.

Rekal yang di tanya seperti itu pun langsung terkejut dan berusaha untuk menetralkan jantungnya.

"H-hah? abang nggak apa-apa, kok."

Reva kembali melihat Rekal dengan seksama, "Tapi, kayaknya muka abang gak mendefinisikan baik-baik aja, sih."

"Ah cuman kecapekan, lagian abang mau istirahat nih, kamu malah masuk."

Reva langsung terkejut, "Hah? Reva ganggu dong? maafin Reva deh."

"Hmm"

"Ya udah, Reva ke kamar dulu. Kalau ada apa-apa, telepon Reva aja ya, bang." Setelah itu Reva pun langsung pergi dari kamar Rekal.

Rekal langsung beranjak dari kasur dan mengunci pintu kamarnya. Dan Ia langsung mengambil obat yang tadi Ia lempar ke bawah kolong kasur.

Lama Ia menatap obat itu.

"Gue minum obat atau enggak usah ya?" ucapnya bermonolog.

Rekal langsung memutar memori saat dokter itu berbincang dengannya.

"Penyakit kamu ini sebenarnya bisa saja sembuh. Asalkan papah kamu tidak melakukan hal yang sama lagi berulang kali."

Rekal langsung tertawa hambar, "Nggak ada gunanya gue hidup. Papah memang menginginkan gue mati, kan? Jadi, kenapa gue harus tetap hidup?"

Tapi, Rekal kembali ingat dengan Rara. Wanita yang sudah Ia jadikan sebagai rumahnya.

"Tapi, Rara gimana? Apa Rara bisa hidup tanpa gue?" ucapnya. "Ah, pasti bisa. Gue kan bukan siapa-siapanya."

Rekal sedang menghadapi masalah yang kelihatannya sangat rumit.

...

"Pokoknya gara-gara lo! Inget ya, gue gak mau lagi ngikutin rencana busuk lo itu." ucap Rere kepada seseorang yang berada di depannya.

"Why? cuman baru digituin aja udah nyerah." ucap wanita yang bernama Charmila.

Ya, sekarang sudah ada Rere, Mila dan Zia di sebuah cafe.

"Heh! awalnya gue ngikutin rencana busuk lo itu karena gue iri dengan kedekatan antara Rekal dan Rara. Tapi, setelah kejadian tadi pas di sekolah, gue langsung sadar kalau Rekal udah cinta mati sama Rara," ucap Rere.

"Dia masih aja mau ngejar Rara, padahal Rara itu udah mati rasa. Dan gue sadar kalau apa yang gue lakuin itu salah. Awalnya gue rasa ini jalan yang benar supaya gue dan Rekal bisa deket lagi kayak dulu. Tapi ternyata salah, gue akan berusaha untuk merelakan Rekal dengan orang yang dia cintai," lanjut Rere.

Mila langsung mengepalkan tangannya di bawah meja, "Gampang banget nyerah sih lo?"

"Bukan nyerah. Tapi, gue belajar ikhlas. Buat apa gue berusaha untuk dapetin Rekal, kalau Rekal aja suka sama wanita lain."

"Mencintai itu gak harus memiliki," lanjutnya.

"Gak usah sok-sok an ikhlas deh lo," ucap Zia.

"Heh tapal kuda! gue tau nih, kalian berdua sengaja ya bikin gue seolah-olah buruk di mata Rekal, supaya saingan kalian cuman Rara. Dan gue tau nih, kayaknya lo, Mil, suka ya sama Rekal?"

Mila langsung terdiam. Dan Rere menatap Mila tak percaya.

"Gila. Lo beneran suka sama Rekal?" ucap Rere yang tak percaya. "Jadi, lo sengaja jadiin gue sebagai kambing hitam? Biar gue keliatan buruk dan salah di mata Rekal, gitu?"

Rere sudah mulai naik pitam, "GILA LO BERDUA! GUE PIKIR, KALIAN MEMANG MAU BANTUIN GUE KARENA TULUS, TAPI TERNYATA ADA MAKSUD LAIN, YA?"

Mila dan Zia saling menatap. Mereka bingung harus jawab apa.

"Inget ya! gue memang awalnya ikutin rencana lo, tapi, sekarang nggak akan! Gue nyesel udah ikut rencana jahat kalian," ucap Rere.

"Dan inget ya! Kalau sampai lo ada niat jahat sama Rekal ataupun Rara lagi, gue nggak akan segan-segan buat bongkar kebusukan kalian berdua ke satu sekolah, PAHAM?!" lanjutnya.

Mila dan Zia langsung mengangguk pelan. Dan Rere pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gila, Rere galak juga," ucap Zia.

Zia pun langsung menatap Mila, "Lo kenapa?"

"Bener juga apa kata Rere, mencintai itu gak harus memiliki."

Zia pun terdiam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Diary
592      388     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
Perfect Love INTROVERT
9444      1732     2     
Fan Fiction
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
SERENA (Terbit)
16576      2826     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Oh, My Psychopaths CEO!
485      348     2     
Romance
Maukah kau bersama seorang pembunuh gila sepertiku?
My Teaser Devil Prince
5564      1337     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Hei, Mr. Cold!
265      219     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Romance is the Hook
2911      1150     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
The Reason
9158      1681     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
From Ace Heart Soul
542      318     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.