Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

Rara meraih handphone nya untuk menelepon seseorang. Walaupun sebenarnya Ia memiliki rasa gengsi yang tinggi, Ya namanya juga cewek.

"Telepon gak ya?" Gumam Rara yang masih menimang-nimang.

Sampai pada akhirnya, Ia pun memberanikan diri untuk memencet tombol telepon.

Di sisi lain..

Drrtt....

Drrttt...

Drrttt..

Ponsel Rekal terus saja berbunyi. Sedangkan pemiliknya sedang mandi dan tidak mendengar ada suara telepon.

Rara pun mematikan panggilannya. Sudah lama berdering tapi tak di angkat. Rara pun tersadar.

"Akh.. ngapain gue telepon dia? Emangnya telepon dari gue penting?"

Rara pun melemoar handphone nya ke kasur empuknya.

Dia memang tidak mengharapkan untuk di angkat, tetapi kenapa sepertinya Rara malah kesal?

~~~

Rambut basah yang berucucuran air itu masih di lap oleh handuk Rekal. Rekal baru saja selesai mandi. Dia pun menuju ke kasurnya dan mengambil ponselnya.

Betapa terkejutnya Ia saat melihat ada panggilan tak terjawab dari sang Bidadarinya.

"Hah? tumben my Angel nelepon" gumamnya.

Karena penasaran, Rekal pub menelepon kembali Rara.

Di sisi lain..

Drrtt..

Drrtt...

Drrtt..

Rara berdecak sebal saat Ia sedang membaca buku tetapi ada saja penggangu. Seperti saat ini, malah ada telepon yang masuk.

"Siapa yang telepon malam-malam begini?"

Dengan langkah yang malas, Ia mengambil ponselnya yang berada di atas kasurnya.

Saat Ia melihat nama yang tertera di situ adalah Rekal, Ia pun langsung memutar bola matanya malas.

"Ngapain nih orang telepon balik?"

Gengsi menguasai dirinya. "Angkat gak ya?"

Setelah lama berpikir, akhirnya Rara mengangkat telepon dari Rekal.

"Halo?"

"Halo bidadarii"

"Kenapa?"

"Loh, harusnya Ekal yang tanya kenapa. Kan yang duluan telepon tuh Bidadari kan?"

"O-oh i-itu.. lupain aja"

"Ngomong aja Bidadariii"

Mulut Rara terasa kelu untuk mengucapkan terima kasih kepada seorang lelaki yang tengah memperjuangkannya saat ini.

"T-terima kasih"

"Untuk?"

"Kado yang lo kasih"

"Owh... Gimana? suka gak?"

"I-iya suka"

Tanpa Rara sadari, Rekal tengah berjingkrak-jingrak sekarang karena kesenangan.

"Sama-sama bidadariku"

Hening.

"Halo?"

"Eh iya kenapa bidadari?"

"Kalau udah gak ada yang harus di bahas, mending tutup aja teleponnya."

Terdengar suara helaan napas dari seberang sana.

"Sebenernya Ekal masih pengen telponan sama Ara. Cuman kalau Ara gak mau juga gak apa-apa"

"Gue sibuk"

"Oke.. Ara boleh matiin teleponnya."

"Ok-

"Ehh ntar dulu-ntar dlu."

"Kenapa lagi?"

"Cuman mau bilang. Selamat malam ya bidadariku yang sangat cantik. Semoga mimpi indah. Jangan lupa nanti bangunnya subuh buat solat. Dan ingat! Kamu akan tetap jadi wanita yang aku cinta selama-lamanya setelah mama. Atapu my angel."

"H-hah? Atapu itu apa?"

"Ara belum tau ya? Atapu tuh artinya I love you"

"Owh"

"Ya udah, silakan kalau mau di matiin teleponnya"

"Ya"

Tut

Rara memutuskan teleponnya. Sedangkan Rekal menghela napas kecewa. Sebenarnya, Ia ingin sekali sleep call dengan bidadarinya itu.

Namun, Rara masih belum bisa menerima dirinya untuk masuk ke dalam hatinya.

"Kapan?"

"Kapan Rara bisa terima gue dan mengizinkan gue untuk masuk ke dalam hatinya?"

"Dan mau sampai kapan gue terus-terusan kejar Dia? Manusia kayak gue juga gampang nyerah" lirihnya.

Kenapa susah sekali sih mendapatkan hati Rara?

Sedangkan di sisi lain, ada Rara yang masih bingung dengan perasaannya sendiri.

"Gue ini kenapa,sih?" gumam Rara.

Bagaimana tidak? Ia selalu kepikiran dengan Rekal.

"Gak, gak mungkin gue suka sama Rekal. Dan gak akan suka sama Dia" Ucapnya bermonolog.

Tapi.. hati dan otak sangat tidak sinkron. Otak mengatakan kalau Rara harus melupakan Rekal karena itu hanya buang buang waktu saja.

Sedangkan hati mengatakan kalau Rara harus mencoba untuk membuka hatinya untuk Rekal.

"Saat hati dan otak gak sinkron. Siapa yang akan jadi pemenangnya?"

