Setelah adegan berpelukan yang penuh haru itu, Rekal pun langsung pergi dari rumah Rara menuju markasnya.
Ia berfikir kalau di markas mungkin sudah ada Nando.
Tapi ternyata, saat Ia sudah berada di markas, tidak ada kedua temannya yang berada di sana. Hanya ada anak buahnya yang lain yang berada di sana untuk menjaga markas.
"Lah si Bando gak ada?" Gumamnya. Sudah sedari dulu, Rekal memanggil Nando dengan sebutan Bando.
Entah inspirasi nama dari mana sehingga Rekal kadang kadang menyebut Nando sebagai Bando.
Rekal menghela nafasnya, "Harus gue telepon nih"
Rekal langsung mengambil ponselnya di dalam sakunya dan langsung mencari kontak Nando untuk menghubunginya.
"Halo?"
"Heh Bando, sini lo ke markas"
"Ah ngapain si?"
"Ada hal yang mau gue tanyain"
"Ya udah sekarang aja ngomongnya."
"CEPET KESINI! ATAU LO, GUE BACOK!"
"Busett.. gue masih pengen hidup. Iya iya gue kesono sekarang, tap-"
Tut
Rekal langsung memutuskan teleponnya. Ia tidak mau mendengar Nando berbacot lagi. Ia tahu kalau Nando akan beralasan kalau Ia akan lama datang.
Sudah lama Rekal menunggu. Sampai pada akhirnya, Nando menampakkan batang hidungnya.
"Hettt gue lagi makan bareng ama bebeb Jesi, lo malah ganggu" Kesalnya yang baru saja datang.
Rekal mendelik tajam ke arahnya.
"Duduk lo!"
Nando pun menurut dan langsung duduk di hadapan Rekal. Jantung Nando berdebar kencang karena wajah Rekal sangat sangat datar.
"Muka lo serem amat anjir" Ledek Nando berusaha untuk mencairkan suasana.
"Diem lo!" Sentaknya. "Gue mau tanya satu hal sama lo"
Nando hanya menaikkan satu alisnya kepada Rekal.
"Lo tau anggota baru yang lo bawa ke markas kita kemarin malam?" Tanya Rekal dengan serius.
Nando mengangguk, "Iya, kan gue yang bawa"
"Bangs*t"
Bugh
Rekal langsung meninju Nando dengan satu pukulan. Angga yang baru datang pun langsung terkejut dan langsung membantu Nando yang tersungkur di lantai.
"Lo gak apa-apa, Do?" Tanya Angga sembari membantunya berdiri.
Saat berdiri, Angga dan Nando menatap bingung kepada Rekal.
"Kok lo mukul gue sih? Salah gue apa anj*ng?" Marah Nando.
"Lo berdua ada masalah apa sih sebenarnya?" Tanya Angga yang benar-benar bingung sekarang.
Rekal masih berusaha untuk mengontrol emosinya. Ia sadar kalau perbuatannya tadi adalah salah.
"Sorry, gue emosi"
Nando langsung kembali duduk.
"Kalau lo nyuruh gue kesini cuman buat jadiin lo sebagai samsak, maaf gue gak bisa, gue masih mau hidup" Ujar Nando yang meringis pelan.
Rekal kembali menghela nafasnya.
"Gue minta maaf. Gue bener-bener emosi"
"Emosi kenapa?" Ucap Angga datar.
"Gue emosi karena Nando bawa cowok brengsek itu kemari"
Angga dan Nando mengerutkan dahinya. Siapa yang Ia maksud brengsek sebenarnya?
"Maksud lo, Reja?" Tanya Nando yang memastikan.
Rekal mengangguk.
Angga mengerutkan dahinya, "Brengsek gimana? Gue liat dia kayak cowo baik-baik"
"Orang yang di luar kelihatan baik, belum tentu di dalamnya juga baik" Ucapnya datar.
Rekal mengepal tangannya dengan kuat.
"Dia adalah lelaki yang udah buat bidadari gue patah hati" Ucapnya dingin.
Angga dan Nando melongo tak percaya. Jadi? lelaki yang membuat Rara menjadi mati rasa adalah Reja?
"Sekarang, jelasin ke gue. Kenapa lo bisa pungut orang itu dan malah bawa tuh orang kesini?" Tanya Rekal.
Nando menghela nafasnya.
"Jadi gini, kemarin malem pas gue di perjalanan pulang, gue tiba-tiba aja di hadang sama segerombolan cowok. Gue gak tau mereka siapa. Dan gue juga gak tau mereka dari geng yang mana, tapi yang pasti mereka keroyokan anjir. Gue udah gak kuat nge lawan mereka yang mungkin ada 10 orang"
"Lo bayangin aja sendiri, gue sendirian sedangkan mereka ada 10 orang. Saat gue udah mau sekarat, tuh orang nge bantu gue buat nge lawan orang-orang itu. Sampai gue liat kalau Si Reja memang jago berantem, makanya gue bawa ke markas dan gue ajak dia gabung ke geng kita. Dia nya juga mau-mau aja." lanjutnya
Rekal kembali mengontrol emosinya agar tidak kelepasan.
