Rekal dan Rara saling bertatap-tatapan agak lama. Sehingga membuat Rekal sangat senang.
"Udah belum natapnya?" tanya Rekal.
Rara seketika langsung tersadar dan memutuskan kontak lebih dulu. Ia pun sesekali berdeham agak menghilangkan kecanggungan.
Rekal terkekeh, "Katanya kalau saling tatap-tatapan, nanti bisa jatuh cinta" Ujarnya
Rara tidak mengubrisnya, Ia malah langsung meninggalkan Rekal yang cengengesan.
Momen Rekal yang sedang terkekeh di abadikan oleh seorang wanita yang tidak sengaja melihat Rekal dan Rara.
"Kalau memang wanita itu bisa buat lo bahagia, gue mundur" Ucap wanita itu bermonolog.
Sebenarnya Ia merasa sangat sakit saat melihat lelaki yang dicintainya malah dekat dan mencintai orang lain.
"Andai lo tau, Kal. Gue udah suka sama lo dari lama. Tapi sayangnya, lo cuma nganggep gue sebagai teman"
Ya, wanita itu adalah Rere, teman masa kecil Rekal. Rekal memang menganggapnya sebagai teman, tapi sayangnya, Rere menganggap Rekal lebih dari teman.
"Nggak apa-apa. Gue coba untuk mundur dari lo, Kal" Gumamnya.
"Jangan mundur dong! Lo harus terus perjuangin yang lo mau" Ucap seseorang yang tiba-tiba berada di belakang Rere.
Rere menoleh, dan..
"Lo?"
Siapakah orang tersebut?
~~~
Rekal terus saja meledek Rara yang sempat menatapnya tadi.
"Gimana, Ra? Udah jatuh cinta belum?" Tanya Rekal sambil berjalan menyetarai Rara.
Rara hanya menghela nafas terus-menerus, Ia malas membahasnya kembali.
"Diem! berisik!" Ucap Rara yang kelihatan kesal.
"Ihhh udah jatuh cinta belum, Ra?" Tanya Rekal penasaran.
Rara hanya membisu. Ia tidak mengatakan satu patah kata pun.
"Kata orang, 'Dari mata, jatuh ke hati. Kalau udah jatuh ke hati, pasti jatuh cinta bentar lagi'" Ucap Rekal yang mendadak bijak.
Rara langsung menghentikan langkahnya.
"Kenapa, Ra?" tanya Rekal.
"Lo masih mau ngoceh terus? Itu motornya udah di depan, sana ambil!"
Rekal langsung melihat ke arah depan, dan benar saja kalau motornya sudah berada di sana.
"Yahh, baru aja Ekal mau kasih kata-kata bijak, malah udah sampe parkiran"
"Kata-kata bijak lo gak berguna untuk gue"
Rekal terdiam. Mau sampai kapan wanita ini terus-terusan mati rasa?
Karena tak mau ada perdebatan, Rekal pun langsung pergi mengambil motornya. Sedangkan Rara menunggu di depan parkiran.
Terlihat dari kejauhan ada Reja yang akan mengambil motornya di parkiran juga. Sudah pasti Reja akan melewatinya.
"Kenapa harus ada Dia lagi?" Gumam Rara.
Rara berpura-pura memainkan ponselnya agar saat Reja melewatinya, Reja tidak akan menyapanya.
Bukan berharap disapa, tetapi jika saling melihat, Reja tidak akan sungkan menyapa.
Reja sudah melewatinya untuk mengambil motornya, dan benar saja, Reja tidak jadi menyapa Rara karena melihat Rara yang sibuk memainkan ponselnya.
"Rara pasti pura-pura main hp biar gak gue sapa" Batin Reja.
Gamon? Sepertinya itu adalah satu kata yang menggambarkan Reja.
Semenjak putus dari Rara, Reja sama sekali tidak bisa move on darinya. Entah kenapa, hatinya terus memanggil Rara. Memorinya terus saja mengingat semua kenangannya bersama Rara waktu itu.
Saat Reja sudah mengambil motornya, Ia melihat seorang lelaki yang memboncengi Rara.
"Cowo itu lagi. Siapa sih dia?" Gumamnya.
Saat itu, Rekal memakai jaket geng nya yang bernama 'BRIOZ' dan Reja yang melihatnya pun langsung mengangguk-angguk.
"Geng BRIOZ ternyata" Gumamnya kembali.
~~~
Di perjalanan, tidak ada satu patah kata pun di antara mereka. Rekal ingin sekali mengajak Rara berbicara, tapi wanita itu sama sekali tidak mengubrisnya.
Rekal yang lelah berbicara terus, maka Ia hentikan pembicaraannya.
Selang beberapa lama kemudian, Mereka pun sampai di rumah Rara.
Rara turun dari motor Rekal. Dan tak lupa Ia mengucapkan terima kasih.
Sebelum masuk ke dalam, Rara sempat di hentikan terlebih dahulu oleh Rekal.
"Tunggu, Ra"
Rara membalikkan badanny dengan malas, "Kenapa lagi?"