~~~

"Bunda..."

Pagi hari yang sangat cerah seperti biasanya. Tapi, hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh kebanyakan orang karena hari ini adalah hari minggu.

"Kenapa, Ra?"

"Ohh nggak apa-apa, aku cuman nyari bunda aja. Hehe"

Bunda pun kembali menyiapkan sarapan hari ini.

"Cepet sana kamu mandi!" Titah sang Bunda

Dengan malasnya Rara menjawab, "Males bun.. nanti aja"

"Ih jangan nanti nanti, cepet sana mandi!"

"Kan hari libur, Bun..."

"Cepet mandi! nanti kamu nyesel loh kalau gak mandi"

Rara mengerutkan dahinya, "Nyesel kenapa? Kan biasanya juga aku mandinya siang kalau hari libur, malah bisa aja gak mandi."

"Sekarang mah lain lagi ceritanya. Udah sana mandi!"

Mau tak mau, Rara langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.

~~~

Wangi farfum sangat menyeruak di dalam kamar Rekal.

Rekal sudah siap dengan pakaiannya yang rapih sambil menyisir rambutnya yang kelihatan basah di depan cermin.

"Anjayy ganteng banget gue" Puji dirinya sendiri di depan cermin.

Pakaian hitamnya sangat membuat dirinya menjadi terlihat cool dan sangat tampan.

"Kalau di takdirkan ganteng ya ganteng. Kayak gue contohnya" Ucapnya sambil bergaya merapikan rambut di depan cermin.

Karena menurutnya itu sudah rapih, oleh karena itu Ia langsung bergegas turun kebawah untuk pergi.

Baru saja Ia turun dari lantai, sudah ada saja yang menganggu telinganya.

"Bagus kamu ya! Pagi-pagi udah mau pergi aja." Ucap Mama tirinya. "Mau kemana kamu?"

Rekal seketika langsung berhenti dan menoleh malas ke arah sumber suara.

"Penting buat anda?"

Mama tirinya langsung terkejut dengan jawaban dari Rekal. Bukan hanya Mama tirinya saja, tapi Reva yang sedari tadi ada di sofa pun ikut terkejut.

Reva takut kalau Papah tiba-tiba datang dan bisa saja mendengar pembicaraan mereka.

"Sopan kah kamu begitu?"

"Saya mau kemana pun, emang nya penting buat anda?"

"BICARA YANG SOPAN, REKAL!" Bentak Papah nya dari atas tangga.

Rekal membalikkan badannya dan langsung menghela napasnya kasar.

"Kalau papah udah muncul, bakal lama gue perginya" Batin Rekal

Jangankan Rekal, Reva juga sama terkejutnya. Ia  sudah menduga kalau Papah nya pasti akan datang jika sudah mendengar keributan.

"Kalau di tanya, jawab yang benar!" Ucap Papah nya.

"Rekal cuman mau ke rumah temen"

Rekal langsung membalikkan badannya dan langsung berjalan untuk pergi dari rumahnya.

Ia tidak memperdulikan gertakan dari Papah nya. Yang penting Ia harus sarapan bersama sang bidadarinya saat ini.

~~~

Rambut yang masih basah itu sedang di keringkan dengan handuk Rara.

Rara yang setiap hari hanya mengenakan pakaian yang pendek. Kaos pendek dan celana pendek lah yang selalu di kenakan oleh Rara.

Karena memang Ia sangat betah dengan pakaian yang seperti itu. Toh gak ada lelaki yang melihatnya kan?