"Gue gak mau tau, pokoknya keluarin Reja sekarang" Perintah Rekal. "Gue gak terima penolakan"
Rekal pun langsung pergi meninggalkan markasnya.
~~~
Di rumahnya tidak ada kata ramai. Jika Rekal mendeskripsikan rumahnya saat ini adalah Hancur, sunyi, dan berantakan. Ahh tak lupa dengan kata ramai, bukan ramai karena canda tawanya, melainkan dengan pertengkarannya.
Rekal ingin sangat merindukan bidadarinya. Ia pun mengambil ponselnya di nakas dan langsung memberikan pesan kepada sang bidadarinya.
Bidadari Rara❤
Yuhuuu
Bidadari lagi ngapain?
=Kepo!
Ihh bidadari kok gt?
=Kenapa sih? Gw cmn lagi bales chat temen
Siapa?
cowok atau cewek?
=dua duanya
HAH??
cowoknya namanya siapa?
Jangan jangan si Rehan lagi?
=Hmm iya, emng Rehan
Ish
Ekal ngambek ah
=Bodo amat
Ihhhhh kok bidadariku begitu😭
=Alay
Kan alay nya sama Ara doang
=trsrh lo
hehehe
Araaaaa
=Apaan sih?
Ayo buka hati buat Ekal!!
=mls
Yahh, jangan ragu jangan bimbang sama aku udah pasti di sayang😭🙏🏻
Read
Pesan itu hanya dibaca oleh Rara. Rekal merasa alay sih, tetapi insting alaynya hanya untuk Rara seorang.
Saat Ia sedang memikirkan kata-kata gombalan untuk Rara di pesan, tiba-tiba saja ada notif di hpnya.
Bukan notif dari WA tetapi dari online shop
Paket anda akan segera sampai
Di saat itu juga, Rekal langsung tersenyum dan menunggu Rara saja yang memberi pesannya duluan.
Disisi lain, Rara merasa tersentuh saat membaca pesan dari Rekal.
"Kalau gue buka hati, apakah hati ini gak akan mati rasa lagi?" Gumamnya.
Tiba-tiba saja Bundanya memanggilnya. Dengan segera, Rara pun menghampiri Bundanya yang berada di ruang tamu.
"Ada apa, Bunda?" Tanya Rara
Bunda membalikkan badannya dengan membawa sebuah paket di tangannya.
"Ini. Katanya paket ini buat kamu"
Rara langsung mengerutkan dahinya, "Paket? Aku aja gak beli apa-apa"
"Mungkin paket dari seseorang buat kamu. Soalnya paketnya udah di bayar"
Walaupun ragu, Rara pun langsung mengambil paket tersebut dari tangan Bundanya.
"Ya udah, aku buka di kamar aja" Ucapnya dan langsung di beri anggukan oleh Bundanya.
Rara pun berjalan ke kamarnya dengan pertanyaan yang berkecamuk di otaknya.
Setelah sampai di dalam kamar, Ia langsung membuka paket tersebut.
Di dalam paket tersebut ternyata ada sebuah kotak, tak mau berlama-lama, Ia pun membukanya.
Dan betapa terkejutnya Ia saat melihat kalau di dalam kotak tersebut adalah sebuah kalung yang sangat cantik berinisial "R"
Disisi lain, Rara juga merasa senang karena di beri kalung seperti ini. Hanya saja Ia tidak tau siapa pengirimnya.
Tanpa sengaja, Ia kembali melihat isi dari kotak kalungnya. Ternyata ada sebuah surat di dalamnya.
From: Pangeran ganteng
To: Bidadari cantik
Halo bidadariku! Tanpa perlu aku kasih tau siapa aku, kamu pasti udah tau siapa aku. Aku cuma mau bilang, Tolong terima pemberian aku yang ini ya! jangan di tolak. Cukup cintaku yang kamu tolak terus, jangan hadiah ini. Kalung ini menandakan kalau kita satu hati, karena Aku juga punya kalung yang berinisial "R" juga. Bedanya, kalau punya aku gak bling bling kayak gitu, hehe.
Aku tau kalau kamu belum bisa buka hati buat aku. Tapi, aku akan berusaha untuk buat kamu kembali pulih dari mati rasanya.
Masih trauma ya? ya udah sini aku bakalan buktiin bahwa laki-laki yg tulus itu masih ada ehehe.
Kayaknya segitu aja deh, aku pegel nulisnya, hehe..
Atapu Bidadari Rara♡
Seketika, Rara meneteskan air matanya karena haru.
"Mungkin sebentar lagi Gue akan jatuh hati ke lo, Rekal. Tapi gue takut, kalau gue malah terlalu jatuh hati ke lo dan membuat luka di lembaran yang baru" Ucapnya di iringi isakan yang kecil.