"Ekal mau ngomong sebentar"
Rara hanya menghela nafasnya kasar, Ia benar-benar malas berbicara sekarang. Mungkin karena bertemu dan berinteraksi sebentar dengan mantan.
"Ngomong apa?" Tanya Rara dengan nada yang rendah.
"Masih belum buka hati buat Ekal?" Tanya Rekal.
Rara langsung bersidekap dada, "Menurut lo?"
"Ekal gak tau, Rara tuan rumah di hati Rara. Ekal gak bisa nebak gitu aja" Ucapnya. "Jadi, jawab jujur! Rara masih belum buka hati buat Ekal?"
Rara mengangguk. Setelah itu Rekal langsung menghela nafasnya.
"Perjuangan Rekal selama ini masih kurang ya?"
"Gak ada yang nyuruh lo perjuangin gue." Ucapnya datar. "Gue udah mati rasa, Kal. Mau selama apa pun lo berjuang dapetin hati gue, itu gak akan bisa"
Rekal tersenyum menanggapinya, "Ekal gak akan nyerah. Ekal bakal terus berusaha untuk dapetin hati Rara dan buat Rara percaya lagi akan cinta"
Rara tersenyum remeh, "Gak usah kepedean! Gue udah muak sama lelaki"
"Mungkin banyak wanita yang beranggapan kalau semua lelaki sama aja. Padahal, ada lelaki yang berbeda di antara mereka yang gak mereka temui."
"Coba buka hati lagi yuk, Ra! Ekal janji bakal terus sama Ara, Ekal janji bakal berjuang dapetin Ara, Ekal janji bakal buat Ara merasakan apa itu cinta yang sebenarnya" Lanjut Rekal.
Rara hanya terdiam, Ia merasa kalau tatapan lelaki yang di depannya ini sangat tulus.
"Maaf, gue udah muak sama janji manis yang akhirnya miris"
Rekal tersenyum sabar. Bukan mudah membuat seseorang percaya lagi akan cinta. Jadi, Rekal harus terus bersabar menghadapinya.
"Lama-kelamaan juga Ara bakal jatuh cinta kok sama Ekal. Ekal percaya itu." Ucapnya dengan sangat yakin.
"Ada yang bilang kalau 'cinta datang karena terbiasa', nah Ekal bakal buat Ara terbiasa dengan cinta yang Ekal berikan ke Ara." Lanjutnya.
Rara hanya hanya memutar bola matanya malas, "Udah omong kosongnya?" Tanya Rara.
Rekal mengerutkan dahinya, "Maksudnya?" Tanya Rekal tak mengerti.
"Semua omongan lo itu bullshit. Semua lelaki yang pernah ngedeketin gue juga selalu mengatakan kata-kata manis. Tapi akhirnya? Mereka ngekhianatin gue, sakitin gue, dan buat gue mati rasa."
"Nggak gampang buka hati lagi setelah di sakiti berkali-kali oleh seorang lelaki" Lanjutnya
Terlihat dari sorotan matanya kalau Rara penuh luka akan cinta.
"Setidaknya ada Ekal yang mau coba sembuhin luka di hati Ara" Ucapnya tulus kepada Rara.
Entah kenapa, air mata Rara menetes begitu saja. Hati Rara hangat saat mendengar pengakuan dari Rekal yang sangat tulus.
Tapi, tetap saja Rara tidak bisa mempercayainya hanya karna trauma masa lalunya akan cinta.
Rekal yang melihat Rara menangis pun langsung merasa bersalah. Ia pun langsung turun dari motor dan mendekati Rara.
"Bidadariku kenapa nangis? hm?"
Rara terdiam, entah kenapa dirinya malah makin terisak.
"Ekal minta maaf. Ekal gak bermaksud buat sakitin hati Ara. Ekal cuman mau Ara mengenal apa itu cinta dan merasakannya."
Rara menggeleng, "Susah, Kal"
"Gak ada yang susah kalau Ara belum nyoba."
"Gak bisa! Lelaki yang udah sakitin gue, kembali lagi dan sekelas sama gue" lirihnya.
Rekal langsung terkejut mendengarnya. Apa maksud dari Rara?
"Maksud Ara apa?"
"Lelaki itu kembali lagi ke hidup gue, Kal. Dia kembali!!" Ucap Rara yang sambil terisak.
Dengan hati-hati Rekal bertanya, "Siapa?"
"Mantan gue. Reja Mahendra" Ucapnya pelan.
Rekal terkejut. Nama itu tidak asing di telinganya.
Karena Rara terus-terusan terisak, Maka Rekal langsung memeluk Rara walaupun ada penolakan dari Rara.
"Lepas!"
"Tenangin diri Ara dulu, baru Ekal lepas"
Karena menurut Rara pelukan dari Rekal ini nyaman, jadi Ia pun menurut.
Rekal senang karena Rara tidak kembali protes dengan perlakuannya. Walaupun sebenarnya mereka pelukan di tempat yang kurang tepat.
Di sisi lain, Rekal terus berfikir siapa itu Reja Mahendra?
Setelah Ia mengingat-ngingat...
"Dia kan anggota baru geng BRIOZ yang semalem di kenalin sama Nando" Batin Rekal yang terkejut.