"Resiko hidup disini, gerah banget" Ucapnya bermonolog.

Saat dirinya dandan tipis-tipis di cermin, Rara selalu memikirkan Rekal.

"Ish, ngapain inget tuh orang?" Ucapnya saat sudah tersadar.

Tapi setelahnya, Ia langsung mengingat lagi sikap romantis Rekal dan effort nya.

"Buka hati gak ya?"

Rara terus saja menimang-nimang. Ada perasaan bingung, takut, dan ragu dalam dirinya.

"Apakah Dia pria terbaik yang di kirimkan tuhan untuk menyembuhkan hatiku yang sudah lama terluka?"

Rara kembali menghela napasnya pelan.

Tiba-tiba Bundanya memanggilnya untuk sarapan.

"Iya bunda.. sebentar!"

Rara pun keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan.

"Bunda hari ini masak ap-

Ucapan Rara terhenti saat Ia melihat seorang pria yang baru saja membalikkan badannya dari meja makan.

Reka dan Rara sama-sama terkejut. Rara terkejut karena hadirnya Rekal di meja makan, sedangkan Rekal terkejut karena pakaian Rara yang terlihat.. WOW

"Rara cantik, pake banget" Ucapnya sambil melongo menatap Rara.

Rara langsung menunduk malu dan langsung kembali berlari ke kamarnya untuk mengganti bajunya dengan yang lebih sopan.

Sedangkan Bundanya hanya menggeleng.

"Rara memang suka berpakaian kayak gitu kalau di rumah. Jadi tolong di maklumi ya Nak Rekal" Ucap Bunda.

Rekal menggangguk dan tersenyum canggung.

"Rara adalah definisi bidadari yang sebenarnya dengan berwujud manusia" Batinnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Wait! This's Fifty-Fifty, but...
141      125     0     
Romance
Is he coming? Of course, I'm a good girl and a perfect woman. No, all possibilities have the same opportunity.
Ku Jaga Rasa Ini Lewat Do\'a
537      391     3     
Short Story
Mozha, gadis yang dibesarkan dengan pemahaman agama yang baik, membuatnya mempunyai prinsip untuk tidak ingin berpacaran . Namun kehadiran seorang laki -laki dihidupnya, membuat goyah prinsipnya. Lantas apa yang dilakukan mozha ? bisakah iya tetap bertahan pada prinsipnya ?
Mimpi Milik Shira
528      300     6     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
Between Earth and Sky
1989      580     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
785      531     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
dr. romance
949      560     3     
Short Story
melihat dan merasakan ucapan terimakasih yang tulus dari keluarga pasien karena berhasil menyelamatkan pasien.membuatnya bangga akan profesinya menjadi seorang dokter.
Palette
6296      2266     6     
Romance
Naga baru saja ditolak untuk kedua kalinya oleh Mbak Kasir minimarket dekat rumahnya, Dara. Di saat dia masih berusaha menata hati, sebelum mengejar Dara lagi, Naga justru mendapat kejutan. Pagi-pagi, saat baru bangun, dia malah bertemu Dara di rumahnya. Lebih mengejutkan lagi, gadis itu akan tinggal di sana bersamanya, mulai sekarang!
The World Between Us
2418      1041     0     
Romance
Raka Nuraga cowok nakal yang hidupnya terganggu dengan kedatangan Sabrina seseorang wanita yang jauh berbeda dengannya. Ibarat mereka hidup di dua dunia yang berbeda. "Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue" "gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo." "Emang lo bisa ?" "Kan lo bilang gaada yang gabis...
Tentang Hati Yang Patah
517      382     0     
Short Story
Aku takut untuk terbangun, karena yang aku lihat bukan lagi kamu. Aku takut untuk memejam, karena saat terpejam aku tak ingin terbangun. Aku takut kepada kamu, karena segala ketakutanku.bersumber dari kamu. Aku takut akan kesepian, karena saat sepi aku merasa kehilangan. Aku takut akan kegelapan, karena saat gelap aku kehilangan harapan. Aku takut akan kehangatan, karena wajahmu yang a...
Transformers
300      251     0     
Romance
Berubah untuk menjadi yang terbaik di mata orang tercinta, atau menjadi yang selamat dari berbagai masalah?